Jeon Somi sudah sangat kesal pada lelaki ini. Bagaimana tidak? Mentang-mentang ia hanya menumpang, lelaki ini dapat melakukan segala hal seenak jidatnya. Sumpah, ia bisa saja mengadu pada Eomma dan Appanya Jungkook. Tapi, bagaimana kalau Jungkook malah memutar balikan fakta dan semacamnya? Nanti malah panjang melebar kemana-mana.
Meski ada bantal sebagai penyekat, Somi tetap saja merasa tidak nyaman. Ia malah tidak bisa tidur dan gelisah.
"Aku tidur di kamar kamu aja. Kenapa tidak tukeran aja? Oh ya ampun kenapa aku bodoh sekali. Aku bisa tidur tanpa Ac sekalipun." Ucap Jeon Somi sambil bangkit dari ranjang itu dengan senyum lebar bak mendapatkan ide cemerlang.
"Ngapainsih? Sudah disini saja. Temenin aku. Di kamar ku banyak Setan."
"Bohong."
"Ya ampun. Untuk apa aku bohong?" Ucap Jungkook dengan seringai di bibirnya. Lelaki itu duduk dan melihat Somi sedang berdiri sambil melipat tangannya di depan dada.
"Jungkook kamu benar-benar menyebalkan ya? Sekarang kamu takut-takutin aku?" Somi melihat Jungkook dengan rambut gondrongnya itu lalu beralih ke tato baru milik Jungkook yang berada di lengannya, bertuliskan Euphoria.
Jungkook mulai terkekeh senang melihat wajah cantik yang mulai panik itu. "Beneran. Ada hantu. Kadang ada suara orang merintih."
"Kaya gimana?!"
"Ya merintih nangis begitu. Masa kamu ga tau?!"
"Kok kamu marah?"
"Habis kamu bertanya terus aku mulai kesal."
Somi melirik sebal ke Arah Jungkook lalu memilih untuk menggelar bed cover di lantai. Ia pun mengalah tiduran di bawah dibanding tidur bersama Jungkook. Tak ada pilihan lain karena cerita Jungkook yang membuatnya menjadi takut.
Jungkook menyadari bahwa Somi tidur di sisi bawah kasur. Ia bergerak dan mengintip dari atas, Somi yang mulai memejamkan matanya membelalak melihat Jungkook yang memandangnya dari atas.
"Apa sih?"
"Kok kamu di bawah?"
"Ya kamu ngapain di kasur aku?!"
Jungkook terkekeh melihat Wajah Somi yang marah. Sungguh, ia senang sekali melihat wajah cantik blasteran itu yang selalu terlihat kesal ketika bicara padanya. Ini bagai penghibur hatinya hingga ia ingin melengkungkan senyuman namun ia tahan.
Jungkook bangkit dari kasur lalu ke sisi Somi lalu berjongkok.
Tanpa dugaan Somi. Jungkook menggendong Somi dengan mudahnya.
"Kamu tidur di atas. Aku yang dibawah aja." Ucap Jungkook, Somi masih terkaget, karena tiba-tiba Jungkook mengambil tubuhnya dan menggendongnya.
"Jungkook turunin aku!!"
"Nanti aja ya? Aku nimang-nimang kamu bobo dulu gimana?" Ucap Jungkook hingga Somi merasa dipermainkan.
"Jungkook astaga. Sumpah, kamu menyebalkan sekali!"
Somi tanpa sadar melingkarkan lengannya di leher Jungkook, hingga membuat lelaki itu melebarkan senyuman.
"Tadi gimana kencan butanya? Di gendong-gendong gini ga?" Tanya Jungkook iseng.
"Ya engga lah. Kamu kira aku ngapain? Cuma naik motor aja keliling Seoul. Kamu kenapa sih, ingin tahu banget."
"Seru dong? Motor gede?"
"Iya. Ih apa sih? Ada deh."
"Naiknya sambil pelukan gitu?"
"Jeon Jungkook!" Geram Somi karena Jungkook malah menggodanya perihal kencan buta tadi.
Jungkook masih menggendong Somi. Tubuh Somi begitu ringan tak membuat si penyuka olahraga ini sama sekali keberatan.
Jungkook lalu menaruh tubuh Somi, ia menaruhnya dengan kasar hingga tubuh gadis itu mengenai bantal. Karena sudah begitu kesal Somi memukul lengan Jungkook hingga lelaki itu mengaduh.
"Jungkook! Jungkook! Sialan aku malah dilempar." Somi memukul lengan Jungkook, lalu si lelaki itu terkekeh. "Ih sakit tau?"
Somi masih memukul lengan Jungkook lalu lelaki itu menahan tangannya hingga gadis itu tak bisa lagi menggerakan tangannya.
Hening.
Tak ada suara lagi disekitar mereka. Hanya ada suara detak jantung yang sepertinya semakin lama semakin terdengar keras. Somi menatap wajah Jungkook, wajah yang sebenarnya begitu tampan. namun Somi enggan mengakuinya karena Jungkook terkadang bertingkah sok keren.
Jungkook menggigit bibirnya, membuat Somi semakin salah tingkah dan hanya bisa menelan salivanya karena merasa begitu canggung.
"Lepasin."
Jungkook masih menahannya dan lelaki itu malah menatap mata coklat itu dengan tatapan intense.
Sialan. Somi cantik banget. Dia sadar tidak sih? Kalau dia ini cantik sekali?
Batin Jungkook dalam hati."Jeon Somi."
Suara Jungkook yang merusak keheningan itu membuat Somi malah berdebar. Suara berat yang terkesan berbeda dari beberapa menit yang lalu.
"A—-pa?"
"Jeon Somi."
Jeon Jungkook, lelaki itu mulai kehilangan kewarasannya melihat wajah cantik itu dengan bibir yang masih terpoles lipstik berwarna pink. Baju Jeon Somi yang ketat itu membuat Jungkook dapat dengan jelas melihat lekukan dadanya.
Dengan gerakan cepat. Jungkook naik ke atas tubuh gadis itu hingga tubuh Somi terkunci diantara dua pahanya.
"Jungkook kamu ngapain? Kamu bilang ga nafsu sama aku? Sialan, awas tidak?"
"Aku lagi uji iman aku. Nafsu sama kamu atau engga?"
"Sialan. Memang aku kelinci percobaan? Jungkook kamu benar-benar!"
Wajah Somi antara kesal juga khawatir. Tatapan Jungkook membuatnya berdebar. Tubuh tegap itu mengapit tubuhnya. Rasanya di beberapa titik tubuhnya merasa lemah. Jeon Somi melipat tangannya melindungi dadanya, khawatir jika Jungkook tiba-tiba memegangnya. Jungkook kan brengsek.
"Sampai kapan kamu diatas aku Jungkook?"
"Sampai aku tahu aku tak cukup nafsu sama kamu?"
Jungkook meneliti wajah itu. Dua mata dengan bulu mata lentik, hidung yang indah serta bibir yang menawan. Juga, dadanya yang besar membuat Jungkook seringkali salah fokus. Sialan. Sialan.
"Ok. Enough."
"Somi, kau tak cukup cantik dibanding mantan-mantanku." Ucap Jungkook sambil menyeringai senang.
"Hah sialan." Somi melirik Jungkook yang sudah berpindah posisi. Lelaki itu tidur dibawah, ia menggunakan tangan kanannya sebagai alas kepalanya. Pada akhirnya setelah melewati menit yang menyebalkan, Somi dapat tidur dengan lelap. Ia menggunakan selimut itu menutupi tubuhnya dan tidur dengan memeluk boneka.
Sialan. Lagi tidur aja cantik banget. Jeon Somi, terimakasih sudah menjadi pemandangan yang indah menyemarakkan rumah ini. Lihat saja, beberapa minggu kemudian, kau akan jatuh ke dalam pesonaku Jeon Somi.
***