Dokter Muda Dan Tampan

278 16 0
                                    

Bagaimana dia bisa balikan, sementara dia masih teringat jelas bagaimana Ferdinan mencampakkan perasaanya begitu saja.

Ferdinan yang begitu lantang mengucapkan kalimat putus hanya demi perempuan yang baru dikenalnya.  Perlakuan Ferdinan membuat Tiara berfikir kalau dia sudah dibuang seperti sampah yang tidak penting untuk dihargai perasaanya.

Kini tiba-tiba dia datang kembali dengan pengakuanya yang tak lebih dari sekedar angin lalu bagi Tiara.

'Dia mau kembali? Dia fikir hatiku ini apa? Tempat persinggahan?'

"Kamu benar kalau dulu, Aku ingin dia kembali karena tidak kenangan kami tidak mudah untuk Aku lupakan. Sudah banyak kisah yang aku lalui bersamanya, susah senang kami hadapi bersama, janji sehidup semati kami lukiskan di dinding hati kami, tapi sekarang semua tinggal kenangan yang menyisakan puing-puing kepiluan dan penyesalan.  Ferdinan sudah menancapkan luka yang teramat dalam di hatiku, dia juga sudah membuat beberapa kerusakan. Jadi menurutmu apa Aku harus menerimanya kembali?" tanya Tiara sembari tersenyum pahit.

Mendengar pertanyaan Tiara, Rasty  hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum dan memeluk sahabatnya.

"Aku harap itu benar! Kamu tidak akan pernah kembali padanya lagi."

"Insyaalah tidak akan mau balikan lagi. Dan juga, Aku tidak akan membencinya selain menganggapnya bukan siapa-siapa."

"Bagus kalau begitu. Hehehe  …"

Tidak lama setelah itu mereka berdua berhenti ngobrol saat seminar sudah dimulai. Semua orang terlihat sudah memenuhi tempat duduk masing-masing.

"Baiklah para Ibu dan Bapak guru sekalian! Kita akan memulai acaranya.  Har ini pembicara kita adalah  Prof. Dr. Arya Wiguna, Sp.A(K). Kepada Beliau dipersilahkan!" Kata Mc acara itu.

Semua orang memberi tepuk tangan  ketika seorang Dokter muda memasuki Aula menggunakan jas dokternya dilengkapi dengan ransel hitam di punggungnya.

Seketika itu  semua mata tertuju padanya terutama para guru perempuan yang masih gadis. Mereka dibuat terpesona oleh pembawaannya yang tenang dibalik ketampanannya.

"Mayaallah tampan sekali. Maha karya Allah yang begitu indah. Aku tidak menyesal datang hari ini, walaupun awalnya aku di paksa oleh Kepala Sekolah. Hehehe ...  … " Ucap Rasty sambil berbisik ditelinga Tiara.

Tiara yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya, langsung menoleh ke depan ketika mendengar bisikan Rasty.

'Bukankah dia lelaki di Toko Buku? Jadi, dia adalah Dokter? Tapi, dia terlihat sangat muda dengan gelar seorang Profesor?'

"Ahh … Percuma juga kita mengaguminya, secara dia terlalu tinggi untuk digapai. Ibarat kata, dia langit kita bumi."Ucap Tiara seraya menoleh kearah Rasty.

"Kalau Allah berkehendak, dengan Kung Fa yakun nya, maka yang terjadi, terjadilah dengan kuasanya. Siapa tau dia jodohmu  kan kita gak ada yang tau takdir he he " Ucap Rasty cengengesan.

"Hahaha … Kakak terlalu berlebihan. Yang benar saja dia adalah jodoh saya, secara dia itu Dokter dan masih muda selain itu tampan pula. Ya gak mungkinlah dia mau sama saya yang hanya seorang guru biasa dari Desa. Biasanya Dokter maunya nikah dengan sesame Dokternya. Ya sudah, daripada kita mimpi ketinggian lebih baik kita simak penjelasanya biar kita bisa menyampaikanya ke para siswa dan siswi kita dengan benar!"

"Baiklah!"

Setelah itu, Tiara dan Rasty fokus dengan materi yang di sampaikan oleh Dokter Arya.

Seminar berlangsung dengan lancar,  penjelasan yang diberikan Dokter Arya sangat detail dan mudah di mengerti.

Tepat jam 12;00 seminar akhirnya selesai. Tiara dan Rasty bergegas keluar dari Aula, setelah itu mereka pergi menuju Majid Agung AL-Mujahidin  yang merupakan Masjid paling indah di Selong dengan halaman yang luas dan taman bunga yang cantik, cocok banget untuk menimati angin segar sehabis melaksanakan Sholat. Jaraknya dengan Gedung wanita juga tidak terlalu jauh. Masjid ini pula tempat favorite mereka berdua yang wajib dikunjungi kalau sedang berada di Selong Lombok Timur.

Setelah selesai sholat. Rasti dan Tiara duduk-duduk di serambi Masjid sambil menikmati angin sepoi yang lembut membelai wajah mereka.

"Ra,  kalau Ferdinan menghubungimu lagi,  apa yang akan kamu lakukan?"Tanya Raty sambil melirik Tiara yang baru saja selesai membaca Al-Qur'an imut miliknya.

Dengan senyum Tiara berkata,

"Menghadapinya seolah tidak ada yang terjadi"

"Jawaban yang cerdas. Dan itu baru sahabatku, Hahahaha …  "

"Oh ya, setelah ini kita mau ke mana? Mumpung masih siang?"

"Bagaimana kalau kita ke Pantai Labuan Haji? Katanya disana bagus banget." Jawab Tiara dengan antusias, secara dia sangat menyukai pemandangan Pantai bahkan tidak jarang dia mandi di laut.

"Setuju banget. Aku juga sudah lama tidak pernah ke Pantai dan belum pernah ke Pantai Labuhan Haji sih, Apa kamu tau jalannya?"Kata Rasty dengan penuh semangat.

"Aku juga belum pernah kesana. Tapi, aku pernak ke Kruak yang satu jalur dengan Pantai itu.

"Ya sudah deh, kita jalan aja dengan bermodalkan Bismillah he. Kalau nyasar kan bisa n naya sama warga."Ucap Rasty.

"Oke, berangkat … "Sahut Tiara dngan semangat.

Setelah itu mereka berdua berangkat menuju Pantai Labuhan Haji dengan gembira sebab jarang-jarang mereka bisa pergi liburan. Walupun cuman berdua itu tidak jadi masalah buat mereka.

Beruntung mereka bertemu orang baik yang mau menunjukkan jalan menuju Pantai itu. Setelah sampai, Rasty dan Tiara benar-benar senang. Meskipun panas, tapi mereka tetap bisa menikmati pemandangan dan mengambil foto di area-area yang mereka anggap indah.

Cinta yang DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang