damai boy

558 20 5
                                    

ADUTOR POV

suara gaduhan di rumah sakit membuat orang di kolidor harus memberi jalan pria membantu parah suster mendorong kasur roda.

"Maaf anda tunggu di luar" perinta suster mau tak mau pria itu harus menuruti yah.

"Sial...sial gw gk sadar kalo ada endri disana kenapa dia harus nolong gw bansat...bansat " guma yah sambil menjangut rambut yah tak peduli rambut yah rontok.

"Dim sabar lu gk boleh salahin diri lu ini juga bukan salah lu itu salah abang lu" uju angga terlihat kesal melihat dimas .

"Apa lu bilang die abang gw ha mana mungkin seorang abang yakitin adik yah sendiri karena masalah kecil"bentak dimas Alex geram.

" dia bang lu dan tetap abang lu walau dia udah buat kesalahan fatal banget inget dim gw gk mau lu yesel pas dia pergi dalam hidup lu lu boleh kecewa sama dia tapi lu harus sadar jika dia masih abang lu untuk selama yah "uju alex kesal dimas diam.

"Maaf apa sudah selesai berbicara yah?" tanya dokter alex yang melihat yah mematuk melihat wajah dokter itu.

"Dim ini bukan yah bokap alex yah sebelum mama yah nikah lagi?" tanya angga dimas mengagut.

"Oh iya bangai mana kenadaan teman saya?" tanya dimas Alex menunduk kepala yah.

"Untung sajah kalian datang dengan cepat karena tembakan di bagian dada sangat dalam dan hampir kekurangan darah jantung sedikit rususak belum pasti jantung kanan dia akan bertahan lama harus ada perdonor jantung " jelas dokter itu.

"Baik terimakasih apa boleh kami masuk?" tanya angga dingguki alex berjalan tapi membuat dia berhenti mendengar sang dokter.

"Alex bisa aku bicara dengan mu?" tanya dokter alex menatap yah sinir.

"Bicara sajah disini" uju yah dokter mengagut.

"Apa kabar mu terlihat baik tapi kenapa rambut mu jadi berwarna begiin apa wanita itu tak merawat mu" tanya dokter alex menapa dengan tajam.

"Lu dulu emang ayah gw tapi sekarang lu bukan ayah gw lu tau lu yang buat mama gw suka mabuka pergi ke klup selalu gonta ganti cowok apa itu suami gw selalu sabar buat lu peduli sama gw sama mama tapi apa lu sibuk dengan kerjaan lu dan lupa kalo lu punya istri dan anak di rumah apa lu sadar lu buat gw minum obat penenang buat jiwa gw tetap normal,dan sekarang lu udah ceray sama mama gw dan lu tah suami baru yah suka komsumsi obat terarang dan mama ikut jalan yah membuat dia meninggal kecanduan obat berengsek itu dan cowok jalang itu pergi bawa perhiasa mama gw apa itu tanggung jawab haa" bentak alex sang dokter diam.

"Aku tau aku salah tapi berikan aku kesempatan alex aku tak akan mengulangi lagi kesalahan ku sebelum aku berceray dengan vira dan meninggalkan mu ku kira akan baik-baik tapi makin hari saat aku pulang dari kerja aku teringat vira selalu menunggu ku di sofa dengan mata tertutup dan kau selalu memeluk ku saat aku pergi dan pulang walau itu masih pagi dan sudah malam dan itu membuat ku rindu dan menyesal sudah menerantar kalian" jelas yah alex diam sunggu ini tak sanggup disini.

"Saya ingin pergi dari sini silakan anda pergi masih banyak pasien di sana yang membutukan mu" guma alex dan pergi ke dalam menyusul yang lain sang dokter menatap seduh dan pergi.

"Oh lu lex gw kira siapa" suara angga menyambut alex dimas ada di samping endri yang tak sadarkan diri.

"Dim lu jangan kaya ngitu endri bakalan bangun ko" tepuk alex dimas mengagut ingin melanjak bangku tapi tangan endri bergerak membuat dimas tak jadi melanjak di tampat duduk ini.

"D..dimas" suara begetar dimas memegang tangan endri.

"Gw aus" uju yah dimas buru-buru ambil minum bantu endri minum.

Bad Boy VS Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang