Part . 3

74 6 0
                                    

🍃🍃60 Minutes🍃🍃

Semakin dekat kita maka akan semakin besar pula kemungkinan kita saling menyukai.
Maaf kan aku jika hal itu mengecewakanmu.

🍃🍃60 Minutes🍃🍃

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan pintu terdengar di telinga Laila, dengan malas ia pun mulai terbangun dari tidur lelapnya hanya untuk sekedar membukakan pintu.

Pintu di buka dan Laila pun benar-benar tak dapat berkata apapun saat ini, ia bingung dan malu karena saat ini ia belum mandi ataupun membereskan kamarnya.

"Mark?" Tanya Laila memastikan kebenaran akan seseorang yang ada di hadapannya saat ini.


🍃🍃60 Minutes🍃🍃

"Mark? Oh jadi namanya Mark, orang yang berhasil menjinakkan macan betina ku ini," goda Dimas.

Seketika Laila pun tersadar bukan, bukan Mark yang berada di hadapannya tetapi Dimas. Seketika Laila pun salah tingkah akan tindakan dan halusinasi bodohnya yang membuat Dimas semakin menggodanya.

"Ini masih pagi sayangku, Mark mungkin masih tidur jadi mana mungkin datang kesini," jawab Dimas kembali menggoda Laila.

BRAK...

Pintu dengan seketika tertutup dengan keras membuat Dimas yang berada di depannya sedikit terjolak kaget.

"Dek, mandi dulu terus kita sarapan nanti kakak anter deh ke pangeran Mark, itupun kalo kamu udah bener-bener kangen," ucap Dimas kembali menggoda Laila

"DIAM," teriak Laila dari dalam kamar dan seketika tawa Dimas kembali pecah.

"Cinta-cinta, ternyata kamu emang benar-benar bisa bikin orang jadi gila," ujar Dimas terus berbicara di depan pintu kamar Laila, tetapi tak lama ia pun mulai berlari saat mendengar beberapa barang yang tejatuh di dalam kamar Laila.

🍃🍃60 Minutes🍃🍃

Apa kau tau dalam setiap hari aku selalu memikirkanmu, tindakanmu, dan senyumanmu.
Dan dalam setiap malam aku selalu memimpikan mu, bahkan setiap perkataanmu dan juga aroma mu sampai dapat ku rasakan dalam mimpi ku.

🍃🍃60 Minutes🍃🍃


"Hai," sebuah suara yang begitu lembut nan halus menyapa Laila yang tengah duduk di hamparan rerumputan, Laila terlihat begitu serius dengan apa yang ia gambar saat ini sampai-sampai ia tak menyadari suara sapaan tersebut.

"Sibuk banget," Mark kembali bersuara dan mengarahkan sekaleng minuman dingin ke arah Laila, Laila pun akhirnya tersadar dan mulai terseyum ke arah Mark sambil menunjukan hasil gambarnya.

"Wah... makin bagus aja," puji Mark, Laila kembali tersenyum seraya meminum minuman yang di berikan oleh Mark.

"Enak," ucap Laila

Mark menengok ke arah Laila dan ia pun hanya bisa melongo saat melihat botol minuman dinginnya telah benar-benar habis kedua-duanya. Dengan senyum tipis di wajahnya Mark pun kembali mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Nih," ucap Mark dengan memberikan buah apel yang ia bawa kepada Laila, Tetapi dengan sigap Laila menggelengkan kepalanya cepat.

"Aku ga suka buah," jawab Laila.

"Kalo gitu... coba ini" Mark mengeluarkan minuman susu rasa buah di dalam tasnya dan kembali menyerahkannya pada Laila.

Laila kembali menerimanya dan dengan ragu ia pun meminum minuman itu dengan hati-hati, tetapi tak lama Laila pun terseyum senang dan mulai menghabiskan minuman itu dalam sekejap.

"Sama-sama," ucap Mark tiba-tiba.

Laila bingung dan menatap Mark penuh tanya, tetapi Mark tak menjawab ia hanya kembali memberikan minuman botol itu untuk Laila.

"Setidaknya saat ada orang yang memberikan sesuatu untukmu atau berbuat sesuatu kebaikan padamu, maka ucapkanlah terimakasih," jawab Mark dengan memandang Laila yang kebingungan. Dalam sekejap senyuman di wajah Laila luntur ia pun menunduk malu akan ucapan yang baru saja Mark lontarkan padanya.

"Udah ... Ga usah di bahas, kita gambar lagi yuk," jawab Mark mencoba mencairkan suasana.

"Makasih," ucap Laila lirih.

Mark kembali menengok kepada Laila dengan senyuman yang masih mengembang di wajahnya. Ia mengangguk dan kembali mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Aku beli cat warna buat kita melukis hari ini, mau coba?" Tanya Mark dengan terus memperlihatkan cat dan dua kuas yang ia pegang dan Laila pun mengangguk setuju.

60 menit kemudian

"Bagus gak?" tanya Laila kepada Mark sambil memperlihatkan lukisan yang ia buat.

"Ini ... rumah itu?" tanya Mark, pasalnya yang Mark lihat hanyalah gambar tumpukan batu yang sering Laila sebut dengan rumah.

"Iya, gimana bagus gak?" Tanya Laila antusias dan Mark dengan sedikit ragu mulai mengangguk.

"Yah... Iya bagus," jawab Mark,

Mark dan Laila saling melempar Senyuman, tetapi tak lama handphone Mark berbunyi dan Mark kembali berdiri dan bersiap untuk pergi.

"Maaf aku harus pulang sekarang. Sampai jumpa besok" Mark membereskan Semua barang-barangnya dan kembali memberikan minuman susu rasa pisang pada Laila.

"Kamu ... besok akan datang lagi?" Tanya Laila

"Boleh kan?" tanya Mark ragu tetapi keraguan itu tak berlangsung lama saat melihat senyuman dan anggukan dari Laila.

Mark mulai berlari meninggalkan Laila sendiri dengan berat hati Laila pun mulai membereskan barang-barangnya dan bersiap kembali ke rumahnya.

🍃🍃60 Minutes🍃🍃

"Mark ayo kita ketemu," teriak Dimas tepat di samping ayahnya saat melihat Laila yang melangkah dengan membawa buku gambar, cat air bahkan kuas.

"Dimas!" pak Rahman mulai menggertak memperingatkan Dimas yang terus-menerus menggoda Laila.

"Sayang, kamu dapat cat air, kuas sama buku gambar itu dari siapa?" Tanya pak Rahman penasaran.

"Paling juga dari pangeran Mark," ucap Dimas kembali bersuara dan alhasil Dimas pun mendapatkan sebuah lemparan bantal sofa dari Laila.

"Mark? Siapa dia?" Tanya pak Rahman heran pasalnya di dalam keluarganya, baru kali ini ia mendengar anak-anaknya menyebutkan sebuah nama yang bukan berasal dari dalam rumah itu sendiri.

"Pacarnya adek, yah," jawab Dimas dan dalam seketika pak Rahman pun terlihat terkejut.

"Pa..pa..pacar?" Tanya pak Rahman

"Sejak kapan?" Lanjutnya.

"Aku mau tidur," Laila tak menjawab dan langsung masuk ke dalam kamarnya dengan sedikit berlari kecil.

"Bisa jelaskan ke ayah," pinta pak Rahman pada Dimas yang masih terus menerus menampilkan senyuman yang ia sendiri tak mengerti apa artinya.

TBC




🍃🍃60 Minutes🍃🍃

🍃🍃@ranimaharaninur🍃🍃

60 Minutes [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang