PAOD🌏 ÷ ∆011

3.3K 344 114
                                    

"Uhukkk... uhukkk"Rose memegangi dada nya yang begitu nyeri dan mulut nya yang mengeluarkan sedikit darah..

Yang di lakukan pria itu adalah menatap rose dengan penuh dendam tanpa rasa iba sedikit pun di mata nya Tanpa mengetahui kebenaran nya....

Yang di lakukan pria itu adalah menatap rose dengan penuh dendam tanpa rasa iba sedikit pun di mata nya Tanpa mengetahui kebenaran nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~*~

"tolong...berhen-ti ampuni saya"lirih Rose,yang hanya di anggap angin lalu oleh William Brice.

Pria kejam itu tidak perduli,walau di sudut hati nya yang terdalam ada perasaan sakit yang seakan meronta ingin di lepaskan,hati nya merasa ragu untuk menyakiti gadis manusia ini,ada lirihan yang menggerogoti pikiran nya untuk berhenti dan sesal yang terasa mengalun perlahan di hati nya.

Tapi William menghiraukan itu semua,pria itu menepisnya jauh-jauh. Logika nya lebih mendominasi kali ini.

"Tak ada ampun untuk makhluk sepertimu,musuh harus segera di lenyap kan"ucap William dengan nada yang seakan mengharapkan perempuan di depan nya ini lenyap.

William berjalan ke arah pembatas balkon paling ujung sembari sebelah tangan nya dengan kasar menarik rambut Rose,menyeret tubuh nya tanpa belas kasihan. Kemudian bersiap menjatuhkan nya keluar balkon, seperti menyaksikan detik-detik kematian musuh yang jatuh dari ketinggian bukan perihal buruk.

"Kumohon t-tuan....j-angan..."
Susah payah Rose mengeluarkan suaranya untuk mencegah dan meminta ampunan.Namun William Brice menulikan pendengarannya, mengeraskan hati nya dan malah berseringai kejam dengan mata yang tajam menghunus Rose,mencekik leher yang bersandar di pembatas balkon "T-tuan"

"Ada kata terakhir yang ingin kau katakan sebelum mimpi indah mu itu??"tanya William dengan nada yang mengejek.

Semua pikiran seakan berputar di kepala rose,semua kejadian,semua moment,semua senja,dan semua rintihan hujan yang seakan mengadu ke pada diri nya.

"Aku ingin di peluk juga kakak"rintihan rose yang tertahan..

Tangan William Brice sekaan lemas tak bertenaga,semua perbuatannya yang tidak akan di terima oleh pemilik sunrise terindah ini.

Semua terjadi begitu saja William melepaskan pegangannya kepada rose dan rose jatuh secara halus dengan penghantar udara yang begitu lembut mengelus kulit nya..

Semua telah terlambat.....

Semua telah terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect Angel Of The DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang