(7) Kutukan 'Bagian 2'

19 2 0
                                    

CRAKKKPYARR!!

Gelas itu pecah dan serpihannya berceceran kemana-mana. Kami semua langsung panik seakan ada nasib sial yang akan datang.

"Yah gelasnya pecah deh. Eliza kamu gak hati-hati banget sih?!" Violeta membentak Eliza.

"Akukan kaget liat tikus jadi gak sengaja aku menendang gelas itu. Lagipula permainannya sudah selesaikan, Bill?" Tanya Eliza pada Billie.

"Tidak. Kamu salah besar!" Jawab Billie membuat keadaan semakin tegang.

"Belum selesai gimana hah?! Tadi kita menyimpan gelasnya terlebih dahulu." Violeta mulai naik pitam.

"Aku belum membaca mantra penutup dan Dewa Kematian belum memberi kita izin untuk mengakhiri permainan ini. Kita akan terkena nasib sial!" Sambung Billie yang terlihat sangat ketakutan.

Syila terlihat sangat panik ia buru-buru membuka pintu kelas.

"Ah bagaimana ini pintu ini tidak bisa terbuka?! Apa ada yang menguncinya dari luar? Ryan buka pintunya! Gak usah jahil deh kamu!!" Syila mencoba membuka dan mengetuk pintu agar ada yang mau membukakannya dari luar.

"Tidak mungkin ada yang mengunci dari luar, Syil. Pintu kelasku ini rusak dan tidak bisa dikunci." Jawabku untuk meyakinkan Syila.

Aku melihat ketempat dimana kita bermain tadi. Pisau yang tadi dideket kertas itu hilang.

"Billie pisau punyamu mana? Udah dimasukkin ke tas?"

"Lah tidak. Akukan lari juga karena ada tikus mana ada waktu itu mengambil pisauku." Jawab Billie.

Aku mencoba berpikir keras  kemana pisau itu hilang. Tanpa aku sadari ada sesuatu yang berdiri dibelakangku.

"Kumi awas!!!

Jleebbb!!

Pisau milik Billie berhasil menancap tepat pada jantungku. Pelakunya bukan yang memiliki pisau tersebut, tapi dia Eliza.

Darahku menyebur kemana-mana hingga seragamku mulai berubah warna menjadi merah. Nafasku mulai melemah setiap detik membuat tubuh ini ambruk ke tanah. Penglihatanku mulai kabur, hanya suara teriakan temanku yang masih terdengar.

Eliza apa yang kau lakukan?!!
Kumi bertahanlah!!!
Kumi kumohon jangan pergi!!!

Ditempat ini, kelasku sendiri aku menutup mata untuk selamanya.

Author POV

"Eliza apa yang kau lakukan?!" Tanya Billie dengan amarah yang memuncak.

Violeta terus menangis melihat tubuh Kumi yang sudah tak bernyawa. Syila berusaha memeluk Violeta agar ia tetap tenang.

"Eliza? Siapa dia? Aku Dewa Kematian!"

Tubuh Eliza sudah dikendalikan oleh Dewa Kematian sepenuhnya. Mendengar hal itu keadaan menjadi sangat mencengkram.

"Ku mohon Dewa Kematian bawa jiwa Kumi kembali! Ini salahku yang memulai permainan ini. Kumohon ganti saja dengan jiwaku!" Billie bersujud pada Dewa Kematian yang rohnya sedang mengendalikan tubuh Eliza.

"Aku tidak mau mengembalikan jiwa yang telah pergi. Itu telah menentang peraturan di akhirat, sayang. Lagipula jasad bodoh ini sudah tidak bisa lagi menampung jiwa dalam keadaan seperti ini."

Roh Dewa Kematian sudah pergi dari tubuh Eliza. Sekarang Eliza sudah kembali sadar, ia terkejut mengapa dia memegang pisau yang sudah berlumuran darah. Billie menjelaskan bahwa dia telah menyebabkan Kumi tewas dalam keadaan dirasuki Dewa Kematian.

JIGOKU SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang