"Gas" panggilku saat kami berdua sampai di dalam kelas dan duduk dibangku masing masing. Aku memutar tubuhku untuk menghadap bagas yang ada di kursi belakangku.
"Apa ra" sahut bagas
"Gue mau cerita deh"
"Soal lo nangis tadi kan? " tebaknya benar.
Aku mengangguk kan kepalaku.Bagas menegakan badannya pertanda dia siap untuk mendengar kan ceritaku.
"Jadi kan ya, waktu gue pulang dari caffe gue mampir dong di taman kan. Nah terus gue liat Satria duduk sendirian. Gue samperin dong "
Flashback on
Aku turun dari taxi di dekat taman rumahku. Aku berjalan sambil menendangkan kakiku ke udara. Kesal karna Bagas tadi.
Aku melirik jam tanganku. Masih pukul sembilan. Gapapa deh lima belas menit lagi pulangnya. Males dirumah ngga ada ayah pasti nanti aku dibully bunda sama abizar lagi.
Saat aku mengedarkan pandangan ku, aku melihat sosok lelaki yang tadi kutemui di caffe. Lakok cepet amat udah sampe sini aja. Heran gue.
Entah siapa yang menyuruhku untuk mendekat, tapi aku malah mendekati nya. Ah bodo amat aku pengen ngelurusin masalah nya. Aku pengen tau alasan dia mutusin aku. Siapa tau kan kalo dia mau ngomong alasanya aku jadi bisa move on gitu. Kan ngga salah juga kan berdamai sama masalalu.
Aku pengen move on dari Satria tapi aku masih sayang sama dia. Gimana dongggg.
Tak terasa aku sudah sampai di samping Satria yang sedang duduk tampak melamun. Aku duduk disamping nya. Tak sadar aku sudah berada di sampinya.
"Hai" kataku pelan. Kubuat suaraku sebiasa mungkin. Padahal dalam hatiku rasanya sudah ingin memeluknya dan menangis tersedu sedu saking rindunya.
Satria tampak kaget melihatku sudah berada disampingnya. Ia hanya memasang wajah dinginnya. Sepengalamanku baru kali ini aku melihat Satria memasang wajah sedingin ini. Dulu waktu kita masih sama sama dia tak pernah menatapku dingin, dia selalu menatapku penuh Cinta dan penuh kehangatan. Tiga bulan tak bertemu ternyata sudah tak sama lagi. Tiga bulan tak bersama ternyata sudah merubah banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang ku Itu,Mantan Pacarku (slow update)
Fanfiction" aku memang pergi, tapi bukan berarti aku tak menyukai mu disini" "mari kita sama sama saling melupakan rasa yang terlarang ini" "aku pastikan aku akan kembali lagi, namun dengan rasa yang sudah ku pastikan hilang untukmu" "entah satu tahun lagi, d...