"Aku sayang sama kamu"
"Masa? "
"Kok ngga percaya sih? "
Sore itu, aku dan lelaki yang menyandang status sebagai pacarku yang sudah hampir satu tahun ini, duduk di sebuah pasar sore yang menyediakan banyak sekali makanan makanan tradisional untuk memanjakan lidah pengunjung nya.
Tempat ini memang menjadi tempat favorit kami berdua untuk menghabiskan waktu. Aku dan dia, pacarku itu berbeda sekolah, makanya aku dan dia jarang sekali bertemu. Aku berpacaran dengannya sejak duduk dibangku SMP, sedangkan sekarang aku sudah kelas 10 . Dia satu tahun diatasku.
Kenapa aku menyukainya? Kenapa aku menyayangi nya? Karna dia yang paling tau apa yang aku inginkan. Bukan dalam artian materi, tapi dia itu lelaki paling sempurna untuk menemani sifatku yang tak karuan ini.
Aku yang manja, bersanding dengan dia yang dewasa. Aku sangat bersyukur malam itu, karna dimalam itu aku bisa menemukan Cinta pertama ku.
Waktu itu, tepat pukul 9 malam, aku berjalan sendrian, sebab aku ditinggalkan oleh lelaki yang katanya sahabatku dari kecil. Sahabat ku itu lebih memilih mengantar kan pacarnya yang katanya cemburu padaku itu, dan dengan teganya sahabatku itu meninggalkan ku sendirian di dalam caffe. Ingin ku mengumpat untuknya.
Jujur saja, lama bersahabat dengannya itu membuatku jatuh Cinta padanya, namun cintaku tak pernah terbalas sama sekali.
Ini salah satu kebiasaan burukku, jika aku pergi bersama seseorang aku tak pernah mau membawa dompet ataupun sekedar ponsel. Dan yang lebih membuat ku menyesal ialah aku yang pelupa tentang jalan pulang.
Aku terduduk di trotoar, hingga suara motor berdebum di hadapanku. Seorang lelaki membuka helm fullface nya, dan errrr dia tampan sekali.
Yah, bisa ditebak kan apa yang terjadi setelahnya?
Ya, aku diantarkan pulang dengan alibi aku perempuan tidak baik keluar malam. Perkenalan ku dimulai dari disitu. Bertukar nomor handphone dan saling bercerita lewat telpon hingga tengah malam. Rajin bertemu untuk sekedar tertawa bersama.
Aku nyaman sekali. Hingga aku sadar jika aku sudah menyayangi nya. Aku juga sadar, aku telah menghilang kan rasaku untuk sahabat sialan ku itu yang sekarang pindah kota. Rasa ku berpindah untuk tuan Satria Adijaya. -
"Bengong mulu sih lo! " aku berjingkrak kaget saat lelaki berseragam sama sepertiku. Dia langsung mendudukan bokongnya di kursi depanku.
"Apa sih lo" sahutku tak bersemangat
"Udah lah, yang udah ya udah. Kalo dia itu emang jodoh elo, mau sejauh apapun dia pergi juga baliknya bakal ke elo juga" aku juga tau tentang quotes sialan ini yang selalu membuat ku menangisi dia.
"Gue tau"
"Udah tau kan lo. Kenapa masih galau galauan gitu sii. Udah tiga bulan elu putus loh, kenapa masih di galauin mulu itu temen gue"
"Lo gatau rasanya gas" sahutku kepada Bagas. Lelaki tempat ku bercurhat ria. Di sekolah ku aku memang punya banyak sekali teman perempuan, tapi entah lah aku lebih nyaman jika bercerita dengan lawan jenisku. Aku jadi bisa mendapat nasihat dari sudut pandang lelaki.
Dan lelaki yang bernama Bagas ini lah tempatku untuk mengadu.
Bagas ini temannya Satria dari jaman SMP, karna mereka tetanggaan. Bagas seumuran denganku, sedangkan Satria lebih satu tahun diatas kami.
"Lo itu kebangetan, kayak yang ngga ada cowo lain aja sa" aku hanya diam mendengarkan segala celotehnya. Sudah biasa juga sih, aku dikatain bego sama cowok satu ini, katanya aku payah gak bisa move on dari temenya itu. Katanya aku bego masih ngeharepin dia yang jelas jelas udah ngga mau ngeharepin aku.
Menohok banget sih kata katanya. Kadang juga aku nagis karna kata katanya yang frontal itu. Tapi dia juga sosok pendengar yang baik kok.
"Nasi goreng mu kok belum disentuh sih sa"
"Males makan akutuu" aku meletakan kepalaku di meja dengan lemas.
"Makan ya sa, lo itu punya magh. Tiga bulan loh nafsu makan mu ngga teratur gitu. Biasanya juga paling suka makan. "
"Lo makan aja deh"
"Life must go on sa. Dia udah bahagia. Biarin elo bahagia juga"
"Gue juga pengen bahagia gas. Tapi kan bahagia gue itu sama Satria "
"Tapi elo itu bukan bahagianya satria" jleb. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk ulu hatiku. Sakit sekali jika tau bahwa Lelaki bernama Satria, yang sekarang menyandang gelar sebagai mantan pacarku sejak tiga bulan lalu.
Bagas berdiri dari kursinya, mengelus rambutku dengan lembut, " di makan sa, nanti nasinya nangis " lalu ia pergi dari hadapanku meninggalkanku yang terus memikirkan fakta jika Satria tidak bahagia bersama ku. Tidak akan pernah. INGAT SATRIA TIDAK AKAN BAHAGIA DENGAN KU. Oh shit.
Air mataku mengalir namun segera ku telungkup kan kepalaku diantara kedua tanganku di meja.
Hey Satria, aku masih menginginkan mu.
_________
Allooo readers yang udah mau mampir di cerita absurd ku iniii. 😁Jangan lupa kasih vote and comment ya, biar tambah semangat nulisnyaaa😍
Love
Queen. 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang ku Itu,Mantan Pacarku (slow update)
Fanfic" aku memang pergi, tapi bukan berarti aku tak menyukai mu disini" "mari kita sama sama saling melupakan rasa yang terlarang ini" "aku pastikan aku akan kembali lagi, namun dengan rasa yang sudah ku pastikan hilang untukmu" "entah satu tahun lagi, d...