1. Debby

41 4 4
                                    

Hallo sayang ....
*jan bapel ya👉👈

Jangan lupa tekan bintang yg di bawah sudut kiri💛

Aku sayang kalian ...

Alafyuuu ...

***

Debby, gadis berumur 17 tahun, memiliki kesibukan bermain gitar sambil membaca novel. Lahir pada 3 Januari, pemilik sifat lemah lembut pada orang tertentu, jika tidak sesuai dengannya maka berbanding terbalik.

Debby pindahan dari sekolah Putera Bangsa, dan sekarang dia sekolah di Brawijaya.

Hari ini, hari pertama Debby Carla masuk ke sekolah barunya. Dengan pagi yang sangat cerah, Debby berjalan santai memasuki ruang Kepsek.

Tok!tok!

Debby mengetuk pintu Kepsek, dan mendapatkan jeritan kecil dari dalam sebagai jawaban.

"Masuk," perintah seorang lelaki paruh baya dari dalam.

"Permisi pak, saya Debby ... murid pindahan dari Putera Bangsa, Pak" tutur Debby jutek.

"Silahkan kamu memasuki kelas 2 IPS 3, guru kamu sudah menunggu di dalam," pinta Yogi - Kepsek sekolah barunya.

"Baik pak, permisi" jawab Debby malas.

"Gila ya tu kepsek, gue kan baru masuk sini, mana gue tau letak kelas gue dimana," umpat Debby kesal.

Dengan bingung Debby melirik kanan dan kiri, mencari dimana ruang kelasnya.

"Ngapain lo celingak-celinguk?" tanya pria yang mengagetkannya dari belakang.

"Mau bolos lo ya," tebak asal pria aneh itu.

"Apaansih lo, gila ya. Gue tu murid baru, fix lo sakit!" umpat Debby sambil menunjuk ke arah pria tadi.

"Wow... wow... galak bener lo jadi cewe, ga laku mampus lo," ejek pria gagah di depan Debby.

"Kenalin, gue Agra Mahesa, ketos Brawijaya," ucap Agra mengangkat tangannya.

"Ga nanya gue, maaf ya," jawab Debby bodoamat dan pergi meninggalkan Agra.

"Emang lo mau kemana, sok bener!" pekik Agra memancing amarah Debby.

"Bukan urusan lo!" balas Debby tanpa melihat ke belakang.

"Yaudah, paling jam istirahat lo baru masuk, sekolah ini luas buat lo kelilingin," sergah Agra yang mulai berjalan beriringan di samping Debby.

"Mending gue anterin," tawar Agra pada Debby.

"Awas ya lo kalo macem-macem, gue bogem lo!" gumam Debby sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Iya," jawab singkat namun sangat jelas.

Agra memimpin jalan di depan Debby. Setelah berjalan lumayan melelahkan, Debby baru teringat, apakah Agra tau ia ingin kemana.

"Ya ampun, gue kok bego banget ya," lirih Debby menyadarinya.

"Kenapa lo?" tanya Agra bingung.

"Emang lo tau gue mau kemana? Gue kan belom ngasih tau lo," jawab Debby sambil menepuk pelan dahinya.

"Iya ya, gue kok bego yak," sadar Agra dan membuat dirinya tertawa.

"Emang lu mau kemana?" tanya Agra singakat.

"2 IPS 3" jawab Debby malas.

"Lah, itu mah kelas gue," jawab Agra enteng.

"Yaudah hayuk, Bu ambar udah masuk dari tadi," ajak Agra yang masih memimpim di depan.

Cowo bego, desis Debby dalam hatinya.

Tok.. tok.. tok..!

Suara ketukan pintu membuat Bu Ambar terdiam sejenak dan melihat Debby dengan raut wajah bingung.

"Pagi bu," ucap Debby sambil menyalam punggung tangan gurunya.

"Iya, pagi. Kamu teh saha?" tanya Bu Ambar.

"Saya Debby bu, Debby Carla, murid baru pindahan dari Putera Bangsa," jelas Debby pada bu Ambar.

"Oh, kamu teh murid barunya. Geulis pisan...." balas bu Ambar.

"Sok atuh, perkenalkan diri kamu," perintah bu Ambar.

"Pagi semua, perkenalkan nama saya Debby Carla, biasa dipanggil Debby. Saya pindahan dari Putera Bangsa, senang bisa berkenalan dengan kalian," tutur Debby diiringin senyum manis.

"Baiklah, ada yang mau bertanya?" tanya bu Ambar pada siswa lainnya.

"Saya bu," ucap seorang pria sambil mengangkat tangannya.

"Silahkan," perintah bu Ambar.

"Udah punya pacar belum?" tanya pria yang mengacungkan tangan tadi.

Kini, kelas sudah di penuhi suara sorakan.

"Ih, kamu yah kalau cewe geulis aja langsung nyosor," gurau bu Ambar.

"Eh, kamu teh ngapain disitu Agra, mau perkenalan juga?" tanya bu Ambar.

"Eh, iya ya bu, Agra ngapain disini yah," jawab Agra bingung.

Kini, Agra lah yang menjadi bulan-bulanan siswa yang menertawakannya di dalam kelas.

"Lier kamu teh Agra?" tanya bu Ambar.

"Maaf bu, Agra kurang minum air mineral, soalnya murid barunya geulis pisan...." jawab Agra mengikuti logat bu Ambar.

"Kamu lagi satu, sama aja kayak Dino," tegas bu Ambar.

"Duduk sana," perintah bu Ambar.

"Oh iya, kamu teh duduk di samping Kinan ya," pinta bu Ambar.

"Kinan, angkat tangan kamu," pekik bu Ambar.

Seorang gadis berkulit putih bersih mengangkat tangannya, menunjukkan dimana Debby akan duduk.

***

Happy reading gays...

DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang