"Kushina, berapa hari lagi aku di hukum. "
"Tiga hari lagi tuan putri. "
"Huft ayah memang ngeselin. "Gerutunya sambil mengembungkan Pipinya.
"Ah.... Ayah ngeselin. "
Tak lama pintu kamarnya terbuka dan pria arogan itu berjalan ke arahnya, dia baru menemuinya setelah seminggu tak kelihatan batang hidungnya.Naruto ngambek dia tak sudi melirik ke arah pria tua yang berstatus ayahnya itu.
"Nona bangunlah, Ayahanda datang untuk menemui Nona! "Ucap Ayame."Bilang padanya Naru lagi mogok lihat wajahnya, pergi saja lagian ayahkan gak butuh Naru! "
Madara hanya terdiam sambil menahan seringainya yang sering ia perlihatkan pada putri kecilnya itu, wajahnya melembut dia berjalan ke arah Naruto kemudian duduk di sisi ranjangnya dan Naruto masih tidak mau melihatnya sedangkan para pelayan sudah pamit undur diri.
"Kau ngambek. ''
Naruto tak menjawab dia malah tambah mengerucutkan bibirnya.
Ayahnya ini benar-benar pria peka, atau pria yang tidak punya perasaan sedikitpun.
"Memangnya kau manusia bisa ngambek. "Pancing Madara.
Naruto langsung duduk dengan kedutan yang terlihat dari jidatnya.
"Ayah Ngeselin. "Ujar Naruto sambil menatap Madara dengan mata bulatnya.
"Kamu lebih ngeselin, dasar bocah.
"Ucap Madara sambil menjitak jidatnya dengan jari telunjuknya."Aku bukan bocah ayah, aku sudah dewasa Tau. "Ucap Naruto kesal.
"Kalau bukan bocah kau tidak akan ngambek. "Ujar Madara yang berhasil membalikan kata- kata Naruto.
Membuat gadis kecil itu terdiam sambil menahan rasa kesalnya yang tertahan.
Naruto langsung diam, dia kemudian duduk tegak dan langsung menatap mata Madara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daughter Of the Emperor(slow Update)
Humor"Rasa sakit itu akan terus terbawa, sampai ia di lahirkan lagi di kehidupan selanjutnya. " Note. "BUKAN PLAGIAT. HANYA TERINSPIRASI.