Haris Alfauzi

17 5 1
                                    

Aku adalah putra dari seorang insinyur perusahaan dikota ini. Hidupku sangat sederhana, walaupun kami memiliki harta yang berlebih. Sebagian besar harta itu disalurkan ke beberapa panti asuhan dan pondok pesantren yang ada disekitar kota. Terntu saja hal itu dengan seizin abiku.

Aku baru saja menyelesaikan kuliahku beberapa tahun yang lalu, aku adalah sarjana s1 lulusan fakultas pendidikan agama islam.

Aku memilih pekerjaan yang tak jauh berbeda dari jurusan yang kupilih. Aku bekerja sebagai seorang guru tahfiz di pondok yang dahulunya juga menjadi tempatku menimba ilmu.

Di pondok aku lebih dikenal dengan "ustad fauzi". Mereka meninggalkan nama haris karena ada guru yang kebetulan mempunyai nama yang sama denganku.

Hari ini, aku memiliki janji dengan seorang teman yang menawarkan bisnis cabang cafe ku yang ingin kukembangkan diluar kota. Oiya, selain guru akupun pebisnis.

****
Sesampainya ditempat yang telah kami sepakati, yakni disebuah restaurant, aku memesan minuman sembari aku menunggu kedatangannya.

Tak lama kemudian, temanku yang bernama bapak adi datang dengan senyum dan sapaan yang ramah terhadapku.

"assalamualaikum haris". Sapa nya dengan mengulurkan tangan untuk mengajakku bersalaman.

"waalaikumussalam pak adi". Sapa ku dan menjabat tangannya dengan ramah.

"Maaf saya sedikit terlambat haris, jalanan macet parah, dan tolong jangan panggil saya pak ya.. Karena itu membuat saya lebih tua dari umur saya yang sebenarnya". Ucapnya dengan nada menyesal dan sedikit lesu, mungkin karena panggilanku padanya.

"ah iya tidak apa apa pak.. Eh maksudku bang.. Eh.. Em.. adi." ucapku gelagapan.

"Hahaha sudahlah terserah kamu saja memanggilku apa." ucapnya dengan tawa yang lepas.

"Hehe baiklah.. Adi. Em.. Kita ingin mulai dari mana?" ucapku to the point. Karena aku merupakan tipe yang kurang suka untuk basi-basi.

"Ooh.. Baiklah.. Itu lebih akrab kau memanggilku adi. Aku tak perlu bersikap terlalu fomal. Begini... Ide mu membuka cabang diluar kota yang seperti kau utarakan kemarin itu cukup menarik. Tapi akhir-akhir ini  aku menilai, lebih baik kamu coba membuka cabang disalah satu mall terbesar dikota ini. Mall itu juga pusat segala jenis jual beli yang ada dikota ini. Bagaimana? Apa kau ingin mencobanya? Ini sekedar sudut pandangku saja, semua keputusan ada di tanganmu". Ucap adi.

Sejenak aku membatin dan mencoba berfikir dan mempertimbangkan apa yang telah dia sarankan untukku. 'Sebenarnya.. Itu juga bisa menjadikan peluang besar untuk Bisnisku... Baiklah... Tak ada salahnya untuk mencoba'.- ucapku dalam hati.

Ku meneguk minuman, kemudian megutarakan keputusaku untuk bisnis ini.
"Setelah ku pikir-pikir... Saran mu itu boleh juga.. Baiklah aku setuju. Kapan kita mulai merencanakan kios dan hal-hal penting lainnya?". ucapku berwibawa dan penuh keyakinan.

"Baiklah.. Kita akan mulai bsok atau lusa paling lambat". Ujarnya singkat.

Setelah itu aku langsung saja menutup meeting singkat dengan sapaan dan salaman yang ramah.
"baiklah ini udah final. Terima kasih atas kerjasamanya adi. Kurasa aku harus pergi, karena ini susah menjelang waktu makan siang, umiku sudah menunggu dirumah". Ucapku dengan berjabat tangan dengannya.

"Oh baiklah.. Hati-hati dijalan haris..". Ucapnya

"Assalamu'alaikum" salamku.

"Waalaikumusalam" jawabnya.

****
Ditengah perjalanan menuju rumah, aku berfikir dengan masalah pribadiku. Jujur saja, umurku sudah hampir 28 tahun. Tapi aju belum juga ingin menemukan calon pasanganku. Umi sudah mencoba menjodohkanku dengan semua anak teman-temannya. Tapi hatiku sama sekali belum ada yang cocok dan mantap dengan salah satu dari mereka.

Tapi aku harap, di umur ku sekarang ini aku akan mendapatkan pendamping hidup yang selalu ada disampingku disaat suka maupun duka.

Karena itulah aku mengisi waktu luangku dengan berkerja, bukannya aku tidak ingin berusaha mencari, tetapi biarkan sajalah hidup ini mengalir dengan sendirinya, dan menemukan takdir yang tepat untukku.

---------------
Hehee maaf ni baru up.. soalnya lagi sibuk dengan urusan rumah.. Terimakasih ya udah mau mampir ke cerita Ini.. Kalau ada typo, atau alur yng gaje harap dimaklumi ya.. Soalnya saya masih pemula.. Hehehe 😂
Jangan lupa coment dan vote ya.. Terimakasih banyak... 😄

HAMASAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang