2. Perkenalan

6 1 0
                                    

HAPPY READING GAYSS....

Kalo mau lebih cepat lanjut,
Jangan lupa vote😅
Alafyuuu

***

Kinan, gadis yang sangat terkenal di Brawijaya. Banyak lelaki yang mengejarnya. Kulit putih bersih, cantik, manis, dan pintar, ini sangatlah membuai para lelaki.

Debby berjalan dengan santai dan sedikit kikuk. Gadis yang tak berbeda jauh dengan Kinan ini sangatlah selaras padanya.
Yang membedakan hanyalah, Potongan rambut mereka.

"Hai ... gue Kinan," sergah Kinan sambil mempersilahkan Debby duduk.

"Hai ... gue Debby," balas Debby lembut.

Debby berpanding terbalik di depan Kinan ini, gadis yang bodoamat ini sangatlah manis pada Kinan, seorang.

"Lo, mau kan jadi temen gue?" tanya Debby tersenyum manis.

"Oh, iya tentu gue mau," jawab Kinan tak kalah manis.

Kini, mereka diam tak berkutik sedikitpun. Pelajaran bahasa yang sedang berlangsung di depan kelas sangatlah membosankan bagi siswa yang lain. Tapi, tidak dengan Debby.

Debby gadis penggemar seluruh bahasa, walaupun terkadang ia akan mengalami bosan yang sangat teramat.

Tittt...!

Suara bel berbunyi, memekakkan telinga dari segi ruangan dan sudut sekolah manapun. Diiringin dengan teriak girang siswa, Debby melirik Kinan, yang berada di sampingnya.

"Ke kantin skuy," ajak Kinan sambil tersenyum manis bak gulali.

"Skuylah," balas Debby tak kalah manis.

Kini, mereka telah berjalan beriringan di koridor sekolah. Tidak butuh waktu lama, mereka telah tiba di depan kantin.

Siswa Brawijaya yang sangat ramai, memenuhi stand penjualan membuat Debby jengah.

"Kinan ... balik aja yuk, rame banget," rengek Debby sambil memegang tangan kiri Kinan.

"Gausah kali, santai aja kalo sama gue mah," jawab Kinan enteng.

"Gays ... bisa pinggir ga?" pekik Kinan di antara kerumunan.

Kerumunan siswa yang sebelumnya sangatlah ramai, kini telah terbuka memberikan jalan pada sang gadis manis ini.

"Bagus ... gitu dong," pekik Kinan.

Debby sangat bingung tentang apa yang ia lihat di depan matanya ini. Lautan manusia memberikan jalan pada Kinan dengan mudahnya.

Diam, hanya itu yang sedang Debby lakoni, mengikuti langkah Kinan yang berjalan di tengah-tengah lautan siswa.

Semua siswa melirik Debby merasa kebingungan.

"Mata lo, apa lo liat-liatin gue kayak gitu! Suka ya?!" pekik Debby.

Ya, seperti itulah Debby. Sifat yang terlalu bar-bar dan keras. Tapi banding terbalik bila bersama temannya.

"Eh, ga kok ... lo anak baru ya?" tanya siswa lelaki yang melihatnya tadi.

"Menurut lo?" papar Debby.

"Awas lo liatin gue kayak tadi, abis lo!" pekik Debby sambil menunjuk ke arah siswa tadi.

"Galak bener mbak," papar salah seorang pria yang berjalan mendekat.

"Mbak-mbak, emang gue nikah sama om lo," sergah Debby tanpa melihat siswa itu.

Kinan hanya diam melihat sifat asli Debby yang bar-bar, sambil tersenyum sesekali.

"Apa? Ulangi," pinta pria yang kini sudah berada di samping Debby.

Pria yang gagah dan tegap. Wajah yang dingin dan sendu, menampilkan betapa tampannya pria di depannya.

"Oh, lo yang bilang mbak-mbak tadi?!" pekik Debby sambil menunjuk ke arah pria itu.

"Wahh ... songong lo," balas teman dari pria tadi.

"Diem lo, gausah nimbrung!" bentak Debby.

"Udah deh By, gausah urusin hama kayak mereka," sergah Kinan sambil menarik Debby.

"Awas lo ya, gue tandai lo," ucap teman pria tampam tadi.

"Nah, lo tandai gue ... nama gue Debby anak 2 IPS 3, lo jumpai gue!" teriak Debby sambil berjalan karna tarikan Kinan.

Panji - pria Most Wanted Putera Bangsa, dan Rangga temannya, yang telah termakan emosi dengan Debby.

"Sok banget anak tadi bos," papar Rangga pada Panji yang hanya tersenyum.

"Diem lo," balas Panji singkat.

Panji berjalan meninggalkan Rangga yang masih mematung di tempatnya. Dia merasa bego sesaat, dan menyadari aneh pada Panji.

"Woi ... tunggui gue nape, jalan mulu ae lu," teriak Rangga yang sudah tertinggal jauh.

Rangga berlari melalui banyaknya siswa cewek yang melihatnya. Peluh yang kini sudah bercucuran keluar, menjadikan alasan para siswa melirik Rangga.

"Gila lo ya, sanggup bener lo ninggalin gue," ujar Rangga sambil mengatur nafas yang memburu.

"Hmm ...." deheman Panji sebagai jawaban yang sudah biasa di dengar Rangga.

"Ngerasa paling ogeb gue kalo jalan berdua sama lo," curhat Rangga.

"Sapa suruh," jawab Panji lagi lagi singkat dan cukup menusuk.

Hayyy....
Jangan lupa vote ya...
Semoga ceritanya menghibur.
Jangan jadi siders mulu, tinggalin jejak yah, jangan kayak dia.

Follow dulu....

See youu...
Alafyu...💛

DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang