"pak, tolong izinin Rain masuk yah? Plisss" ucap Rainna memohon kepada satpam didepan gerbang sekolahnya
"Tumben banget kamu telat? Jam pelajaran udah dimulai nak, jadi ga boleh masuk" kata pak Yanto satpam sekolah Rainna
"Yahhh ayolah pak, saya mohon" Rainna mengeluarkan puppy eyesnya. Pak Yanto mendengus melihat kelakuan Rainna, siapa yang tak akan luluh dengan bola coklat dikedua mata Rainna itu
"Ya sudah, lain kali jangan telat lagi!" Kata pak Yanto tegas
"Yeyyy makasih pak"
Rainna segera lari menuju ruang kelasnya, koridor sekolah sudah sepi karena jam pelajaran sudah mulai 10 menit yang lalu. Rainna sampai dikelasnya, ia berjalan pelan sambil menggigit bibir merah mudanya. Hari ini hari selasa, mapel jam pertama adalah Bu Dewi. Guru killer dikelas Rainna
Tok tok tok
"Permisi bu" ucap Rainna gugup
"Terlambat?" Tanya bu Dewi mengintimidasi
"I...iya bu, maaf" Rainna menundukkan kepalanya menatap ujung sepatu
Tatapan guru didepannya ini sangat tajam, tapi tentunya lebih tajam tatapan mata Alvaro. Bu Dewi menghampiri Rainna, seluruh murid dilelas menatap Rainna dengan muka yang sulit dijelaskan. Carletta dan Luna hanya memberi raut muka seperti mengatakan sesuatu
"Sorry, semoga lancar jalanin hukumnya"
"Alvaro!" Panggil bu Dewi
Alvaro yang menghampiri bu Dewi, ia sebenarnya sedang jalan jalan mengelilingi sekolah. Kelasnya sedang kosong, ia menatap heran dua makhluk yang ada dihadapannya
Rainna ngapain diluar? Masih pake tas lagi?
"Ada apa bu?" Tanya Alvaro dingin
"Temani Rainna keliling lapangan 5 kali, dia terlambat" kata bu Dewi
Rainna melebarkan pupil matanya, mengelilingi lapangan? Walaupun hanya 5 kali, tapi lapangan sekolahnya ini sangat lah lebar
"Haahh?? 5 kali bu?" Pekik Rainna
"Jangan banyak bicara! Lakukan hukumannya dan kamu gak boleh masuk jam pelajaran ibu hari ini!" Kata bu Dewi mengakhiri pembicaraan, ia kembali masuk ke dalam kelas
Rainna menghentakkan kakinya kesal, ia berjalan menuju lapangan. Alvaro berjalan santai disebelah Rainna, ia memasukkan tangan kanannya kedalam saku hingga menambah nilai penampilannya. Rainna meletakkan tasnya dibawah tiang bendera. Ia segera berlari kecil mengelilingi lapangan. Alvaro bersandar ditiang bendera sembari fokus bermain ponsel, sesekali ia melirik Rainna yang sedang berlari mengelilingi lapangan
Keringat membasahi dahi Rainna, baru 2 putaran kakinya sudah terasa sangat capek.
Alvaro memasukkan ponselnya kedalam saku celana, ia berjalan meninggalkan Rainna sendirian dilapangan. Rainna mengusap dahinya, matanya mencari keberadaan Alvaro. Rainna berdecak kesal melihat Alvaro pergi, ia melanjutkan lari mengelilingi lapangan. Diputaran ke 3, Rainna benar benar lelah. Langkahnya mulai gontai sehingga membuat tubuhnya tak seimbang. Kaki Rainna terkilir, sehingga ia jatuh duduk dipinggir lapangan"Sshhh sakit ihhh..... Pake acara kesleo segala" Rainna mencoba untuk berdiri, tapi sialnya kaki Rainna terasa begitu sakit hingga Rainna kembali duduk
Alvaro melihat Rainna duduk ditengah lapangan, ia baru saja membeli 2 botol air mineral untuk Rainna. Alvaro sedikit berlari menuju Rainna, melihat muka Rainna yang seperti kesakitan membuat Alvaro sedikit cemas. Jarak 2 meter dari Rainna, Alvaro berjalan sesantai mungkin. Ia menjulurkan tangannya hendak membantu Rainna
KAMU SEDANG MEMBACA
A L V A R O [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteCinta bukan tentang bagaimana seseorang menunjukkan kasih sayang terhadap pasangannya saja, tapi cinta juga tentang bagaimana cara seseorang merubah segalanya yang dulu sangat hampa menjadi lebih berwarna. Bisakah hati yang telah lama membeku kembal...