5

1.2K 38 5
                                    

Cemburu terus ya. Aku suka. Lucu aja.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekati kasurku, sebelumnya aku tak mendengar tanda-tanda seseorang membuka pintu. Tak mungkin bila abi atau umi yang membukanya karna mereka pasti memberikan salam terlebih dahulu.

"Adek...kucel amat kamu."

Aku tersentak kaget, ternyata suara yang ku dengar yang membuatku takut itu ternyata abang. Langsung saja aku mencubit perut buncitnya.

"Abang... Bisa gak kalo masuk kekamar aku itu ngucapin salam, kebiasaan." Katakaku sambil membereskan rembutku yang sedikit berantakan karena tidurku.

"Hm, mandi sana, Bau." Katanya lalu mengacak-acak rambutku yang baru saja aku rapikan.

"Abang...."Pekikku, dia telah berlari keluar kamarku, menyebalkan.

Aku akan bersiap-siap untuk pergi kepasar buat bantu umi beli bahan makanan keluarga. Hari ini aku kebagian shift siang jadi aku bisa bantu umi masak pagi ini. Aku harus cepat-cepat mandi soalnya takut diomelin umi kalau tau aku kesiangan bangun tidur.

🌾

Aku menuju lantai bawah, umi sedang melihat kembali kertas belanjaan yang akan dibeli kepasar nanti.

"Umi, ayo !" kataku.

Umi mengangguk, ia mengikuti langkahku kemobil, hari ini aku dan umi pergi kepasar menggunakan mobil karena sebelum kepasar kami mampir ke mall terlebih dahulu untuk beli baju sehari-hari keluarga. Keluargaku sangat jarang membeli baju sebelum baju yang dipakai belum sobek atau sebagainya, kata umi ini deperlukan biar bisa irit dan tidak mubazir. Hal seperti pelit atau berusaha untuk tidak mubazir itu bagi umi beda tipis.

Aku menghidupkan mesin mobilku dan melajukan mobilku dalam kecepatan sedang, aku masih tetap fokus melihat kearah jalanan yang dipadati dengan orang-orang.

"Adek, gimana dengan bahtiar ?" tanya umi

"Dia baik umi, orangnya sangat pengertian." Ucapku, aku sekarang tak bisa menyembunyikan senyumku dari umi, malu rasanya.

"Oh adek sekarang udah ada perasaan sama nak bahtiar ya ?" Goda umi, ia melakukannya supaya aku sedikit malu.

"Umi, jangan kek gitu. Malu dilihat orang." Ucapku

"Orang ? Disini cuma ada kamu sama umi. Kalo lagi canggung gini bloonmu kambuh oraida." Ejekan umi membuatku malu setengah mati dihadapannya.

Aku terus fokus kearah jalanan, bila diladenin terus umi bisa menjadi-jadi menggodaku. Umi itu orangnya sangat jahil beda dengan penampilannya yang super religius. Kata abi umi dulu orangnya sangat ceria tapi sangat pemalu sedangkan abi sangat dingin kata umi. Kalian pasti bisa menebak mereka seperti karakter di novel saja rasanya.

Tak terasa sekarang kami sudah di depan mall, umi telah keluar terlebih dahulu. Aku menyusul umi yang berjalan sangat cepat, orang tua selalu seperti itu.

"Umi tungguin." Pekikku kepada umi yang jauh masuk kedalam mall terlebih dahulu.

Aku terus berjalan cepat untuk sejajar dengan posisi umi sekarang. Umi termasuk orang yang cepat dalam mengerjakan sesuatu, kalau ada dari anaknya bersifat lamban pasti dibilang bukan anaknya dan itu sering terjadi padaku. Sungguh aku sangat lamban dan ceroboh membuat umi kesal padaku.

Aku sudah berada disamping umi yang melihat daftar belanjanya yang banyak. "Makanya gerak itu harus cepat nak, jangan lamban. Mau jadi istri orang juga." Ucap umi yang masih fokus dengan daftar belanjaannya.

"Iya-iya umi sayang." Kataku pasrah.

🌾

Akhirnya setelah bergelut dengan bahan belanjaan yang banyak kami sampai dirumah dalam keadaan selamat tapi dengan badan kelelahan. Aku membantu umi memasukan bahan makanan didapur rumah.

La Tahzan imamku (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang