chapter 3

86 7 2
                                    

"Lo serous mau nikah,Han? Lo gak nge- prank kan?!"

Sudah kuduga Lana akan memberi reaksi seperti ini. Mana mungkin gadis ini semudah itu akan percaya. Apalagi itu aku, orang sangat skeptis tentang hal semacam pernikahan.

"Ayah gue sakit ,Lan. Apa iya gue bakal buat prank separah itu? Lo juga kenal gue bukan tipe orang yang doyan be- gituan."

"Gue serius, gue di jodohin sama calon direktur utama Golden Company" jelasku.

Lana ternganga mendengar setiap kata-kataku ,mungkin baginya terlalu mengejutkan.

"Gue masih gak nyangka! Lo akan nikah muda gini ,gue gak nyangka sih! Tapi kalau itu semua demi Ayah lo. Just do it , bhakti kita untuk orang tua kan?" ucap Lana dengan serius , terkadang ia memang bisa lebih dewasa di beberapa situasi , contoh nya seperti saat ini.

"Iya itu ,oleh karena itu gue terima" kesenduan tak bisa kusembunyikan, ada beberapa hal yang tak bisa kupaksakan, walau sudah mencobanya secara keras. Ya, aku tak bisa memendam rasa kecewaku. Bagaimanapun aku tak bisa semudah itu merelakan takdir ini terjadi dalam hidupku. Dan Lana ada diary berjalanku selama ini, dia selalu tahu keluh kesah hidupku. Begitu pula sebaliknya.

"Hey jangan sedih" Lana menepuk pundakku pelan
"Mari pikirkan satu hikmah dari semua ini, by the way Gold Company itu perusahan besar loh! Eh sebentar, ngomong-ngomong lo udah cari informasi soal doi belum?"

Ah iya juga! Seharusnya hal pertama yang kucari tahu adalah biodata Park Jimin, aku bukanlah orang yang se masa bodoh itu. Sedikitnya aku harus mengetahui beberapa informasi dasar dari pria itu.

Lana merogoh ponsel dari tas nya , untuk beberapa saat ia terfokus pada benda yang ada di genggamannya itu.

"astaga, daebak!" teriak nya tiba-tiba yang jelas membuatku kaget dari lamunanku.

"apa?"

"Calon suami lo bukan orang biasa,Han! Gilak lo seberuntung itu!" lanjutnya

"Apasih, emang apa yang lo lihat?" lalu ku rebut ponsel Lana dari genggamannya.

Dari artikel yang kulihat tentang seorang Park Jimin ia adalah seorang pengusaha muda yang sukses, tak hanya itu ia juga di kenal sebagai orang yang dermawan di Korea sana. Ia pernah menjadi relawan di Africa selama setahun saat ia baru saja lulus kuliah.

Gold Company yang merupakan perusahaan ayahnya pun mengalami perkembangan yang pesat semenjak ia bergabung ,sehingga menjadikan perusahan sebagai salah satu perusahaan dengan banyak sektor dan terbesar di Korea .

Bahkan , ia menjadi salah satu lulusan terbaik di Harvard University yang berarti ia adalah pria pintar. Yang membuat ku takjub , di artikel itu juga di katakan bahwa Park Jimin menguasai lima bahasa! Bahasa korea ,inggris,jepang, prancis,china, dan indonesia! Jarang sekali ada orang asing yang menguasai bahasa indonesia , tapi Jimin mempelajarinya.

Jujur saja , aku terkesima melihat semua pencapaian lelaki itu. Tak sedikit artikel pujian tentangnya.

Diam-diam aku mensyukuri dalam hati bahwa ia akan menjadi suami ku kelak.

"Wow! lihat wanita beruntung se-jagad raya,Abinaya Hanasta. Kalau gue jadi lo ya,Han. Gue akan serahin jiwa raga gue ,dan jatuh cinta se jatuh-jatuh nya sama si Park Jimin"

"harus gitu ya,Lan?"

"harus lah! Bagaimana pun lo harus belajar mencintai dia, at least dia itu suami lo. Dan satu lagi, lo itu super lucky karena menjadi pendampingnya. Udah tajir, pinter,pekerja keras,baik hati dan tampan pula! Lumayan kan perbaiki keturunan!" Lana mengedipkan mata kanannya, sengaja menggodaku.

BECOMINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang