[Name] terbangun dari tempatnya tidur, memandang cahaya mentari yang memasuki ruangan melalui celah gorden.
Ia sedikit menyibak gorden hitam tersebut dan melihat pemandangan Kota Yokohama sejauh mata memandang.
Saat jemarinya menyentuh jendela besar di hadapannya, tetiba seseorang dari belakangnya mengecup tengkuknya.
Sekujur tubuh [Name] menjadi semakin geli ketika orang itu melingkarkan tangannya dan menyentuh tubuhnya dengan perlahan.
"Hentikan ...! Geli ...!" desahnya.
"Aku menginginkannya lagi."
"Tidak."
Saat [Name] menolak, laki-laki itu langsung membawa tubuhnya dan mengembalikannya di atas ranjang.
"Sebentar saja...," kata laki-laki itu dengan suara yang dalam.
[Name] melengos dan tersenyum miring. Ia menyentuh kedua rahang laki-laki itu dan menatapnya dengan kilatan mata yang menggoda.
"Dasar keras kepala," katanya.
Usai berkata begitu, tanpa peringatan lebih dahulu, laki-laki itu menempelkan bibirnya dengan bibir [Name].
Wanita itu tidak menolaknya dan justru membalasnya dengan panas dan semakin dalam.
Seketika, laki-laki itu kembali terbawa birahinya. Wajahnya bergerak ke sisi wajah [Name], menggigit daun telinganya hingga wanita itu mendesah geli.
Wajah laki-laki itu kembali bergerak ke leher wanita itu, menjilatnya perlahan dan membuat tanda kemerahan di situ.
[Name] mencengkram punggung laki-laki itu dan sesekali memukulnya pelan seraya berkata, "hentikan! Sakit ...!"
Namun laki-laki itu tidak berhenti, tangannya yang besar justru digunakannya untuk menahan tangan [Name] di atas kepala wanita itu.
Begitu laki-laki itu mengangkat tubuhnya yang sedikit lebih besar dari [Name], ia bisa menatap wajah memerah yang membuatnya tidak ingin berhenti untuk melakukan ini dan itu padanya.
[Name] yang tengah mengatur ritmen napasnya lalu berkata, "sudah selesai. Aku harus pergi dari sini."
"Iya, tapi aku ingin seperti ini beberapa saat lagi," kata laki-laki itu.
Kemudian, laki-laki itu kembali mengecup pundak [Name] dan menenggelamkan wajahnya di rambut wanita itu.
Saat-saat manis seperti inilah bagi [Name] adalah saat yang berharga. Semalaman suntuk keduanya saling merasakan kehangatan tubuh masing-masing. Setiap detik yang mereka lakukan adalah waktu yang sangat berharga.
Namun, saat-saat seperti ini tidak akan bertahan lama.
Mereka harus berpisah saat mentari sudah menunjukkan dirinya di langit sana.
"Hentikan sekarang!" pinta [Name], ia mendorong tubuh laki-laki itu hingga berpindah ke sebelahnya. Lalu bangkit dan meraih pakaian dalamnya yang tercecer.
Dari balik tubuh [Name], laki-laki itu terduduk di sana dengan wajah yang tertunduk. Ia lalu berkata, "sampai kapan kita ingin melakukan ini di belakangnya, [Name]?"
[Name] yang sudah selesai mengaitkan kancing pada kemejanya dan memasangkan jasnya dengan sempurna di tubuh berbalik.
"Berikan aku waktu sedikit lagi, aku akan berbicara padanya, Chuuya."
💮
[Name] memandang rendah dirinya dengan apa yang sudah dilakukannya selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/191365903-288-k960302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] Dazai Osamu Oneshots 💮
FanficSelamat datang kembali di Lapak Mikajeh_kun '-' kali ini Mikajeh akan menuliskan cerita Dazai dan Reader-tachi dengan konflik satu arah alias one-shot >w< Tema utama di work satu ini random, jadi bakal ada konten angst dan dramatik walaupun gak semu...