HAPPY READING
🍃🍃60 MINUTES🍃🍃
Kau tau hidup itu bagaikan angin, ia terus berlalu tanpa henti dan ia pun tak pernah melihat ke belakang untuk kembali.
Tapi ... Jika kalian adalah angin, bolehkah aku menjadi pohon saja? Aku tak ingin pergi, aku pun tak dapat kembali.
Aku hanya ingin terdiam dan menanti, anginku yang mungkin akan kembali. Walaupun ku tahu bahwa angin tidak akan pernah kembali ke tempat yang telah ia lewati.
Anginku telah pergi, mencari tempat baru yang akan ia singgahi hingga ia menemukan tempat yang tepat untuknya menetap.
🍃
🍃
60 Minutes
🍃
🍃
Berantakan, itulah yang pertama kali terlintas dalam pikiran sebagian orang saat masuk kedalam salah satu kamar di sebuah rumah mewah yang berada di daerah pedesaan.
Kamar itu terlihat seperti kapal pecah. Begitu berantakan. Ranjang yang tidak di rapihkan, kertas-kertas yang berserakan di lantai dan juga serpihan kaca yang berasal dari vas bunga yang di benturkan ke dinding serta seorang gadis yang terduduk di atas lantai yang dingin.
Gadis itu terus menunduk, membiarkan rambut panjangnya tergerai menutupi paras cantiknya. terus menangis dan meraung, berteriak terus menerus hingga ia kelelahan dan akhirnya tertidur di lantai yang dingin.
Cklk...
Pintu kayu itu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang berdiri dengan membawa napan di tangannya.
"Non ... Makan dulu yuk," suara yang begitu lembut nan halus meluncur dari wanita paruh baya itu.
"Pergi," suara parau dan bergetar menjawab semua perkataan wanita paruh baya tadi namun wanita paruh baya itu tak menghiraukannya.
"Tapi non, nanti non bisa sakit kalo ga makan," wanita paruh baya tadi mendekat hendak menaruh makanan yang di bawanya di samping gadis itu.
"AKU BILANG PERGI!" teriak gadis tersebut
Prank...
Napan itu membentur lantai dengan kerasnya, dan gadis itu terus menangis dengan terus menerus melemparkan gelas dan piring yang sudah berantakan tadi ke dinding yang berdekatan pintu masuk.
"Ba, baik saya pergi," wanita paruh baya itu terlihat ketakutan dan segera pergi dari kamar nona mudanya dengan setelah berlari.
🍃🍃60 Minutes🍃🍃
Suasana begitu sejuk walaupun matahari menyinari dengan sangat terik. Sepasang remaja laki-laki terus bergurau dan tertawa di sepanjang jalan yang mereka lalui.
"Tedy, ternyata disini nyaman juga, ga kaya di kota," ungkap salah satu remaja.
"Ya, iya lah. Nih ya asal kamu tau, di sini itu belum banyak yang punya kendaraan baik itu motor atau pun mobil. Orang-orang di sini lebih senang jalan kaki makanya hampir semua orang di sini sehat-sehat," jawab Tedy dengan bangganya
"Oh iya, Mark kamu mau tinggal di sini sampai libur berakir?" Tanya Tedy
Mark dengan antusias mengangguk dan mulai melihat di sekitarnya, pepohonan begitu asri dan menyejukkan, walaupun dengan jalan yang begitu berliku-liku tak mengurangi kecantikan dari tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
60 Minutes [End]
Teen Fiction[REVISI] Ku tahu hidup itu hanya sekali, ku tahu bahwa hidup tak akan selalu sesuai dengan harapan. Tapi ku mohon, hanya untuk kali ini, aku ingin kembali bertemu dan bersama dengannya. Aku berjanji tidak akan melepaskannya lagi, jadi ku mohon Kemba...