(6) Kutukan 'Bagian 1'

11 2 0
                                    

Flashback ON.

"Nona Kumi sarapannya sudah siap!" Kata asisten rumah tangga dirumahku.

Aku masih sibuk bercermin dan meratakan bedak diwajahku, "sebentar lagi bi."

Setelah selesai bersolek, aku pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama ayah. Ibuku sudah tiada saatku berusia 11 bulan dan kini aku tinggal berdua bersama ayah dibantu oleh asisten rumah tangga. Meski begitu, ayah tetap menyayangiku dan tidak pernah memiliki keinginan untuk memiliki pasangan hidup lagi.

"Mau pakai selai mana, Tuan?" Tanya asistenku pada ayah.

"Pineapple."

Ia mengoleskan selai itu pada roti dan memberikannya pada piring ayah ditambah ada secangkir kopi hangat.

"Nona, mau yang mana?"

"Emm choco sama blueberry aja deh olesnya setengah-setengah ya!"

Aku memakan roti yang telah dia olesi selai dan minum a susu coklat.

TRANGG!!

Suara garpu jatuh karena tidak sengaja aku menyikutnya. Ayah tidak terlihat kaget atau respon apapun, mungkin ia terlalu sibuk membaca korannya sementara asistenku sedang membersihkan dapur. Aku menundukkan kepalaku kebawah dan mencoba meraih garpu itu dikolong meja makan.

"Ah dapat!"

Saatku menyentuh garpu itu seperti ada sesuatu yang kasar. Aku mencoba melihat ke dalam kolong apa aku benar-benar memegang garpu itu atau benda lain.

'Kok kaki ayah gak ada ya? Apa karena gelap kali.' Batinku mencoba untuk positif thinking.

Aku melihat sesosok kepala wanita yang sedang tersenyum padanya. Matanya merah menyala membuatku bisa melihat wajahnya yang kotor dengan tanah.

"Hi gadis manis!"

Aku buru-buru langsung menjauh dari kolong meja. Perlahan sosok wanita itu hilang.

"Arghh ayah!!!"

"Ada apa nak?!" Ayah kaget melihatku teriak histeris.

Aku ingat sebuah nasihat 'jika pernah melihat hal mistis secara langsung lebih baik diam saja, karena itu hanya ingin menimbulkan fitnah'.

"Ah tidak. Aku tadi liat kecoa kok, tapi kecoanya langsung lari." Aku terpaksa berbohong karena mengingat nasihat itu.

"Oh ya sudah ayo berangkat!" Ajak Ayah menyimpan korannya diatas meja.

Aku mengambil tasku lalu pergi ke sekolah bersama Ayah. Aku tidak mau membahas kejadian tadi pagi saat sarapan.

'Ah mungkin aku kecapean jadi berhalu deh' ucap batinku.

Sekitar 10 menit aku sampai didepan sekolah. Aku berpamitan dengan ayah dan buru-buru masuk ke dalam gerbang.

Selama 7 jam aku menuntut ilmu disekolah. Aku masih kelas 3 SMP dan baru menginjak 1 semester. Aku bersekolah di sekolah negeri yang membuatku selalu pulang sore, bahkan bisa hampir malam jika tidak ada hujan atau macet dijalan.

🔪🔪

Kring...

Bel sudah berbunyi yang menandakan waktu belajar hari ini telah selesai.

"Kumi nongkrong dulu yu dikelas sebentar!" Ajak Billie berlari kearahku.

"Boleh deh! Tapi masa cuman kita berduakan gak asik." Aku mengode Billie agar dia mengajak orang lain lagi.

"Yaudah deh aku ajak Eliza, Syila, dan Violeta. Aku ke kelas 9-C dulu ya mau ajak mereka!" Billie langsung berlari ke kelas yang ia tuju.

Aku menunggu Billie sambil duduk ditangga. Kebetulan disamping kelasku terdapat tangga yang menghubungkan kelas 8 diatas dan kelas 9 dibawah.

JIGOKU SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang