Teman Kak Heru

280 11 0
                                    

Pagi yang cerah bersama mentari yang baru menepati janjinya pada pagi. Hari ini  adalah hari malas nasional yaitu hari minggu, dimana habis shalat subuh Tiara kembali tertidur.

Kring …

Kring …

Bunyi ponsel yang terus menerus membuat Tiara terbangun dari tidur lelapnya.

'Ya Allah …  Siapa sih yang nelpon pagi-pagi begini?'

Tiara terbangun dan mengucek matanya, setelah ia menoleh kearah meja kecil di samping tempat tidurnya lalu meraih ponselnya yang terus berbunyi.

Melihat itu dari nomer tak di kenal, Tiara pun mengabaikanya dan tertidur kembali. Tidak lama setelah itu, satu ponselnya berbunyi lagi. Tapi, kali ini bunyi pesan.

Dengan malas Tiara membuka pesan itu dan membacanya.

Nomor Tidak dikenal: Assalamualaikum ! Ibu guru Tiara,  maaf ganggu pagi-pagi begini! Saya Angga temanya Heru.  Apakah kita bisa bicara sebentar?.

Setelah membaca pesan dari nomer yang tidak dikenal itu, Tiara langsung bangun dari tidurnya.

'Jadi,  ini nomer temannya Kak Heru. Balas gak ya? Ahhh…  Tunggu sebentar lagi deh biar dia tidak berfikir aku menunggu dan kesenangan. Tapi, tidak enak juga kalau nanti dia menganggap Aku sombong.  Kenapa gak yakin gini ya? Ummm … Balas aja deh'

Setelah sibuk bergulat dengan fikirannya, Tiara langsung membalas pesan Angga.

Tiara: Waalaikumsalam. Iya boleh!

Tidak lama setelah Tiara membalas pesan itu. Ponselnya langsung bordering.  Dengan  deg-dengan Tiara menggeser icon hijau  karena itu dari Annga yang tadi sudah meminta izin terlebih dahlu padanya.

"Halo! Assalamua'alaikum. Selamat pagi Ibu Guru Tiara! Apakah anda sibuk dihari minggu ini?"

"Waalaikumsalam. Kebetulan hari ini saya tidak ada kerjaan. Emangnya ada apa?" Tanya Tiara  dengan ekspresi yang datar karena dia tidak ingin menunjukkan kesan gampangan kepada lelaki yang baru dia kenal.

"Mmmm … Bukanya tadi anda sedang tidur ya?" Angga mencoba mencairkan suasa dengan mencari pembahasan untuk memperpanjang obrolanya.

"Tau dari mana? "

"Memangnya aku salah ya?Hehehe ...  "

"Hehehe … Iya, tai aku habis tidur makanya tidak tau ada yang telpon " Jelas  Tiara dengan sedikit berbohong.

Tiara mulai mendapat kesan yang baik pada Angga dihari pertamanya bicara. Meskipun begitu, Tiara berusaha menjaga sikapnya karena tidak ingin lagi jatuh untuk kedua kalinya. Terlebih dia belum kenal betul engan Angga.

"Karena Dik Tiara sudah bangun. Bisakah Adik  keluar sekarang? Aku ada di ruang tamu anda bersama Heru."

Tiara terkejut dan kelabakan mendengar perkataan Angga yang tiba-tiba sudah ada di ruang tamu.

'Ahhh … Pantas dia tau kalau Aku lagi tidur. Tapi, kenapa dia tidak menelpon lebih awal sih agar aku bisa mandi dan dandan dulu. Ini memalukan.'

"Saya mau siap-siap dulu!" Jawab Tiara setelah selesai bergumam.

"Baiklah, saya tunggu!"

Setelah mendengar jawaban Angga, Tiara langsung menutup telpon dan bergegas menuju kamar mandi.

20 menit kemudian Tiara sudah siap dengan dandanya yang sederhana. Dengan sedikit grogi Tiara membuka pintu kamarnya, setelah itu dia melangkah dengan anggun menuju ruang tamu.

"Assalamu'alaikum "

Mendengar suara salam dari Tiara. Angga dan Heru langsung menoleh kearah sumber suara.

Seketika itu sepasang mata besar yang teduh tak berkedip sedikitpun melihat Tiara.

"Wa'alaikumsalam Ibu guru Tiara! Atau Adik Tiara."  Jawab Angga sambil tersenyum menatap Tiara.

"Iya." Sahut Tiara sambil melihat Angga sebentar lalu menunduk kembali.

"Duduk Dik!" Kata Heru sembari menarik lengan Tiara untuk duduk disampingnya. Tiara mengangguk dan duduk dengan patuh didekat kakaknya.

Untuk sesaat, suasana menjadi hening. Heru diam-diam memperhatikan Tiara dan Angga yang terlihat masih malu-malu.

"Kenapa kalian berdua diam? Bicara don! Atau kalian malu karena ada saya disini? Kalau begitu saya akan kebelakang dulu nemenin istri saya. Kalian ngobrol dengan santai saja disini ya!" Kata Heru sambil melangkah pergi meninggalkan Tiara dan Angga di ruang tamu.

Tiara merasa kesal kepada Heru yang meninggalkanya begitu saja, karena  dia masih canggung berduaan di ruang tamu bersama Angga.

"Heru! Kenapa kamu meninggalkan mereka berdua di ruang tamu? Bukanya mereka baru kenal ya?" Tanya Ibu Dewi  ketika ia berpapasan dengan Heru yang hendak menuju ruang belakang.

Heru berhenti dan menoleh kearah Ibu sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa Bu! Heru sengaja membiarkan mereka ngobrol berdua, biar mereka bisa saling mengenal. Siapa tau cocok kan. Hehe ... "

"Jadi , Abang mau menjodohkan Tiara dengan Angga apakah begitu? "Tanya Hafifa yang tiba-tiba sudah ada diantara Heru dan Ibu mertuanya.

"Lebih tepatnya, memberikan jalan bagi mereka berdua untuk saling mengenal. Kalau mereka cocok ya lanjut. Kalau tidak, ya tidak apa-apa juga."

"Oh begitu. Ya sudah, kita ke ruang keluarga saja kalau begitu dan biarkan mereka ngobrol !"Ucap Hafifa sambil menggandeng suami dan Ibu mertuanya menuju ruang keluarga. Mereka berdua langsung mengangguk dengan patuh.

Sementara itu, di ruang tamu Tiara dan Angga masih terdiam dan canggung tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Bosan dengan kediaman itu, Angga mendongak menatap Tiara, lalu memulai pembicaraan.

"Kata Heru, kamu Guru di SD  ya? "

"Iya" Jawab Tiara dengan malu-malu.

"Wahhh … Bagus itu, Aku sangat suka pekerjaan seorang guru karena itu pekerjaan yang milia."

"Alhamdulillah, bagaimana dengan kakak?" Tanya Tiara dengan sedikit canggung.

"Aku bekerja di kantor yang sama dengan Heru, sudah tiga tahun dan, selama itu Aku berteman baik dengan Heru."

"Oh … Iya Hehe …" Ucap Tiara sembari mengangguk-angguk kan kepalanya sambil tersenyum malu.

Setelah itu, suasana kembali hening. Tiara dan Angga mendadak kehilangan kata-kata.

Cinta yang DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang