Step 1

10.8K 702 77
                                    

Bermula dari beberapa gelas soju di antara pergantian malam. Tentu, tak lupa gelak tawa dan ocehan diantara kami yang terus terdengar bersautan. Kemudian, entah bagaimana, sebuah botol kosong terseret dan diletakkan ditengah alas duduk diantara kami. Berputar atas pergerakan tangan Soonyoung sebagai pelopor permainan.

Tak ada suara protes, hanya ada decitan yang pada akhirnya berubah menjadi keprasahan -dan aku salah satu diantaranya.

Sedari tadi eksitensiku sebenarnya tak menonjol sama sekali. Terlalu banyak orang yang berkumpul, ditambah posisiku yang berada disudut seperti berniat lenyap dari sana menambah tipis keberadaanku. Namun, tetap saja, Soonyoung sadar akan kelakuanku, lalu menyuruhku untuk ikut serta dalam permainan.

"Hei, Jeon Wonwoo, kau harus ikut juga, jangan coba-coba bersembunyi diantara badan orang lain." Semua tertawa mendengarnya, beberapa menggodaku sebelum suara mereka berhenti akibat instruksi Soonyoung selanjutnya.

Bergulir, melingkar. Botol kehijauan itu berputar di tengah kami, kencang hingga berangsung-angsur melambat dan pada akhirnya berhenti pada satu sudut diantara kami. Ujung tutup itu mengarah kepada pemuda diseberangku. Seketika suara bising kembali menyeruak, dan tentu saja Soonyoung membuat mereka diam untuk kedua kalinya.

"Cium orang yang kau sukai." Instruksi ketiga dari Soonyoung.

Mataku yang sedari tadi hanya melirik, berusaha kulebarkan lebih. Memusatkan pandanganku kepada satu objek yang mulai beranjak dari duduknya. Sosok itu, tingginya yang melebihi badanku benar-benar mencolok. Bahkan kakinya mampu melangkah begitu lebar menuju kearahku, cepat dan terlihat pasti.

Aku yakin semua orang tegang di tempat duduknya masing-masing, terutama orang-orang yang menaruh hati pada sang kasanova di perkumpulan ini. Sejak dia itu masuk tahun lalu, sosoknya masih saja menjadi primadona orang banyak.

Dan akupun merasa begitu.

Terpesona padanya...

Keadaan semakin tegang manakala tangan sosok itu meraih tubuh tambatan hatinya, seketika menipiskan jarak, dan mulai menempelkan dua benda kenyal itu pada kecepatan kilat -dalam sepersekian detik.

Rasanya....

Meletup. Terlalu manis, kupu-kupu seperti meluap keluar dari dasar perut, pipi rasanya memanas seketika, dan jantung bahkan berdebar hebat setelah dua pasang mata bertemu untuk menyampaikan rasa yang telah tertahan didasar sana.

"Jadilah kekasihku."

.

Tengah malam, aku tak yakin sudah pukul berapa saat itu. Perutku tiba-tiba lapar setelah acara selesai. Kulirik sebentar sekelilingku, beberapa orang tampak rubuh dan memutuskan tidur di ruang tengah dan selebihnya -yang masih cukup sadar meninggalkan tempat entah menuju kemana.

Kuputuskan untuk membuat ramen di dapur. Dengan kemampuan masakku yang dibawah rata-rata, aku mulai menyalakan kompor. Memasak tanpa kebisingan, sendirian.

"Hyung!"

Nafasku tercekak seketika, merasa terkejut dengan suara yang baru saja kudengar.

"Sedang apa?"

Orang itu mendekatiku setelah mengambil segelas air di dalam lemari pendingin yang letaknya tepat di belakang punggungku. Kulirik sosoknya sebentar sebelum kembali mengaduk ramenku yang masih saja belum matang.

"Ah, membuat ramen?!" Lagi-lagi dirinya menjawab pertanyaannya sendiri. Memang terlihat sangat wajar, menilik aku yang sedikit irit bicara.

"Tidak tidur?" Pada akhirnya aku bertanya.

From Truth or Dare | MEANIE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang