«10»

37 4 0
                                    

[Part baru]

:::::+:+:::::

Seorang pria belia sedang duduk di sofa kamarnya. Tangannya tak henti memijat pelipisnya yang terasa pusing saat ini.

Sedari tadi ia hanya mampu memasang ekspresi kesal.

"Harusnya putri tuh anggun, bukan bar-bar kek lu! Gimana sih?! Yang bener dong!" protes Fandi.

"Lah, suka-suka gue dong! Yang meranin kan gue!" jawab Adara meninggikan suaranya.

"Ya mana bisa gitu Dar! Kita harus ikut scenario!" ucap Dimas membenarkan protes Fandi.

"Hell! Apaan lu Dar, Dar! Gue bukan telur dadar ye!" sewot Adara akibat pemanggilan namanya yang salah baginya.

Sementara Adele, dia hanya diam dan memasang ekspresi 'aku buta dan tuli' melihat tingkah teman-temannya.

"Ini gue harus gimana dah?" tanya Elisa.

"Lah lu jadi apa?" tanya Fandi.

"Gue jadi dayangnya putri." jawab Elisa polos.

"Lu layanin gue lah ogeb! Gitu aja lu kagak tau!" Sambung Adara sambil melempar bantal tepat di kepala Elisa.

"Ya mana gue tau! Belum ada yang bilang dari tadi!" cerocos Elisa balik.

Fandi menutup telinganya, "gausah ngegas juga ogeb! Budek telinga gue lama-lama!" ucapnya sambil menoyor kepala Elisa.

Elisa hanya mempout-kan mulutnya kesal.

"Yaudah script-nya mana? Siniin cepet." Tagih Adara pada Fandi.

Fandi mendengus, "sabar sih, jadi cewek lembut dikit!"

"Hellowwww! Lu ga cocok dilembutin, dasar tapir!" Balas Adara.

"Lah lu apa? Tai kambing!" Fandi tak kalah sengit.

"Badak bertelor!"

"Eek kuda!"

"Buaya bun--

"DIEM!" Teriak Erlan sudah tak tahan dengan perdebatan teman-temannya, lebih tepatnya bukan temannya. Ia tak mau mempunyai teman yang tidak berguna seperti ini. Berisik tapi tak ada apanya.

Mungkin, karena mendengar keributan. Mama Erlan menghampiri kamar Erlan, yang berisi para monyet ragunan, bagi Erlan.

"Hey, anak-anak! Ada apa ini? Kok Erlan teriak-teriak?" Tanya Eny, Mama Erlan.

"Ga tau tante, anak tante stres." Dengan entengnya Adara menjawab begitu. Memang tamu yang tidak tau sopan santun.

Erlan hanya mendelik kemudian Adele berujar membela Erlan, "Ra! Ga sopan kamu! Masa kamu hina yang punya rumah. Lagian yang ribut kan kamu."

"Lah kenapa lo bela dia sih Dele? Gue kan temen lo!" Tanya Adara bingung sekaligus kesal. Sementara Adel hanya terdiam.

"Yaudah, tante mau kondangan, kalian kalau mau minum, ambil sendiri ya, dapurnya samping kiri ruang tamu dibawah!" Terang Eny, kemudian melenggang pergi.

Adara melompat menaikkan tangannya, "Gue yang ambil minum!" urusan makanan memang antusias sekali gadis satu ini. Dasar Adara!

"Yaudah sono!" Suruh Elisa. Adara keluar kamar Erlan menuju dapur rumah tersebut.

Sampai di dapur, ia bergegas membuatkan jus jeruk kepada teman-temannya.

Saat hendak ke kamar Erlan ia sangat kesusahan membawa minuman itu beserta camilan yang di tumpuk menjadi satu nampan.

-_Brother_-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang