Gue jalan gontai memasuki kamar, lalu menghempaskan diri diatas kasur. Gue berputar ke kanan dan ke kiri mencari posisi yang nyaman. Saat tepat mendapatkan posisi yang nyaman, tiba-tiba handphone gue malah geter.
Siapa sih, ganggu aja. Batin gue.
Gue susah payah meraih tas gue yang jaraknya lumayan jauh, lalu mencari handphone gue. Dan akhirnya ketemu, gue melihat nama yang tertera.
"AARON?! Oh my god!" Pekik gue.
Gue baru inget kita sempet tukeran nomer waktu gue di bioskop double date itu.
"Halo?" Gue mengeluarkan suara dengan setenang mungkin.
"Hey, Lily"
"Iya Ar?"
"Lo lagi dimana?"
"Dirumah, kenapa?"
"Oh, gapapa. Mau keluar bareng gue ga?"
"Tapi kan sekarang ujan."
"Ya terus?"
"Nanti kita keujanan"
"Duh, kan naik mobil. Gue juga ga mungkin nekat ujan-ujanan sama lo naik motor kali Lizz." Aaron terkekeh diseberang sana.
"Iya sih" gue tersenyum kikuk walaupun dia ga bakal bisa liat.
"So?"
"Yaudah deh, boleh"
"Tapi, Kafka ga akan marah kan sama gue?"
"Hah?! Kafka? Enggalah."
"Ok. Sms gue alamat rumah lo, gue jemput sekarang. Bye Lily"
"Bye Aaron"
"Bye"
"Bye"
"Matiin dong"
"Lo aja ah"
"Lo duluan aja"
"Yaudah bareng ya"
"1"
"2"
"3"
"Kok lo belum matiin sih?!"
"Lo juga!"
Kita berdua terkekeh.
"Iya gue matiin duluan deh, bye Aaron" gue tersenyum.
Gue jadi senyum-senyum sendiri gini. Daripada lama-lama jadi orang gila, gue langsung sms Aaron alamat rumah gue.
Setelah itu gue langsung mandi, karena tadi gue juga abis keujanan. Setelah mandi yang bisa dibilang cepat gue langsung pake baju casual. Nanti kalo pake baju formal gue malah salah kostum lagi, kayak waktu double date sama Kafka. Huftt.
"Ting tong" bel rumah gue berbunyi.
Tadinya gue sempet parno, untung aja gue inget Aaron mau kesini. Gue lari ke bawah lalu membuka pintu rumah gue.
Deg!
Kafka.
Dia ngapain disini...
"Lo ngapain disini?" Tanya gue.
"Gue... cuma mau mastiin kalo lo baik-baik aja." Ada sedikit jeda di awal kalimat Kafka.
Astaga haruskah gue terbang atau gimana?
"Gak, jangan geer dulu, bukan itu maksud gue. Maksudnya, gue mau bilang kalo gue mau kesini karena gue...gue...mau numpang toilet rumah lo boleh?" Ucap Kafka belibet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pastelizzie
Teen FictionNama gue Pastelizzie. Aneh? Banget. Gue ga ngerti lagi kenapa Bokap-Nyokap gue namain gue itu. Mungkin mereka kelewat kreatif. Gue biasa dipanggil Lizzie. Tapi ada satu orang yang selalu manggil gue Pastel. Dan itu ngebuat gue sebel banget. Namanya...