Pagar Budaya

58 3 0
                                    

Gue orang Sunda dan Mama gue bilang,  kata mamanya mamanya mama gue,  kalau semua orang jawa itu jahat. .

Tanpa melaui sidang isbat.  Keluarga gue mencap haram menikah dengan orang jawa. Padahal hilalnya belum kelihatan.

Sebagai jomblo yang sudah menginjak umur 20 tahun.  Gue sudah mulai mengambil ancang-ancang untuk menikah. Karena hal itu pula gue memiliki banyak sekali Mantan. Gebetan.

Pernah sekali-dua kali gue bertemu dengan seorang gadis manis. Kalau kelamaan bisa-bisa mata gue bisa kena diabetes melitus. Kali ini namanya Yasmin.

Pastinya gue mau ngajak dia kenalan. Masalahnya selain jomblo,  gue juga cupu.  Jadi ga berani kalau kenalan langsung.  Akhirnya gue meminta kontak linenya ke temen gue.

Gue tanyakan ke temen gue yang kebetulan satu jurusan sama dia.
"Hey, Bro! "
Gue panggil bro biar sok akrab aja,  padahal gue lupa namanya.
"Hey, Lin.  Kenapa? "
Sambil nyengir gue mencoba basa-basi dulu.
"Lo apa kabar? "
"Baik,  lo gimana? "
"Baik juga."
Terus gue bingungkan,  ga mungkin basa-basinya cuma gitu aja.  Terus gue tanya lagi.
"Lo udah makan? "
"Belum,  Lo?"
"Belum"
"Mau makan? "
Anjir.  Gue diajak makan. Tapi sayang sama cowok. Tanpa mikir panjang gue jawab biar ga canggung.
"Boleh,  tapi lo yang bayar kan? "
Anjir.  Gue baru aja memproklamirkan diri gue sebagai gigolo yang bisa dibayar pake nasi.

Singkat cerita kami berdua udah makan.  Terus gue tanya deh.
"Lo kenal, Yasmin? "
"Oh,  Yasmin.  Yang pacarnya Aladdin? "
"Bukan somplak,  temen jurusan lu. "
"Oh,  iya,  napa? "
"Gue boleh kontak linenya,  ngga? "
"Kenapa emang? "
Gue gugup kan,  takut kelihatan banget kalau gue lagi ngegebet si Yasmin ini. Yaudah gue jawab.
"Iya,  gue mau nanya perihal PR. "
"Lho,  kan lu jurusannya beda. "
Gue baru sadar,  ini kan cara SMA banget.  Dan gue lakuin ke anak kuliah.
Untuk gue sempet ikut les buat ngeles.
"Kan gue ikut kelas Psikologi Kambing juga. "
"Oh, Supporting Course.  Yang dosennya dari Garut itu kan? "
"Iya, yang mirip kambing."

Akhirnya gue dapet tuh kontak linenya. Abis itu gue baru inget.  Kan dia pasti punya instagram kenapa harus lewat line? Karena udah terlanjur gue chat deh.

"P"
Anjay lah itu salam agama apalagi.  Terus gue urungkan pesan.
"Assalammualaikum wr. wb. "
Gue tunggu sebentar.  Ada lah sejam terus dia bales.
"Waalaikumsalam wr. wb. "
Udah gitu doang. Gue bingung harus mulai gimana lagi. Terus gue kepikiran buat ngepastiin identitas dia.
"Ini Yasmin kan,  yang ikut UKM Unit Konservasi Jomblo? "
"Iya, ada yang bisa dibantu? "
"Ini Herlin,  yang kemarin ada dipenangkaran selama dua minggu. "
"Oh, iya inget.  Yang depresi berat gara-gara ditikung sahabat sendiri itu kan?"
"Iya. "
"Yang nyetel lagu tombo ati tiap malem,  kan? "
"Iya. "
"Sambil goyang koplo? "
"Iya. Eh Yasmin. "
"Kenapa? "
"Sore ini lo ada waktu? "
"Kenapa emang? "
"Ngopi yuk. "
"Boleh asal lu yang bayar ya. "

Karma is real. Singkat cerita gue sama dia sekarang udah ada di salah satu kafe dekat kampus.  Biar ga terlambat gue datang dua jam sebelum waktunya ketemuan. Terus dia dateng tuh.  Pake pakaiam kasual berwarna pik,  dan pita kecil berwarna putih.

"Hai"
Katanya. Gue bales.
"Hai,  sini duduk...
Di kursi lah..
Sepatunya pake aja. "
Terus dia senyum-senyum gitu.
Dia nanya.
"Udah lama nunggu. "
"Engga kok,  baru aja nyampe"
"Aku baru inget sekarang,  Kamu Herlin , kan? "
"Iya,  kok tahu? "
"Ya kan lu chat gue buat ngenalin diri.  Jadi tuh gue dari kosan sampe sini sempet lupa sama nama lu. "
"Hmm.. oke. " Gue hanya mengangguk.
Gue pun mulai berpikir untuk memulai topik pembicaraan yang lain.
"Gimana,  kuliah disini nyaman? "
"Nyaman. Walau kadang kangen sama orang tua. Lo sih enak orang Bogor ya? "
"Kok tahu,  kan gue belum ngasih tahu"
"Riwayat hiduplu kan ada di formulir pendaftaran voluntir di UKM. "
"Oh iya,  ya.  Terus lu dari mana?  Bandung? "
"Surabaya"
"Jawa tengah?"
"Jawa Timur. "
"Oh.. "
Tiba-tiba saja gue merasakan suatu hal yang gaenak.  Mungkin dampak dari doktrin yang dibenamkan ke dalam alam bawah sadar gue.

Percakapan demi percakapan mulai memudar.  Seakan gue udah tahu akhir hubungan ini akan seperti apa. Gue mundur secara perlahan.

Kita mungkin bisa menjadi teman.  Taoi setidaknya sulit untuk bisa lebih.

Bukan tidak ingin berjuang.  Hanya saja ridho Tuhan berasal dari Ridho orang tua juga bukan?

Kalau gue punya anak, gue akan kasih tahu ke dia. Kalau kamu orang sunda dan pasangan kamu orang jawa kek,  minang,  batak.  Nanti anak kamu, Indonesia.

Geometri Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang