8

862 33 5
                                    

Terlihat mas bahtiar sedang memikirkan sesuatu, sepertinya ia akan mengakatakan sesuatu kepadaku, lebih baik aku memainkan handphone ku saja karena menunggu mas bahtiar berbicara sedikit lama.

"Zura, sepertinya rencana kita untuk pindahan rumah di cancel saja, orangtuaku selain belum tau rencana kita, ternyata mereka telah membeli tiket pesawat dan tempat penginapan untuk bulan madu kita." Jelas mas bahtiar sambil melihat ke arah wajahku yang tidak tertutup niqab, yang sengajaku lepaskan selagi didalam mobil.

"Kok bisa sih mas, kamu gak bilang kalau kita bulan ini gak ngambil cuti." Jelasku, ah aku sangat tidak habis pikir, bagaimana bisa aku dan mas bahtiar pergi bulan madu sedangkan kami enggan berbicara, jika ada yang penting barulah ada percakapan di antara kami.

"Aku belum sempat bilangnya, lagi pula orangtua ku udah membayar tiket pesawat dan penginapannya, mau tidak mau kita harus pergi."

"Emangnya dimana kita bulan madunya, kek jauh kali mas ini ?" Balasku.

"Di Bali." Jawabnya singkat.

"ndeh, jauh kali tu mas. Berapa hari cutinya, kalo lama-lama gak dapat uang lembur akunya." Ucapku, mungkin ini terdengar sangat pelit akan keuangan, percayah uang yang ku kumpulkan ini sebenarnya untuk membeli kebutuhan anakku ana.

"Cuma lima hari, tak usah lah pening kan uang. Mas kepala rumah tangga. Biar mas aja yang tanggung beban rumah. Uangmu simpan untuk keadaan mendesak."

Aku hanya mengangguk dengan tanggapan mas bahtiar, ternyata dia sedikit bertanggung jawab dengan keadaannya sekarang.

"Mas, setelah jemput ana temanin aku beli makanan ringan ya di indoapril. " Pintaku.

"Kamu kerjaannya makan terus, ntar beliin juga buat ana. Kasian suka laper malam-malam."

"Iya mas. "

...

Ana berlari ke arah kami berdua, ia memeluk tubuhku, "Umi, cium. " Pinta ana.

Aku mencium wajah ana di mulai dari pipi kanan, kiri, dahi, hidung, dagu dan bibir. Ana sangat lucu dengan tingkahnya. Aku jadi sangat ingin terus menciumnya.

"Loh, kok cuma umi yang ana minta cium. Abi nggak ?" Kesal mas bahtiar.

"Abi kan udah gede, gak boleh cium-cium, malu di lihat orang. Emang mau di bilang sama orang kek gini, eh itu abi si anna udah gede masih juga minta di ciumin sama anaknya." Balas ana.

"Ihh gemes banget anaknya umi, sini umi gendong ya sayang, yuk kita ke indoapril buat beli makanan."

"asik, umi tau-tau aja aku mau apa, gak kek abi, boring ih kalau sama Abi."

Aku tertawa terkekeh sambil melihat muka mas bahtiar terlihat memerah karena merasa malau dengan ucapan ana yang kelewatan benernya.

Aku membantu ana untuk duduk bersamaku di depan, sambil membuka makanan ringan yang tersimpan di mobil mas bahtiar.

Mas bahtiar melajukan mobil nya menuju ke indoapril yang dekat dengan rumah kami, sesekali aku membenarkan niqabku.

"Umi, gak boring apa duduk sebelahan sama abi. Abi mana orangnya jutek, suka marah-marah sama ana kalau gak mau makan."

"Abi emang boring ana, gak usah dipikirin. Tapi umi nggakkan ?" Tanyaku.

"Umu orangnya enak di ajak bicara, gak kek abi. Akunya berasa bicara ama batu."

"Mana ada, aku gak kek gitu zura." Belas mas bahtiar atas dirinya sendiri.

"Iya-iya, ana jangan bilang abi kek gitu lagi ya."

...

"Umi, yang kenyal ini dong. Lucu ih beruangnya." Pinta ana

"Siap buk ana."

"Umi banyak kali jajanan umi, gendut loh nanti. "

"jangan dong, umi kalau gak ngemil kek gini pening ana."

"Samaan dong umi, kita emang serasi ya umi. Beda tuh sama orang yang lagi lihat-lihat seisi indoapril." Ejek ana kepada abinya.

"Ana, marah nanti abi mu. "

"Habis abi diam aja, gak kek umi."

"Yaudah, yuk kita bayar belanjaan kita pake uangnya abi. "

"Ayo, habiskan umi. "

"ibu dan anak sama saja, suka menghina aku." Ucap mas bahtiar sebelum kami pergi ke kasir.

...

Assalamualaikum semuanya, cie libur. Eits selama libur jangan keluar rumah ya, mending belajar, ngedrakor, baca wattpadku deng. Heheh

Happy reading 😘😘😘


La Tahzan imamku (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang