Seperti biasa seseorang dengan keahlian berbicara burung, kini sedang menatapi burung yang selalu ia anggap sama saat hinggap di dedahanan. Matanya tertuju pada dua orang yang sedang berusaha menaiki tembok sekolah. Ia sadar, kalau dua orang itu adalah siswa yang ia pimpin dikelas 3.5.
"DOBBY!!! JEA!!! HATI-HATI!!!" teriaknya.
Mendengar namanya dipanggil, Dobby dan Jea terkejut saat sudah mencapai puncak tembok. Ia menatap ke arah jendela kelas didapati Mashiho yang sedang tersenyum melambai-lambaikan tangannya.
"MASHIHO!!! GUE TANDAIN LO BAKAL BABAK BELUR DIKELAS!!!" teriak Doyoung dari bawah.
"Yaak! Lo kenapa teriak?" Jea memukul kepala Dobby.
"K-kelepasan.." ia menutup mulutnya.
"HEY KALIAN BERDUA!!!" teriak seseorang yang muncul secara tiba-tiba.
"P-pak.. Pak saya bisa jelasin semuanya salah paham pak!" alibi Jea."Apa salah paham apa hah? Udah jelas-jelas kalian lagi ada diatas tembok mau ngeles lagi?" tanya salahsatu guru yang sedang berpatroli.
"Bapaknya minggir dulu, mau loncat. Nanti kena, nyalahin saya lagi." pinta Doyoung.
Doyoung turun terlebih dahulu lalu dengan cepat Guru yang sedang berpatroli itu menangkapnya. Ia menatap Jea yang masih ada dipuncak tembok.
Bruk..
Jea langsung berlari menjauhi Doyoung dan Guru itu. Setengah mati ia berlari, menabrak siswa-siswa yang menghalangi jalannya untuk berlari.
"Nuna!!!"
"HARUTO MIANHAE!!!" teriak Jea yang membalikan badannya lalu kembali berlari menjauhi Guru yang sudah menangkap Dobby.
Jea berhasil memasuki kelasnya dan menatap tajam Mashiho, ia berjalan dengan kecepatan setengah berlari lalu mencekik Mashiho dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memukul-mukul kepala Mashiho.
Mashiho berusaha melepaskan diri dari jeratan Jea yang masih menyiksanya. Tapi tetap saja, ia akan lemas jika leher yang diserangnya.
"Je.. U.. Udah Je.. LEPAAAAAS!!!" Mashiho menggeram.
"Bego!!! coba aja lo gak teriak dari atas"
"Woy!!! To-tolong.. Tolong lepasin gue" beberapa siswa menghampiri Jea untuk melepaskan tangannya dari leher Mashiho.
"Je udah Je" pinta salahsatu siswa.
"LEPAS!!! LEHER GUA.. LEHER GUA MAU LEPAS!!! AAAAA MAMA.." Mashiho berusaha teriak.
Jaehyuk berlari saat memasuki kelas, ia membantu siswa-siswa agar bisa melepaskan Mashiho dari Jea.
"JEA!!!" teriak seseorang dari ambang pintu. Semua melihat ke sumber suara, termasuk Jea dan Mashiho yang langsung diam.
"Sialan lo ninggalin gue!!!" teriak Doyoung yang masih ada dalam genggaman Guru Piket tadi.
"Jea kamu kesini!!! Kamu belum dihukum tapi udah lari, mana larinya ke kelas lagi!!! Pinter sekali kamu!!! Kamu juga Mashiho, Jaehyuk! Ikut saya!" perintah Guru piket.
Mashiho, Jaehyuk, dan Jea mulai berjalan pasrah dikoridor menuju lapangan. Sementara Doyoung berjalan dalam genggaman Guru piket.
Mereka akhirnya dihukum berlari mengelilingi lapangan karena sudah memanjat tembok belakang sekolah tanpa izin untuk memasuki area sekolah.
Hanya Jea yang hukumannya menjadi ganda. Pertama ia bersama Doyoung memanjat pagar, kedua ia baku hantam dan membuat kegaduhan dengan Mashiho.
Mereka menunggu Jea dibawah pohon rindang, Jea sedang berlari tiga putaran lagi karena aturan sekolah yang ia langgar. Bukan Jea namanya jika tidak akur lagi setelah berkelahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My H [TREASURE Choi Hyunsuk]
FanfictionTwinflame yang secara kebetulan mengubah sikap Choi Hyunsuk yang misterius menjadi terbuka.