Pastelizzie

Pastelizzie : 4

"Lizz! Jangan nonton gossip dong, yang lain kek" protes Ethan sambil merebut remote dari tangan gue.

"Mending spongebob aja!" Ethan mengganti saluran tv.

"Ih! Ethan! Gue tuh lagi nonton, lagi seru tau, main lo ganti-ganti aja. Balikin gak remote nya?!" Ancam gue sambil mencubit lengan Ethan.

"Duh, duh, aw sakit, lepasin woi" Ethan meringis. "Setan lo. Nih ah nonton sana gossip sepuasnya. Kayak ibu-ibu aja lo"gerutu Ethan sambil memberi remote nya ke gue lalu bangun dari sofa dan pergi.

"Elo tuh, Sethan! Nama lo aja udah cocok jadi setan." Cibir gue.

Ethan menoleh. "Sialan lo, awas aja ya" dia menatap gue tajam dan masuk ke kamar.

"Ckck, kalian ini ribut melulu" mama berdecak.

"Ethan duluan tau, Ma" ucap gue sambil mendengus.

"Hari minggu gini daripada kamu ga ada kerjaan dirumah, mending bantuin mama" ucap mama.

"Apa?" Gue menoleh malas.

"Tolong kamu belanja ke super market, persediaan bulanan kita juga udah mulai abis. Bantuin mama ya, soalnya sekarang mama mau arisan" pinta mama panjang lebar.

"Yah, Ma. Kenapa ga Ethan aja?" Protes gue.

"Dia kan lagi banyak tugas kampus, Lizz. Masa mama cuma minta tolong aja ga mau?" tanya mama.

"Hhh, iya-iya" jawab gue pasrah.

"Nah gitu dong, nih daftar yang harus kamu beli. Mama pergi dulu ya sayang, kayaknya bakal pulang malem juga. Soalnya nungguin Papa meeting. Bye Lizz" ucap mama terus kecup pipi gue.

Minta temenin siapa ya gue? Masa sendirian sih. Batin gue.

Oh iya! Kafka kan janji mau jadi pesuruh gue. Tanpa mikir panjang gue langsung nelpon Kafka.

Setelah nada tersambung, gue pun angkat bicara.

"Ka-"

"Apa?"

"Belum juga gue selesai ngomong, aih." Gue mendengus.

Kafka terkekeh diseberang sana.

"Ada apa? Pasti ada maunya nih" terdengar Kafka membuang napas berat.

"Temenin gue belanja bulanan yuk!"

"Hah? Ogah ah. Ntar kayak ibu-ibu gue. Hari ini gue ada latihan basket."

"Ih Kaf, lo kan udah janji? Sebulan loh. Harus ditepatin dong, atau ga gue bilang Sella kal-"

"Ee-eh, Iya-iya! Et mainnya ngancem ye lo. Awas aja lo. Tapi jangan lama-lama ya,"

"Iya. Cepet kesini jemput gue"

"Iya bawel."

"Ih nyebelin ba-"

Tuut.. Tuut.. Sambungan terputus.

"Ih belum juga gue selesai ngomong." Gerutu gue.

-------

Drrtt drttt

Handphone gue bergetar, ada telpon masuk. Ih lagi serius nonton, batin gue. Gue langsung mengangkat telpon tanpa melihat dari siapa panggilannya.

"Gue udah di depan rumah lo"

"Hah?" Gue menjauhkan handphone gue dari telinga gue dan melihat nama yang tertera.

Oh, Kafka. Batin gue

"Cepetan keluar."

Lalu gue tersadar, hah?!