(4) Kemunculan

23 6 3
                                    

"Hei kalian berdua yang disana cepat kemari!

Sontak kami berdua langsung menghampiri orang yang memanggil kami. Orang itu terlihat seperti pemimpin kelompok itu, "apa yang kau lakukan cepat ganti seragammu dengan pakaian yang disana?!" Dia menunjuk ke ruangan kecil yg sepertinya dijadikan tempat ganti baju.

Ku tak tahu harus bilang apa, tapi aku hanya bisa pasrah dan menuruti apa kemauannya.

"Hoi Mei ini jebakan jangan kau mau menuruti dia! Padahal kita hanya menguping tapi mengapa sampai dipaksa masuk ke Hunters Moon." Shomi menahanku sambil menatap tajam pemimpin kelompok itu.

"Hei nyonya so pintar lebih baik tutup mulutmu dan turuti apa perintahnya!" Teriak salah satu dari kelompok itu dengan nada tinggi.

Tiba-tiba cahaya lampu digudang mendadak menyala lalu mati selama 3 kali. Mataku langsung melihat sekitar dengan waspada. Kelompok tadi mulai mengeluarkan sesuatu seperti kalung, pisau, dan tambang.

"Dia datang!"

'Hahahahahahaaa'

Terdengar suara tawa jahat wanita, ku langsung memeluk erat Shomi dan mencoba mencari tahu siapa asal suara itu.

"Hei semuanya liat ke atas!" Kata pemimpin kelompok dengan lantang.

Sosok wanita cantik dengan satu kaki dengan jubah hitam kotornya sedang melayang diudara. Jantungku langsung berdetak dengan kencang mataku rasanya tak ingin melihatnya, namun entah mengapa ku tak bisa berkedip.

Shomi mulai menatap sosok itu dengan berani, "I-itu... Dewi Kematian!"

'Hahaha ternyata meski kau pendatang baru namun kau dapat mengenaliku. Diamlah dan berikan jiwamu padaku. Dengan begitu kau akan menjadi salah satu dari bagianku.'

Salah seorang dari anggota kelompok Hunters Moon melemparkan tambang kepadanya, tapi sangat disayangkan lemparannya meleset karena ia langsung melesat dengan cepat.

'Hampir saja, kalian ingatkan jika aku datang kemari untuk apa? Suatu hari nanti aku akan meminta itu kembali hahahaha!'

Perlahan sosok itu menghilang. Ku langsung menangis sambil memeluk Shomi karena ketakutan.

"Shomi si-siapa itu??"

Shomi hanya terdiam namun ia tetap memelukku, ia melepaskan pelukannya lalu tersenyum tipis padaku sambil memegang pundakku.

Shomi POV

Jujur saja ku tak bisa langsung menceritakan langsung pada Mei tentang Dewi Kematian. Ditambah dia yang sedang syok dan ketakutan membuatku tidak tega padanya. Ku masih tidak mengerti mengapa Hunters Moon menyerang Dewi Kematian tadi.

Aku langsung melirik orang yang tadi melemparkan tambang, "mengapa kau menyerang Dewi Kematian?"

"Nanti juga kau tahu. Raku apa kita boleh pulang?"

"Ya. Kalian semua boleh pulang untuk hari ini. Besok tepat jam 12 siang kita kembali berkumpul disini, termasuk kau anggota baru."

Ternyata pemimpin Hunters Moon itu bernama Raku, setidaknya ku bisa menanyakan sesuatu tentang Hunters Moon padanya dengan mudah.

"Mei ayo pulang hari sudah akan gelap!"

Mei hanya mengangguk lalu kami keluar dari ruangan ini bersama. Selama diperjalanan pulang Mei terlihat masih syok, ia memandang jalan dengan tatapan kosong.

"Nee..Shomi apa yang kau maksud Dewi Kematian?"

Akhirnya dia bicara juga membuatku merasa lega, kukira dia akan membeku seharian.

"Ah sudahlah lupakan ku juga tidak tahu apa yang mereka katakan."

Ditikungan jalan kami berhenti lalu mengucapkan perpisahan, "selamat tinggal ku pulang duluan."

"Ya selamat tinggal hati-hati dijalan" ujar Mei lalu melambai pelan padaku.

'Kuharap dia baik-baik saja' kata batinku.

Ahoy aku balik lagi setelah 1 bulan Hiatus 😆.

Maafin daku ya hiatus ga ngasih kabar hufft kek dia hilang ga ngabarin//plakk bucin.

Selamat membaca lagi!
Ingat kewajiban membaca cerita ini Baca lalu Vote dengan ikhlas:v

Ok hanya segitu ku muncul. Jaa 👋

JIGOKU SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang