Dari kejauhan aku melihat cahaya terang dari sebuah bangunan berwarna putih yang menjulang diantara pohon-pohon dan sejauh mata memandang, perkebunan. Mobil itu berhenti tepat diujung cahaya. Tempat cahaya itu ada. Kami menunggu gerbang warna perak yang terlalu klasik untuk 2019 itu terbuka. Perlahan besi besinya yang mengkilat bergerak. Otomatis. Seperti dimasa depan. Cahaya menyilaukan menyerbu masuk dari kaca mobil. Aku menatap Tami disampingku. Rumah suami kayanya bahkan hanya sebesar ruang tengahnya, sepertinya. Kami saling tatap. Tami meraba untuk menemukan jemariku lalu menggenggamnya.
Mobil dengan mulus masuk kedalam halamannya. Rumput hijau selembut karpet dikamar ku yang kecil, mini. Memenuhi berpuluh meter halaman. Diterangi lampu-lampu bulat seperti kepala orang botak yang ditaruh diatas besi dengan ukiran yang indah. Aku dan Tami sama-sama menatap takjub jendela mobil ketika Kami berhenti. Mika membuka pintu mobil hampir didetik yang sama seperti Niko. Aku dan Tami sempat saling tatap sebelum membuka pintu mobil dan aku rasanya ingin meninggalkan sepatu sendalku disitu juga dan membiarkan kakiku telanjang untuk merasakan halusnya rumput dibawah kakiku. Didepanku Tami menunggu. Kami lalu melangkah dibelakang Niko dan Mika. Menaiki tangga pualam sebening cermin. Pilar-pilar besar rumah ini mengingatkanku pada white house. Aku seperti dibawa ke alam mimpi. Dan terakhir kali aku bermimpi adalah saat aku masih sangat kecil. Mungkin aku terlalu dini tidak berhenti berimajinasi.
Hari yang mengembalikanmu.
Pada masa kecil yang lugu.Aku mencoba menjauhkan pikiranku dari lirik lagu yang diputar didalam mobil. Suara sepatu Mika, Niko, dan Tami yang hampir bersamaan membuat lamunanku berhenti. Kami sampai ditangga beranda teratas. Mika tidak mengetuk pintu ketika kami berdiri diam didepan pintu yang menjulang. Ia menatap kesamping pintu seperti memperlihatkan siapa dirinya lalu pintu terbuka. Seorang perempuan yang lebih muda dari kami semua tersenyum menyambut. Kubayangkan ia memakai baju pelayan, tapi tidak, ia memakai kaos polos warna biru. Aku tersenyum membalasnya. Mika tidak. Ia melangkah cepat seakan kami akan ketinggalan kereta. Sementara yang kulihat sekarang adalah sebuah tangga meliuk yang kukira akan kami naiki. Tapi Mika berbelok Dengan sigap. Aku menatap dinding rumah besar ini dan tidak menemukan apa-apa kecuali lukisan-lukisan dan lampu-lampu yang mengesankan. Kami berempat tidak bicara. Bahkan Tami yang paling cerewet. Kami diam ketika Mika berhenti. Ia memencet tombol didinding tepat disebelah guci cina yang kuno dan pasti mahal. Lalu pintu terbuka. Lift. Tami memutar matanya, menatapku dengan setengah alis terangkat. Aku tersenyum kecil. Kami lalu mengikuti langkah Mika.
Selama lift naik. Aku melihat wajah kami didinding lift. Tami mencoba menghindari wajahnya sendiri. Aku menatap mataku yang sayu. Karena lelah. Mika masih seperti pertama kali ia datang kermahku. Sementara Niko menatap kemana-mana. Keseluruh lift. Lebih Parah dari aku dan Tami.
Lift berhenti. Lalu terbuka. Aku merasa seperti agen detektif ketika melangkah keluar dari lift dengan satu langkah kaki yang sama dengan Niko dan Tami. Sementara Mika masih didepan kami. Ia berhenti ketika kami sampai diruang yang sangat luas. Dan sangat kosong. Tanpa lorong. Hanya ada meja panjang yang sepertinya bias digunakan dalam jamuan makan malam bisnis. Atau apalah yang tidak pernah kulakukan. Dan sebuah lukisan tergantung didinding polosnya. Warna putih dan cahaya lampu hias benar benar membutakan.
"Itu lukisannya."
Mika menunjuk sepeti mempersilahkan kami melangkah mendekat. Itu adalah lukisan dengan pigura berwarna emas yang kufikir dua kali satu meter. Dan aku memang mendekat. Tempat Lukisan ini jelas tidak ada di bumi. Tapi aku tidak yakin karena aku tidak pernah berpetualangan. Kecuali kepantai dan lagi lagi gunung untuk melihat tempat mana yang bagus untuk memfoto senja bagi calon pengantin.
Lukisan itu adalah lukisan dari cat air. Memperlihatkan kebun bunga yang aneh yang tidak realistis secara komposisi. Bunga-bunga dengan kelopak lebih besar dari daunya itu terasa ganjil. Kupu-kupu biru dan merah muda beterbangan. Tapi terlalu kecil untuk kelopak setiap Bungai. Bunga tulip berwarna kuning cerah juga mengganggu buatku. Bunga sepatu berwarna hijau. Hampir sewarna dengan daun. Bukan hanya komposisinya yang aneh tapi juga warnanya. Hingga aku menatap kesisi kiri yang hampir tidak mendapatkan perhatianku. Itu mawar dan dia merah. Sekecil kupu-kupu tapi nyalanya terang. Aku sungguh suka keberadaannya. Aku tiba-tiba teringat kafe yang kudatangi bersama Niko. Dan gilanya dilanda perasaan aneh yang tidak bisa kuterjemahkan. Sepeti ketika mendapatkan sesuatu yang terlalu besar buatku. Haru. Aku haru. Sejak kapan aku mengerti seni lukis. Aku tidak mengerti, hanya saja aku dilanda perasaan takjub. Lukisan ini sepeti bicara banyak padaku. Seperti ketika aku tak bicara tapi Tami paham ada banyak hal dalam hatiku yang tertahan.
Aku menghela nafasku dalam-dalam. Menatap Mika yang berdiri menjulang disampingku. Ia menatap lukisan itu tanpa kedip.
"Ini lukisan yang ingin adik kamu datangi."
Mika tersentak. Ia menatapku. Niko yang berada disisi kirinya juga melakukan yang sama. Disampingku aku tau Tami menunggu jawaban.
Mika mengangguk. Kembali menatap lantai. Dan aku sadar Ia suka sekali melakukan hal itu.
"Dari mana kalian dapat lukisan ini."
Suara Tami terasa tidak seringan biasnya. Aku menatap wajah Mika yang kaku. Ia kembali mengamati lukisan itu tanpa kedip. Dan kurasa aku tau dari mana lukisan ini berasal.
"Adik Saya."
"Adik Kamu."
"Yang melukis."
Aku terkejut mendengar suara kami yang senada. Mika menatapku. Aku juga. Mika terbata mengungkapkan lukisan ini dilukis adiknya. Ia menduk lagi sebelum menatap sendu pada lukisan didepannya.
"Bagaimana jika kamu kembali pakai dress itu."
Miko terdengar dingin dan kaku. Aku merasa mengangguk seperti dikomando.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Dress Adventure
FantasyBayangkan kamu tidak memerlukan tiket pesawat untuk pergi keseluruh tempat yang kamu inginkan. Tinggal pejamkan mata. Pakai dress maroonnya lalu bayangkan sebuah tempat yang kamu inginkan.