setelah denger itu dari Bilal, gua udah pasrah nggak tau lagi harus kaya gimana bujuknya. gua tau gua salah tapi nggak gini juga, dia bener bener diemin gua total.
gua kejar Bilal karena mau gimana pun ini pertemuan kita yang terakhir, gua nggak mau bikin salah sama dia di saat saat terakhir kaya gini..
" Bilal! " teriak gua
Bilal jalan keluar rumah sakit sambil pincang pincang
gua tarik bajunya Bilal supaya berhenti
" gua peduli sama lo! ngertiin gua kenapa sih?!" bentak Bilal ke gua.
"...."
" lo?! hiksss. tega lo ya mau ninggalin gua jen, udah tau gua tu nggak bisa jauh dari lo"
"-gua kangen sama lo aja, tipes gua kambuh apalagi lo tinggal gua jauh ke korea. hikss"
Bilal nangis Bilal nggak berani natap mata gua, air matanya tumpah semua, mukanya merah, tangannya berusaha ngusap air matanya supaya ga tumpah, tapi nyatanya semuanya malah ngalir makin deres.
" Bil? udah ya, jangan nangis " mata gua ikutan ngembeng ngeliat dia nangis.
" gausah ajak gua ngomong! lo belum pergi aja gua udah kangen Jen.hiks hiks"
" Bilaaaaaaal..... " gua meluk dia erat banget
kita berdua malah nangis di rumah sakit udah kaya anak tolol.
masih saling sayang tapi gengsi. bisa dibilang gitu sedih emang.
tapi keputusan gua tetep harus pergi ke korea di besok harinya.
besoknya Bilal dateng ke bandara buat nganter gua pergi, keluarga gua juga.
semua surat surat udah di urus sama ayah gua, gua dan bang Joni pergi dan nggak tau kapan bakal balik ke indo lagi.
" Hati hati Jenni, please lah yaa lo temen terbangsat gua yg pernah gua punyaa! " kata Yunna yang meluk gua erat banget
" lo jugaaaa Yunn, jangan makan pedes mulu, jangan gila mulu, jangan diem diem berak mulu. ajakin paijo ngobrol biar asik yaa"
" aaaa..... nggak mau ditinggal Jenni. hiks hiks hiks "
" nanti gua potoin oppa ganteng deh yang banyak. nomer Wa nya sekalian"
" EH SERIUSAN?! YAUDAH DADAH!!! "
" bangsat! "
tinggal satu orang yang masih ngeliatin gua dengan tatapan sedih nggak rela.
please senyum Bilal itu bagian kesukaan gua dan sedihnya dia adalah hal yang paling nggak gua suka. nggak rela ngeliat dia harus murung kaya gitu...
gua liat dia dan ngebuka lengan gua lebar lebar mempersilahkan Bilal untuk meluk gua
" sini Bil, for the Last... "
dia langsung jalan ke gua dan meluk gua erat banget dan itu di saksiin sama ayah, ibu, abang, Yunna dan orang lain.
" udah gede ya anak kita " kata ayah gua
" anak kamu. " kata ibu gua
" goodbye Bill... take care. jangan jadi anak nakal, kerjain tugas guru kalo emang mau jadi Tentara. jangan makan somay pedes terus bahaya lambungnya kan lo tipes. kalo mati gimana? gua kan jauh ngelayadnya "
" sssttt... diem. gua cuma mau meluk lo yang lama. hati hati ya disana. i always waiting u back " - Bilal
" pesawat akan berangkat dalam waktu 15 menit "
" Jen! ayo berangkat " kata Jonni
"Bill... udah ya gua mau berangkat "
" satu menit lagi! "
"oke satu menit "
1 menit.
" Jen!!! " teriak abang gua
" Bilal...! "
"satu detik please satu detik! "
" satu! "
dilepas pelukan gua sama dia.
mukanya merah lagi.
" gini ya ternyata anak paling disegani di sekolah, berantem sono sini. ditinggal gua nangis. kemaren aja cuekin gua sampe mampus. sekarang ga mau ditinggal "
"take care Jen... i love you 2002"
"hahaha. love u too. tapi kita nggak balikan! "
" iyaa " Bilal balik badan.
" eh kenapa? "
" gua ga siap liat lo pergi. gapapa kan? "
"hiks... Bilal... jangan bikin gua nggak rela gini dong! "
" udah sana... pesawatnya mau pergi! "
akhirnya gua dan bang Jonni pergi untuk naik kepesawat, Bilal dari kejauhan masih madep ke belakang dan nggak mau ngeliat gua.
" goodbye Bil... ily so much" -Jenni.
END STORY.
THANK YOU.
