Transisi Hati

38 3 0
                                    

Apa sih itu move on?
Gue pernah tanya pada temen gue yang pernah ditinggal nikah dua kali oleh seseorang yang penting di kehidupannya,  dan dia menjawab,
"Gue udah move-on,  tapi terakhir kali gue ketemu dia di jalan bawa anak.. tetep men..  gak bisa ngomong gue"

Mungkin move-on menurut dia adalah tetap menjalani kehidupan walau luka dari perasaaan itu memang tidak bisa dilupakan. 

Mungkin pendapat itu juga benar, karena kenangan memang tidak bisa dibunuh dengan hanya sebilah waktu dan angan tentang sesuatu yang baru.

Move on yang paling sederhana adalah beranjak dari kasur lalu mulai bergerak melakukan sesuatu.  Bisa dimulai dengan mandi,  makan,  gosip bareng tetangga, atau hal-hal lain yang bisa kamu lakukan selain menatap langit-langit kosong di kamar.

Level selanjutnya adalah kembali ke kehidupan membangun karir dan melupa karena terlalu sibuk untuk berpikir hal lain.  Membuat luka itu tertimbun oleh tugas-tugas yang menumpuk, mentransisi stress dari romansa lalu menjadi beban kerja saat ini.

Setelah itu,  ketika kita sudah mampu kembali berdiri dengan kaki sendiri,  kita mulai membuka hati kembali,  namun berbeda dengan hati yang sebelumnya.  Lebih dewasa,  lebih siap menerima kehilangan.

Mungkin itulah kenapa jika kita ingin bekerja di sebuah perusahaan ternama, diperlukan sebuah pengalaman.  Itu semua dilakukan agar kita tidak berputar pada permasalahan yang seharusnya sudah lama sekali kita hadapi dan diselesaikan.

Mulailah, kalimat yang pernah terlontar seperti "Aku engga tahu harus gimana lagi kalau engga sama kamu" berubah redaksi dan lokasi ke orang yang berbeda dengan kalimat yang lebih bijak sana.

"Aku tahu ini berat. Kehilangan itu pasti.  Mari kita siapkan diri kita.  Apapun yang terjadi mari kita hadapi semua masalah bersama. "

Kehilangan adalah bagian yang tak tereelakan di kehidupan kita.  Dengan mengetahui betapa menyiksanya rasa dari kehilangan membuat kita semakin takut untuk memulai karena tahu akan resikonya.  Sebuah resiko yang tidak sebanding dengan bergalon-galon air mata.

Dibalut dengan perkawinan kata dan rasa seperti suka,  sayang, dan cinta.  Yang sebenarnya memiliki makna yang sama namun dibedakan waktu,  dan cara penggunaanya.

Aku sayang mama,  berbeda arti dengan aku sayang mas Bram.

Lho.. Kenapa mas Bram?  Siapa itu mas Bram? Memang ada manusia bernama mas Bram?

Selain itu,  masih ada lagi hak yang semakin kita tahu maknanya semakin sulit untuk membagikannya dengan orang lain apalagi sampai menggantungkannya.

Seperti rasa bahagia.

Pernah ga sih kamu,  dalam sebuah hubungan menggantungkan rasa bahagiamu pada pasangan yang akhirnya meninggalkanmu dan membuatmu kehilangan sumber dari kebahagiaan itu.

Setelah kejadian itu, mulailah kita berpikir bahwa kebahagiaan itu seharusnya tidak digantungkan pada orang lain.  Seseorang yang bertanggung  jawab pada kebahagiaan kita adalah diri kita sendiri.

Dari situlah muncul korban-korban dari kasus Sebastian,  sebatas teman tanpa kepastian. Friend-Zone.  Kakak-Adek-an.
atau hal apapun ketika seseorang memberikan waktunya bersama tapi tidak bisa lebih dari itu.  Karena rasa sakit dari masa lalu itu tetap membekas dan menyayat imajinasi ketika ingin memulai kembali.

Kehilangan itu pasti.  Yang kita perlukan adalah saling memahami dan siap bahwa resiko itu akan selalu ada dan siap menerimanya kapan saja,  bersama.

Pernah ngga sih kalian ditipu oleh seseorang?  Dibohongi?  Dikhianati?  Padahal sebelumnya kalian merasa semuanya aman dan baik-baik saja.

Bersyukurlah, bahwa itu bagaimana semesta mengajari kita untuk sedikit berhati-hati. 

Mengajarkan kita bahwa,  memiliki sedikit rasa takut itu baik.

Jadi kapan kita mau coba lagi?

Geometri Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang