2.0

630 98 11
                                    

soobin tiba-tiba menarik tzuyu ke dalam hutan.

gadis itu pun tak bisa mengelak, ia terlalu putus asa untuk itu.

 
mungkin saja soobin menariknya agar lebih muda membunuhnya.

tapi jika dunia berada di pihaknya, mungkin soobin hanya menyelamatkannya.
  
 

siapa tahu soobin guardian?
  
 

betapa terkejutnya tzuyu ketika pemuda itu berhenti di depan rumah pohon yang menjadi tempat persembunyiannya sejak tadi. 
 

bekas bercak-bercak darah milik yeji masih terpampang jelas di rerumputan.

tzuyu kembali merasa mual. memori buruk beberapa jam yang lalu kembali terputar di otaknya.
 

tanpa sadar tangan gadis itu meremas tangan soobin yang menggenggam tangannya yang satu lagi.

hal itu membuat soobin sedikit kebingungan.

 
 
pemuda itu menatap tzuyu dan bercak darah di rumput bergantian.

"yeji.. diserang disini?" hati-hati ia bertanya kepada gadis yang lebih tua setahun darinya itu. 

tzuyu menutup matanya menahan tangis, lalu mengangguk. 

 
melihat itu soobin merasa agak bersalah.

seharusnya ia tak menariknya kesini, apalagi tempat ini berarti pernah dijejaki oleh werewolf.
  

tapi semua sudah terlambat. mereka sudah sampai disini, dan ia tak yakin tzuyu sanggup untuk pindah tempat. 

"sorry.."

 
"gue gak apa-apa. cepetan naik." tzuyu sendiri pun tahu ia tidak tak apa-apa.

namun, ia tak peduli lagi. tujuannya sekarang adalah bertahan hidup. 
 

hanya keheningan yang berbicara ketika mereka telah masuk ke dalam rumah pohon.

tzuyu terlalu lelah untuk memulai pembicaraan sedangkan soobin masih mencari-cari topik apa yang tak menyinggung perasaan gadis tersebut.
  
 

"lo masih inget 'kan sama perjanjian kita?" perkataan tzuyu yang tak pernah disangka soobin membuatnya menoleh terkejut.

ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya tersadar.

"ingetlah. 'kan gue yang nawarin."

"oke. tapi lo beneran bukan badside 'kan?"

"bukanlah!" soobin sontak menjawab.

 
"sorry, gue cuma memastikan. gue gak mau dikhianatin terus.."















































































DUK DUK

suara itu mengejutkan baik tzuyu maupun soobin.

posisi awal mereka berubah menjadi siap siaga. soobin menatap pintu dengan waspada.

lalu, ia menyadari sesuatu menggantung di dinding kayu rumah pohon itu.

 
 
gadis yang sudah pernah mengalami hal itu sebelumnya langsung sadar apa yang terjadi. 

"itu pasti werewolf."

dan tepat setelah kata-katanya selesai, moncong bertaring haus darah milik werewolf muncul dari pintu. 

tzuyu menahan napas panik.

itu berarti salah satu dari mereka akan menjadi mangsa werewolf malam yang entah ke berapa ini.
  

werewolf itu menggeram marah, lalu melolong. 

lolongan tersebut benar-benar keras sehingga mereka harus menutup kedua telinga mereka.

jantung tzuyu berdetak sangat keras, sampai ia yakin sebentar lagi jantungnya akan copot.

  
 
tiba-tiba ia menyesali pilihannya untuk masuk ke rumah pohon itu untuk kedua kalinya.

entah ke berapa kali selama 'permainan' ini ia meneteskan air mata.

  
 
"bin, kalo gue mati tolong vote kak seulgi. gue yakin werewolf ini kak seulgi," suara tzuyu bergetar hebat ketika mengatakan itu.

"gak. lo gak bakal mati hari ini." 
 

tzuyu tak sempat berpikir lagi karena setelah itu werewolf menyerang ke arahnya dan hendak menerkamnya.










DORR

kedua mata gadis itu membelalak kaget ketika werewolf itu justru terjungkal ke belakang.

darah juga memancar dari tubuh berbulunya.

seakan semuanya menjadi slow motion, werewolf itu terpelanting ke luar pintu.

lalu menggelinding hingga bawah tangga dengan cepat.
  
 

kedua orang itu masih terdiam memerhatikan. tak ada dari mereka yang bersuara.

bahkan napas mereka seperti tak terdengar.
 
 

ketika werewolf itu telah tergeletak di rerumputan dan tak lagi bergerak, barulah tzuyu berbalik badan untuk menemukan soobin yang memegang senapan.

"lo..?"

"gue udah bilang lo gak bakal mati," pemuda itu mengembalikan senapan yang ia sambar dari dinding ke tempatnya.

kemudian, ia mengajak tzuyu untuk keluar dari rumah pohon itu.

tak ada lagi wujud werewolf tergeletak di rerumputan bawah sana.

yang ada hanyalah tubuh seorang wanita, penuh darah, yang sempat tzuyu sebutkan namanya sebelum ia hendak diserang werewolf.
 

"jadi bener, kak seulgi werewolf.." ada nada kecewa pada suaranya,  namun wajahnya mempertahankan ekspresi datar.

"kemungkinan besar sih, dia cursed. waktu malem-malem awal lo sembunyi sama dia 'kan? tapi waktu itu dia gak berubah jadi werewolf. berarti dia baru-baru ini aja jadi werewolf." tangan soobin mengecek nadi milik seulgi.

berjaga-jaga jika seandainya ia belum benar-benar mati.








"berarti sekarang.."

"tinggal bang taeyong." 

***

werewolf | k.idols ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang