Hujan Kemarin

35 3 0
                                    

Flashback on

"Salsaa jangan disitu main ujan nya" teriak lelaki ku yang bajunya sudah basah kuyup karena hujan siang ini.

"Iyaaaa" sahutku juga berteriak tapi tak mengindahkan suruhannya.

Aku malah asik bermain hujan.

Jederrrrr

Aku berjingkrak kaget langsung berjongkok dengan tangan yang menutupi telinga.

Kurasakan dekapan hangat yang merengkuh ku dalam pelukannya. Satria merengkuh ku dengan membisikan kata kata penenang untuk ku. Perlu kalian ketahui, aku sangat menyukai hujan, tapi aku takut akan petir.

"Tenang ya tenang ada aku disini"

"Aku ada buat kamu"

"Husttt jangan nangis"

Aku balik memeluk nya erat. Aku menangis saking takutnya.

Ini yang sangat aku suka dari Satria, sesalah apapun aku, dia tak akan pernah memarahiku.

Seberapa tak pedulinya aku dengan perkataan nya, dia tak pernah membentak ku.

Dia selalu menenangkan ku dan selalu membuat ku merasa tenang.

Satria, kamu lelaki ku. Semoga saja selamanya begitu.

Flashback off

"Ck! Ngelamun lagi si kak" tegur ayah menghentikan ku flashback akan kenangan sialan itu yang sialnya manis sekali.

"Tau tuh kak sa" celetuk Abizar di belakang.

Mungkin hanya aku ya yang selebay ini, tapi percayalah teman teman, kalian pasti akan seperti ku jika kalian berpisah dengan orang yang sudah kamu yakini akan bersamamu selamanya. Lelaki yamg sudah memberikan banyak kenyamanan. Lelaki yang sudah menawarkan kebahagian, namun baru beberapa waktu dia menawarkan janji itu, dia malah mengingkari janjinya.

Aku hanya diam saja melihat kelakuan dua lelaki berbeda generasi ini.

"Ayah kenapa kakak ga dibolehin bawa mobil lagi si? " tanya ku kepada ayah.

Ayah menghela nafas panjang " nanti kalo ayah biarin kamu bawa mobil sendiri, ayah takut besoknya ada kabar berita gini kak, diduga seorang gadis menabrak kan mobilnya karena galau diputuskan pacarnya"

Tawa ayah dan adik ku menggelegar di dalam mobil.

"Terserah kalian lah" rajuk ku.

Mobil ayah sudah sampai di depan gerbang SMA PELITA JAYA. Tempat ku menimba ilmu. Sebenarnya bukan hal yang susah jika hanya untuk mendapatkan pacar baru untuk ku. Ibarat nya tinggal tunjuk aja mueheheh.

Tapi kan aku maunya sama satria aja.

"Kak life must go on "

"Ayah ngomong gini bukan nya ayah ngga tau perasaan kakak. "

"Justru ayah tau sekali perasaan kakak"

"Ayah sayang sekali sama kakak"

"Apa kakak sayangnya cuma sama satria saja? "

"Apa ayah yang menemanimu dari baru lahir sampai se dewasa ini tidak bisa kamu sayang ngi?"

"Ayah marah kak kalo kakak di buat nangis sama cowok.

"Ngga peduli itu satria, Agung, Agus atau sapa lah"

"Ayah bahagia kalo Putri ayah ini bahagia"

"Jadi ngga sepantasnya kakak seperti ini"

"Kakak tau? Ini sama saja tak mempercayai tuhan"

"Mengapa seperti ini? Kakak ngga percaya kalo tuhan itu udah nakdirin sesuatu yang lebih baik dari dia untuk kakak"

"So, biarkan dia bahagia dengan caranya, dan izinkan diri kakak bahagia dengan cara kakak"

Nasihat ayah pagi ini membuat ku tak bisa membendung air mataku. Aku salah ternyata, kondisiku saat ini seperti aku sangat bergantung pada satria, padahal aku masih punya tuhan.

Aku salah sudah melupakan sosok ayah yang selama ini selalu menyayangi ku tanpa henti.

Aku salah sudah banyak menangisi lelaki sialan yang telah menghancurkan hatiku.

Aku memeluk ayah dengan erat. Mengucapkan beribu kata maaf karna telah lalai sebagai Putri. Meminta maaf karna telah membuat ayah sedih dengan perilaku ku beberapa bulan ini.

"Jadi salsaa yang dulu lagi ya kak, salsaa yang ceria dan cerewet " ucap ayah sambil menyentil hidungku.

Ayahhhh i love you so much

____

"PAGI BAGASSS!! " teriak ku ditelinganya hingga ia yang sedang tidur pun berjingkrak menyangkat kepalanya.

"Sialan salsaa" umpat bagas marah

Aku hanya tertawa melihat bagas yang marah seperti itu. Aku langsung berjalan ke arah tempat duduk ku. Didepan meja guru.
Padahal banyak yang menyebutnya itu meja horor atau meja kutukan karna duduk di situ. Tapi aku nyaman saja duduk di depan guru ku ini.

Tiba-tiba bagad sudah ada disamping ku lagi.

"Lo kenapa saa? "

"Sakit? " tanyanya sambil menyentuh keningku.

"Sakit hati gas" bagas mendengus jijik. Aku hanya terkekeh.

"Tumben tumbenan deh elu bisa ketaw lagi. Kira gue udah lupa caranya gimana"

"Iya dong gas. Kata elo kan life must go on saa! " kataku sambil menirukan nada bicara bagas saat mengucapkan kalimat itu.

"Anjir serius bego " ucap nya sambil menjoglo kepalaku.

Tak terima aku pun menjoglo nya balik

"Sialan" kata bagas. Lalu kami tertawa bersama. Se receh ini pertemanan kami.

Satu yang sangat aku suka dari sifat bagas. Ia tal pernah ingin tau ataupun memaksaku untuk bercerita. Dia tau batasan batasan privasi seseorang.

Uhh bagasss pahlawan kegalauankuuuuu

_____

Jangan lupa pencet Bintang nya di pojok kiri bawahhh gaess 😍

Love
Queen. 😚

Abang ku Itu,Mantan Pacarku (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang