Jeon Jungkook selalu bersikap menyebalkan. Baru saja bertemu beberapa kali. Jeon Somi sudah kesal. Bagaimana dengan 4 bulan ke depan dan selalu di setiap harinya ia bertemu dengan laki-laki itu?
Jeon Somi tidak bisa membayangkan.Hari ini, ia berada di depan gerbang. Ayahnya akan pergi untuk jangka waktu yang lama. Sejujurnya bagi Somi itu bukan hal yang baru, namun dirasa saat ini begitu berbeda. Dimana ia akan tinggal di rumah Stranger.
"Kau baik-baik disini ya? Jangan merepotkan Bibi Hye Ri." Ujar Ayahnya saat mereka berpelukan.
"Nanti segala kebutuhanmu, akan Appa transfer."
"Ya baiklah." Ujar Somi pasrah.
Taxi yang akan mengangkut Ayahnya itu sudah bersiap, dan Jeon Seo Woon segera melepas pelukannya dari putrinya.
"Sampai jumpa, Somi. I love you."
"Sampai jumpa Appa! Semoga kau selamat dan selalu sehat. Aku menunggumu."
Somi memandang taxi yang sudah menjauh. Perasaannya saat ini terasa berat di kala Ayahnya sudah pergi. Itu artinya ia benar-benar sendiri dirumah besar ini.
***
Pagi hari esoknya, Jeon Somi keluar dari kamar. Saat itu ia melihat Jeon Jungkook tengah berolahraga di atas treadmill. Lelaki itu mengenakan celana pendek dan kaus tanpa lengan. Keringat di dahi lelaki itu mengucur deras. Jeon Jungkook menyadari kehadiran gadis itu dan menoleh."Hey, gadis asing. Bisakah kau membawakan air untukku?" Pinta Jungkook.
Jeon Somi mengangguk cepat, lalu segera turun ke bawah dan mengambil satu botol air. Setelah itu ia naik lagi, dan memberikan botol air itu pada Jungkook.
"Oh thanks." Ujar Jungkook.
Jungkook menghentikan treadmillnya dan segera meminum air. Dari gerakannya, Lelaki itubegitu sexy. Otot dari tubuh lelaki itu terlihat membuat Somi malu melihatnya.
Dan ya, jantung gadis itu berdebar.
Ya! Astaga, kenapa dengan diriku? Aigoo mungkin aku jarang melihat laki-laki olahraga seperti ini?
Jeon Jungkook tiba-tiba berjalan. Menghampiri Jeon Somi yang masih berdiri disana. Jeon Jungkook terus berjalan dan berjalan, hingga refleks gadis itu memundurkan langkahnya. Sampai dimana Jeon Somi tidak bisa lagi mundur karena tembok yang menghalang.
Jeon Jungkook tepat berada di hadapannya, jarak mereka begitu dekat. Suhu tubuh Jungkook yang sedang panas dan berkeringat memenuhi atmosfer di antara mereka.
Jungkook menaruh tangannya di dinding, menahan tubuhnya dan saat ini ia menatap Somi sambil merendahkan tubuhnya, gadis itu menahan nafas. Hatinya lagi-lagi berdebar saat jarak mereka begitu dekat.
"Jadi, mulai kedepan, kau tinggal di rumahku?"
"I—iya."
"Tidur di kamar Noona Hye Mi?"
"I—-i-iya."
"Kau kuliah?"
"Iya."
"Iya terus. Tidak punya pilihan kata lain?!"
"Kuliah dimana?""Seoul Unversity."
"Same with me."
Jeon Jungkook menatap wajah Somi. Mata coklat milik gadis itu menarik perhatiannya. Bibir merona merah dengan rambut yang panjang yang terlihat begitu indah.
Gerakan mata mereka seirama. Untuk sebentar Jeon Jungkook menyadari bahwa gadis didepannya begitu cantik.
Hampir——hampir saja lelaki itu kehilangan kendali dan ingin mendaratkan bibirnya di atas bibir gadis itu jika saja ia tidak sadar bahwa ini di lantai 2 rumahnya. Bisa-bisa ia ditampar oleh gadis ini dan ia mengadu pada Eommanya.
Jeon Jungkook, lalu segera menegakkan lagi tubuhnya. Terlihat gadis ini segera menghembuskan nafas yang panjang. Sepertinya gadis itu baru saja menahan nafas karenanya?
Haha, lucu sekali. Ia sampai menahan nafas karena berdebar. How really cute she is.
"Mau ikut?" Tanya Jeon Jungkook pada gadis itu.
"Kemana?"
"Mandi."
"Hah!."
Jeon Somi menatap punggung lelaki itu yang sudah masuk ke kamar mandi.
Sialan. Ia selalu saja menggodaku?!! Bahkan ia bergurau mengajakku untuk mandi bersamanya? Dasar mesum. Aigooo sialan Jeon Jungkook.
Ok tahan Somi. Tahan. Jangan tergoda olehnya. Ia hanya senang menggodamu. Ok?***
Jeon Somi begitu antusias saat kuliahnya sudah kembali aktif. Ia lebih baik menghabiskan waktunya di kampus, pergi pagi pulang sore daripada harus berada di rumah itu.Park Soo Ra kawannya menyapanya saat ia melewati lorong. Dua manusia itu segera melompat-lompat dan berpelukan karena sudah lama tidak berjumpa.
"Jeon Somi. Omg, aku kangen."
"Sama. Mana oleh-oleh untukku?"
Jeon Somi mengulurkan tangannya, menagih oleh-oleh yang ia pinta beberapa hari lalu.
"Ada."
"Ini."Mata Jeon Somi berbinar saat ia melihat satu kantung coklat.
"Waaa. Terimakasih."
Dua manusia itu lalu berjalan sambil mengobrol. Park Soo Ra dengan anstusias menceritakan bagaimana serunya liburan di Swiss dan Somi mendengarkannya.
"Jadi, kau tinggal di rumah kawan Ayahmu?"
"Iya."
"Omg, kau tahu? Disana ada lelaki menyebalkan Soo Ra. Aigoo! Aku kesal sekali.""Lelaki?"
"Ya. Dia sama kuliah disini juga."
"Siapa namanya?"
"Jeon Jungkook."
"Aaaah, aku pernah mendengarnya. Bukankah ia anak Jurusan Bisnis? Ku dengar ia seorang playboy."
Playboy? Cih. Pantas saja ia begitu mudah mempermainkanku.
"Playboy?"
"Ya. Ia seringkali berganti pacar. Yah, tidak heran karena ia begitu tampan, dan hmm kau tahu, tubuhnya pun sangat ok."
Jadi treadmill dan bermain tinju itu adalah rahasianya punya badan bagus?
"Tapi ku dengar, sikapnya begitu cuek dan sedikit menyebalkan. Katanya ia seringkali merendahkan orang-orang yang ada dibawahnya."
"Dia bertingkah superior?"
"Bisa dikatakan begitu."
"Berhati-hatilah dengannya Somi, ia mudah menaklukan hati wanita."
"Aku? Hah... hahahaha. Tentu saja tidak mudah merayuku Park Soo Ra."
***
Tbc