「 Trapped Doll 」

4.8K 289 59
                                    

Dazai Osamu, Eksekutif Termuda Sepanjang Sejarah Port Mafia itu tengah merebahkan tubuhnya di atas sofa merah yang tampak mewah.

Penutup mata sudah terpasang sempurna, kini waktu terbaiknya untuk tidur. Pemuda itu menguap lebar.

"Ternyata kau di sini, Dazai," sahut pemuda lainnya. Mendekati Sang Mafia seraya memasukkan tangannya ke dalam saku dengan santai. "Padahal Bos meminta semua Eksekutif dan Sub-Eksekutif berkumpul, kenapa kau malah enak-enakan tidur?"

Dazai menguap, masih dalam posisi yang sama. "Chuuya, ohayou~"

Perempatan di dahi Chuuya muncul kemudian membalas dengan sebal, "apanya yang pagi, huh?! Kau pikir sekarang jam berapa?!"

"Iya, iya, kau berisik sekali seperti biasa, ya. Ngomong-ngomong, tinggimu hari ini juga tidak berubah, ya? Padahal kau sudah rajin meminum susu yang kusarankan," Dazai menyahut santai. Dia bangkit dari posisinya kemudian melepas penutup matanya dan melihat ke arah Chuuya sambil menyipitkan sedikit matanya. "Maaf, aku tidak bisa melihatmu. Sebentar, akan kucari lup milikku dulu."

Perempatan di dahi Chuuya kembali muncul. Bukan hanya kata-katanya, tapi tangan Dazai yang meraba-raba lantai juga berhasil menyulut amarahnya.

Apa yang Dazai lakukan seolah mengatakan jika dirinya sekecil semut.

"Aku tidak ada di sana!" Chuuya menyalak keras. "Juga tidak sekecil itu, oi!"

"Oh, benar juga! Seharusnya aku mencari mikroskop."

"Kenapa jadi makin kecil, Dasar Bajingan?!" Kali ini disamakan dengan mikroba.

"Jadi, kenapa hari ini kau ke sini?" tanya Dazai langsung. "Kau ke sini bukan untuk mengganggu tidur siangku, 'kan?"

"Sekarang sudah malam, Oi!" [Name] berteriak kembali. Lelah meladeni Dazai terus. Dia menghela pelan. "Apa kau tahu kasus Saint Doll?"

Dazai terdiam, menatap Chuuya dengan serius. "Tentu saja aku tahu."

Kasus yang sudah dari empat bulan terakhir terjadi di Yokohama. Para korbannya tidak pasti, entah itu wanita, seorang gadis bahkan laki-laki muda dan tua sekali pun.

Waktu pembunuhan pun hanya pada malam hari, waktu dimana Mafia mulai menjadi lebih aktif tapi tak ada yang melihat pelakunya. Bahkan Chuuya sendiri.

"Tapi pelakunya sudah berhenti beraksi, 'kan? ujar Dazai. "Tinggalkan saja."

"Aku akan melakukannya jika aku tahu siapa pelakunya." Wajah Chuuya terlihat serius, dagunya mengeras. "Dia bahkan berani membunuh bawahanku saat mencoba melacaknya."

"Hanya beberapa dari bawahanmu, 'kan? Chuuya, untuk mendapatkan hasil terbaik, pasti ada pengorbanan yang setimpal," Dazai berujar santai. Chuuya mengeraskan kepalan di tangannya dan Dazai melirikkan ekor matanya tajam. "... iya, 'kan?"

Detik itu juga, tanpa basa basi dan tanpa adanya aba-aba, Chuuya memukul telak pipi Dazai. Dazai yang terpukul hanya menunduk dan Chuuya menatapnya dengan raut tidak suka.

"Tiba-tiba memukulku, jahat sekali," sahut Dazai kembali, intonasinya tidak berubah. "Apa sekarang kau percaya jika aku ini manusia?"

Chuuya masih menatap Dazai dengan pandangan yang sama, tapi kali ini terlihat lebih dingin. Tangannya masih siap untuk memukul Dazai lagi.

"Siapa juga yang percaya?" Chuuya berujar dingin. "Hanya berterimakasih atas saran yang kau berikan."

Chuuya memutar tubuhnya kemudian melangkah pergi. Sampai kapan pun, dia memang tidak akan bisa akrab dengan Maniak Bunuh diri itu—dalam artian lain.

✅️ [21+] Dazai Osamu Oneshots 💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang