Bab 5

172 24 5
                                    

Aku akan selalu di sampingmu. Aku akan melindungimu, karena aku adalah malaikat pelindungmu.—Randi Faresta

-PISCES-

Bahagia. Mungkin itu yang dirasakan oleh seorang lelaki yang sedang membereskan alat musiknya bersiap untuk pergi. Teman-temannya sebenarnya sudah tahu, apa yang membuat seorang Randi Faresta sangat bahagia hari ini. Apalagi kalau bukan seorang gadis yang selalu mencuri perhatiannya akhir-akhir ini. Semenjak kejadian di ruang musik itu, Randi semakin dekat dengan Dara. Benar-benar Randi tak menyangka kalau ia akan segila ini pada Dara.

"Yang udah punya gebetan mah, senengnya nggak ketulungan ya, Al." Reynand menggoda Randi yang terlihat senang hari ini.

Alden hanya tersenyum menanggapi godaan Reynand pada Randi. Ia sudah terbiasa melihat seorang Randi terus tersenyum tanpa henti. Alden bahkan berpikir apakah sebaiknya ia tidak jatuh cinta? Jika akan berakhir seperti Randi yang seperti orang gila. Tapi sebenarnya Randi memang sudah gila.

Ardan pun juga ikut menggoda, oh tidak lebih tepatnya memberikan nasehat pada Randi. Ardan berkata pada Randi untuk tetap berhati-hati jika ingin mendekati perempuan. Apalagi perempuan itu adalah Dara. Kalau dilihat-lihat Dara juga cantik, bisa saja ada seorang lelaki yang juga ingin mendekati Dara. Benar, Randi harus selalu waspada. Ia tidak ingin kehilangan Dara. Randi akhirnya berdiri dan bergegas pergi meninggalkan teman-temannya. Tak lupa ia berpamitan pada teman-temannya sebelum ia pergi. Sekarang tujuan utamanya pergi adalah rumah Dara.

Sementara itu ditempat lain, Dara sedang menyiram tanaman di depan rumahnya. Hal itu ia lakukan karena bi Sumi sedang tidak berada di rumah. Jadi, ia menyiram tanaman ini. Lagipula menyiram tanaman dapat membuat Dara melupakan sejenak masalah di hidupnya. Melihat air mengalir mengenai tanaman membuat Dara benar-benar tenang. Dara benar-benar menikmati kegiatannya menyiram tanaman saat ini, sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang berjalan mendekatinya.

"Dar..." panggil orang itu sambil menepuk pelan bahu Dara.

"Aarrrghhh! Jangan ganggu gue, please! Lo boleh ambil uang gue, tapi jangan nyawa gue..." Dara yang terkejut dengan panggilan itu mengarahkan selangnya ke orang misterius itu.

"Dar, tenang ini gue Randi." Sekarang Dara lebih terkejut, karena orang yang ia siram tadi adalah Randi.

Wajah Dara benar-benar malu saat ini, ia menyiram seseorang yang sudah jelas ia kenal beberapa hari terakhir ini. Dara melihat penampilan Randi saat ini, ia benar-benar sudah basah kuyup.

"Lo ngapain kesini?" tanya Dara dengan sedikit ragu-ragu.

"Sebenernya gue pengen lihat lo aja sih. Tapi, sampai sini lo malah bikin gue kayak habis kecebur got," jawab Randi dengan nada yang sok dibuat marah.

Dara pun membalas. "Lo juga ngapain manggil gue kayak gitu? Gue kan orangnya kagetan."

"Ya, kan, nggak sampai siram gue pakai air juga, Dara sayang. Emang gue tanaman?"

Dara yang mendengar kata 'sayang' dari bibir Randi benar-benar membuat jiwa psikopat Dara menguap. Ingin rasanya Dara membunuh Randi saat ini juga dan memutilasinya sekarang. Tanpa pikir panjang Dara menginjak kaki Randi dan kembali menyiramnya.

"Sayang, sayang. Gue bukan siapa-siapa lo. Dan lo itu emang tanaman, tanaman layu lebih tepatnya. Makanya lo lebih butuh banyak air biar lo tetap hidup."

Randi mencoba melindungi wajahnya dari siraman Dara. Hingga ia berhasil memegang selang itu dan mengarahkannya ke objek lain.

"Gue emang butuh air, Dar. Tapi gue lebih butuh lo biar gue tetap hidup."'

PISCES [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang