Kafka
"YEAY!!!" gue ikut bahagia ngedenger sorakan dari SMA gue. Iya. SMA gue menang dalam pertandingan. Banyak banget orang ngucapin congrats ke gue.
"Kaf!" panggil seseorang. Suara yang sangat gue kenal. Suara dari orang yang gue benci sekaligus gue sayang.
Gue menoleh.
Sella.
Dugaan gue bener. Itu Sella. Mantan gue.
"Congrats ya Kaf!" Ucap Sella.
"Iya. Makasih ya Sel" jawab gue.
"Oh iya, katanya lo udah punya cewek ya? Mana?" Sella celingak-celinguk.
Deg!
"Iya. Ada kok, tadi dia nonton" jawab gue sekenanya.
"Oh ya? Mana? Kenalin dong. By the way, lo inget kan janji double date kita besok?" tanya Sella.
Mampus. Kenapa gue bisa lupa. Punya pacar aja enggak gue. Kira-kira siapa yang mau pura-pura jadi pacar gue ya.
"Iya, inget. Dia bentar lagi juga kesini" jawab gue setenang mungkin.
Tiba-tiba ada yang nepuk bahu gue.
Gue menoleh.
Apa dia aja ya? Ini terpaksa okay.
"Kaf, congrats-" dia belum selesai ngomong, gue langsung motong omongan dia dan ngerangkul dia.
"Kenalin ini pacar gue, Pastel" ucap gue dengan lantang, ngebuat sekeliling menoleh ke arah gue dan Pastel.
----------------------------------------
Lizzie
Lo mau gak pura-pura jadi pacar gue?
Hah?!
"Lo sakit ya, Kaf? Ogah!" tolak gue mentah-mentah.
"Cuma sehari aja, Pas."
"Kenapa mesti gue? Enggak ah! Pengen banget sama gue."
"Idih kepedean banget sih lo, gue juga terpaksa kali! Tadi kebetulan aja lo ada di deket gue. Mendingan gue jomblo daripada pacaran sama lo."
"Idih! Gue juga mendingan jomblo daripada sama lo!" gue menghentakkan kaki, terus langsung melongos.
Tiba-tiba tangan gue di tarik. "Eh jangan pergi dulu." ucap Kafka.
Gue melipat tangan didepan dada. "Apalagi?" tanya gue.
"Please, cuma sehari kok. Masalahnya Sella udah terlanjur tau kalo pacar gue itu lo, Pastel." Kafka menatap gue dengan tatapan memohon.
"Sella? Cewe yang pake seragam SMA Budi Pekerti itu? Emangnya dia siapa sih? Segitu pentingnya buat lo?" Gue udah mulai kepo akut.
"Iya, dia Sella. Lo gaperlu tau. Tapi please, mau ya? Gue bakal lakuin apa aja deh buat lo."
Ngelakuin apa aja buat gue?
Mata gue langsung berbinar. "Bener? Lo mau ngelakuin apa aja buat gue?" tanya gue memastikan.
Kafka diam. Terlihat berpikir. "I-iya deh, bener" jawab Kafka ragu.
Gue berpikir sejenak. Gapapa lah kalo cuma sehari toh itu juga bakalan setimpal sama permintaan gue.
"Oke. Gue mau lo jadi pesuruh gue selama 2 bulan." ucap gue yakin.
Itu ide yang bagus. Cowok populer yang gengsinya tinggi kaya Kafka, sekali-sekali harus dikasih pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pastelizzie
Novela JuvenilNama gue Pastelizzie. Aneh? Banget. Gue ga ngerti lagi kenapa Bokap-Nyokap gue namain gue itu. Mungkin mereka kelewat kreatif. Gue biasa dipanggil Lizzie. Tapi ada satu orang yang selalu manggil gue Pastel. Dan itu ngebuat gue sebel banget. Namanya...