Aku berada di atas motor bagas setelah berpamitan dengan Ayah dan Bunda. Jakarta pagi ini terlihat lenggang. Tidak terlalu ramai seperti biasanya. Mungkin karna ini libur Nasional jadi orang orang belum bepergian di jam yang masih pagi seperti ini.
Bagas melihatku dari kaca spion motornya, namun saat aku membalas tatapannya dia malah mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Gas lo ngapa sih ngeliatin gue mulu" tanya ku karna untuk yang ke tiga kalinya dia kembali menatap ku.
"Ge'er lo bocil"
"Sembarangan lo ngatain gue bocil"
Lalu hening kembali hingga motor bagas berhenti di depan sebuah rumah kecil yang cukup bersih. Ia men standar kan motor nya dan membantuku turun.
Mau ngapain sih bagas- pikir ku.
"Gas" panggil ku saat bagas sedang melepaskan helm yang terpasang di kepala ku. Ntah padahal aku tak meminta namun bagas memang selalu seperti ini jika aku bepergian denganya.
Dia hanya mengangkat sebelah alis nya seolah mengatakan apa?
"Kita mau ngapain sih berenti disini" kataku sedikit was was
"Tenang aja saa. Gur gabakal ngapa ngapain lo kok. Sanss aee. Gue bakal jagain lo jadi ga mungkin gue apa apain lo" jawabnya lalu menariku masuk kedalam rumah itu.
Tanpa mengetuk pintu bagas langsung mendorong handel pintu rumah itu.
Ga sopan banget nih anak. Emang ini rumah nenek moyangnya apa? - pikir ku.
"Woii broo. Whatsup broo! " teriak bagas saat kami baru saja masuk.
Bagas setan. Gue kaget elahh
Aku hanya diam saat bagas menyalimi para lelaki yang ada di dalam rumah itu dengan salam ala lelaki, seolah olah mereka lama tak jumpa.
"Apa kabar lo bro. Susah banget diajak nongkrong sekarang ya" kata selaki yang memiliki badan paling kecil diantara teman temanya namun badannya sangat menjulang tinggi. Emm berapa ya mungkin sekitar 178cm. Bisa dibayang kan kan? Kayai bambu gitu lah tinggi tapi kurus.
"Banyak tugas gue bro" sahut bagas bohong. Padahal kalo urusan tugas dia selalu menyalin punya ku.
Dasar bagas
"Sibuk tugas apa sibuk pacaran nih" ledek temanya yang memiliki rambut gondrong dan rambutnya diikat jadi satu ke belakang sambil menatapku. Aku yang ditatap hanya memberikan senyum canggung.
"Parah lo gas. Kita aja masih jomblo lo malah udah punya gandengan. Taulah lo ga Setia kawan banget" sahut temanya lagi yang lain yang memakai kaos hitam polos dan celana jins. Dan terlihat seperti keturunan arab gitu.
"Bacot ya lo pada" kata bagas
"Kenalin aja nih temen gue, Salsaa namanya" bagas memperkenalkan ku ke teman temanya tadi."Lah temen apa temen"
Bagas hanya membalasnya dengan pelototan mata."Haii salsaa kenalin gue Gazi" mulai lelaki yang mirip orang arab itu, yang ternyata naman nya Gazi.
"Haii Gazi. Gue Salsaa"
"Busett bro suaranya lembut banget. Pantes bagas suka" balasnya yang membuatku tertawa.
"Kalo nama gue Doni. Salam kenal ya" ini yang berbicara cowo bambu itu. Yang tinggi bangett.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang ku Itu,Mantan Pacarku (slow update)
Fanfic" aku memang pergi, tapi bukan berarti aku tak menyukai mu disini" "mari kita sama sama saling melupakan rasa yang terlarang ini" "aku pastikan aku akan kembali lagi, namun dengan rasa yang sudah ku pastikan hilang untukmu" "entah satu tahun lagi, d...