🍃🍃60 Minutes🍃🍃
Kamu selalu datang setelah hari itu, kau datang dengan senyuman dan sapaan yang begitu hangat.
Aku merasa tenang dan nyaman saat kau berada di sisi ku.
Ku mohon tetaplah tinggal dan jangan pergi.🍃
🍃
60 Minutes
🍃
🍃
"Laila kamu mau kemana? Kita makan dulu yuk," ajak Dimas, Laila tak menjawab ia hanya menurut saja akan kata-kata dari kakak kesayangannya itu.
"Pag...i" pak Rahman tak dapat melanjutkan perkataannya, ia benar-benar terkejut akan apa yang dilihatnya saat ini. Putri kecilnya, Laila terlihat di duduk di depan meja makan di tambah lagi dengan penampilannya yang terlihat begitu berbeda dari biasanya.
Anggun, itulah yang terlintas di pikiran pak Rahman ketika melihat penampilan Laila saat ini. Rambut panjangnya yang tergerai indah tetapi tak lagi menutupi sabangian wajah cantiknya ditambah dengan memakai baju dress selutut berwarna putih semakin mempercantik penampilannya.
"Wah... Kamu cantik sekali hari ini, kamu mau ke mana hmm?" Tanya pak Rahman seraya mengusap lembut rambut Laila.
"Rumah" jawab Laila singkat.
"Oh iya, hari ini ayah bakal berangkat kerja, kamu mau dibelikan sesuatu?" Tanya pak Rahman lagi dengan nada yang semakin lembut
"Gak," lagi dan lagi Laila hanya menjawabnya dengan singkat membuat pak Rahman kembali menatapnya sendu.
"Kita makan yuk," ucap Dimas mencoba mencairkan suasana.
Suasana di meja makan kembali hening tak ada percakapan sama sekali benar-benar terasa begitu canggung, tidak ada yang berani berbicara sehingga yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan garpu yang saling beradu.
🍃🍃60 Minutes🍃🍃
Laila berjalan dengan perlahan menuju gundukan batu yang sering ia sebut dengan rumahnya, tetapi saat sudah begitu dekat ia pun menghentikan langkahnya dapat ia lihat seorang laki-laki yang tengah duduk membelakanginya.
Dengan sekejap Laila sudah tau bahwa lelaki itu adalah Mark, ia benar-benar sudah hapal akan postur tubuh tegap itu walaupun ia hanya baru bertemu dengannya satu kali yaitu kemarin.
"Kamu datang lagi?" tanya Laila ketika ia sudah berdiri tepat di belakang Mark.
Mark berbalik dan terseyum dengan sigap ia pun memperlihatkan sebuah gambar yang ia gambar di buku gambar kecil miliknya.
"Aku lupa menggambar tempat ini, tak apa kan aku tinggal lagi sebentar di sini?" Tanya Mark dengan senyum yang masih terus mengembang.
"Hmm," Laila mengangguk dan kemudian ikut duduk di samping Mark yang kembali fokus pada apa yang di gambarnya.
Laila ikut melihat apa yang sedang di gambar oleh Mark, ternyata hanya sebuah pohon dan juga pemandangan rumput yang ia gambar.
"Aku boleh coba?" Tanya Laila pada Mark, Mark menengok dan kembali tersenyum. Ia pun mengeluarkan satu lagi buku gambar kecil di dalam tas nya dan juga mengeluarkan tempat pensil kecil miliknya.
"Nih... Ini buku gambarnya dan ini pensilnya kalo kamu salah gambar, ambil aja penghapusnya di sini," Mark terus menjelaskan dengan nada-nada yang begitu lucu menurut Laila, sehingga tanpa sadar Laila pun terkekeh geli dengan tingkah laku yang Mark tunjukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Minutes [End]
Подростковая литература[REVISI] Ku tahu hidup itu hanya sekali, ku tahu bahwa hidup tak akan selalu sesuai dengan harapan. Tapi ku mohon, hanya untuk kali ini, aku ingin kembali bertemu dan bersama dengannya. Aku berjanji tidak akan melepaskannya lagi, jadi ku mohon Kemba...