[fifteen]

114 25 3
                                    

———————————
Sisa waktu 21.05.03
———————————

Begitu mengucapkan salam perpisahan pada Yujin Junho kini tidak tahu harus berbuat apa. Ia memutuskan untuk pergi kerumahnya. Keadaan masih sepi, Eunwoo belum juga pulang.

"Gue bingung harus ngapain sekarang? Ibu, ayah bentar lagi Junho bakal nyusul kesana. Tapi kasihan kak Eunwoo disini sendiri. Junho takut kakak gada
yang jagain disini," gumamnya sambil menyeka air matanya yang terus jatuh.

Jika Junho menunggu Eunwoo pulang, sudah tidak ada waktu lagi untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakaknya itu.

Ia memutuskan untuk menelpon Eunwoo.

"Halo,"

"Ada apa? Ada masalah?"

"Kak, Aku takut,"

"Takut kenapa? Kemarin kan udah kakak suruh nginep dirumah temen biar gak sendirian,"

"Bukan kak, bukan itu yang aku takutin,"

"Terus apa?"

"Kak, makasih ya udah jaga Junho sampai sekarang, makasih udang ngasih aku uang jajan, makasih karena selalu jaga aku, maaf aku gak bisa bahagiain kakak. Kakak orang paling baik yang aku kenal,"

"Junho?"

"Kakak jaga diri ya disana, jangan sampai sakit,"

"Kamu gak papa?"

"Iya, aku gak papa. Aku sayang kak Eunwoo,"

"Kamu ada masalah?"

"Enggak, aku seneng aja punya kakak kaya kak Eunwoo. Udah ya kak, kalo dilanjutin aku bakal beneran nangis,"

"Jangan cengeng, katanya anak laki. Tunggu kakak pulang ya."

"Aku sayang kakak. Dadah,"

"Kakak juga sayang kamu,"

Setelah itu panggilan antara keduanya terputus. Junho menangis, bahkan suaranya tidak mau keluar. Junho memang dikenal memiliki gengsi yang tinggi. Tapi kali ini gengsi itu sudah tidak ada artinya lagi.

Junho berlari ke kamarnya lalu kembali keluar membawa sebuah sticky note dan pulpen.




———————————————————————————

MAKASIH KAK

-CJH
———————————————————————————

Additional Time | Cha Junho✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang