part 3

16 3 2
                                    

Lanjut ya guys,,

"Nih tas lu, kita cabut sekarang"ujar Kaka sambil melemparkan tas Rio kepada pemilik nya, dan di tangkap dengan baik oleh Rio. Rio pun hanya bergumam. Kemudian Rio pun berdiri dan menggendong tas nya,,

"Na, aku cabut duluan ya" ujar Rio kepada Nana, teman teman Rio sempat terkejut dengan perkataan Rio tadi,,

"Sejak kapan lu sama dia pakai aku-kamu?" Tanya Hendra mewakili pertanyaan teman temannya ke Rio, Rio pun hanya memutar bola matanya malas..

"Sejak sahabat gue jadi temen sahabat lu!!" Jawab Rara dengan nada sewot. Ya yang menjawab bukanlah Rio  tetapi justru Rara.. Hendra hanya menatap nya tajam sedangkan yang ditatap juga menampakkan tatapan lebih tajam..

"Ras, mau pulang bareng kagak?" Tanya Jordan kepada Laras dan justru membuat Laras kaget tidak percaya..
'what?! Di ajak bareng kak Jordan ya tuhan mimpi apa gue semalem seneng baget' ujar Laras dalam hati,,

"Enggak kak gak usah, biar Laras pulang bareng temen temen aja,"tolak Laras dengan halus karena tidak enak dengan teman teman nya. Jordan pun hanya mengangguk..

"Ya udah kita cabut ya na, oh ya gue minta line kamu boleh?" Tanya Rio kepada Nana. Yang ditanyai pun sempat terkejut, tetapi tetap mengangguk kan kepalanya. Kemudian Nana pun menyebutkan id line nya dan dicatat dengan baik oleh Rio di hp nya.. diam diam Hendra juga mencatat id line Nana

"Ok thanks Na"setelah mengucapkan terima kasih Rio pun langsung menuju pintu keluar dan dengan santai meninggal kan teman teman nya..

"Dasar kutil tuh Rio udah di jemput cabut gak bilang bilang,,emang dia pikir kita ini pengawalnya apa?!"gerutu Raka dengan kesal. Sedangkan pun Sisil yang mendengar gerutu Raka hanya menahan ketawa nya agar tidak keluar. Raka yang melihat Sisil menahan tawa nya pun mendelik kesal.

"Rupanya ada yang mau ngetawain gue nih?!"sindir Raka dengan kesal kepada Sisil. Sedangkan Sisil yang merasa tersindir dengan pernyataan itu tidak terima

"Heh lu nyindir gue, emang bener sih kata lu, lu itu cocok nya jadi pengawal. Muka lu itu kayak nya bisa ketrima kalau jadi satpam,,ups maksud gue PENGAWAL"jawab Sisil kepada Raka, teman teman Sisil pun hanya menahan ketawanya karna ucapan Sisil,,sedangkan Raka semakin rusak moodnya karena dikatain Sisil..

"Heh lu-"

"Lu masih mau ribut atau ikut kita ngejar Rio?" Tanya Kaka dingin di depan pintu luar UKS dan disana sudah diikuti Hendra dan Jordan. Raka pun hanya menghembuskan nafas gusar nya karena menahan amarah. Kemudian Raka pun mendekatkan dirinya ke badan Sisil, Sisil pun yang didekati Raka mulai mundur perlahan tetapi usaha nya sia sia karena tangan nya ditarik oleh Raka sehingga Sisil menabrak dada Raka,,Sisil pun sempat menahan nafas nya sedangkan teman teman Sisil hanya memekik kaget.

"Urusan kita belum selesai,,ingat?!"bisik Raka kepada Sisil, Sisil pun hanya diam mematung. Kemudian Raka mengikuti teman teman nya keluar UKS dan mereka pun pergi untuk menyusul Rio.

"Aaaa"pekik mereka bersama didalam UKS kecuali Sisil yang masih diam mematung

"OMG Sisil dia bilang apa ke lu?"tanya Rara kepo

"Dia gak bilang macem macem kan ke lu?"dilanjut dengan lista

"Sil dia gak bilang aneh aneh kan?"tanya Laras kemudian, sedangkan Nana hanya diam menyimak pembicaraan teman teman nya..

Sisil pun juga sedang mencoba menetral kan detak jantung nya,,seperti ada desiran aneh yang mengenai tubuhnya saat tadi tidak sengaja menabrak dada Raka..

"Dia gak ngomong apa apa kok"jawab Sisil dengan cengiran nya,,sedangkan teman teman nya mengerutkan kening..

"Gak mungkin lah kalau gak ngomong apa apa, orang tadi gue lihat dia bisikin lu"protes Nana dan diangguki oleh mereka semua.

"Sebenarnya dia ngomong sesuatu ke gue"tunduk Sisil dengan lesu

"Dia ancem gue"lanjutnya juga dengan lesu. Yang lain nya pun melotot kaget.

"Dia ancem apa ke lu? Berani berani ancem sahabat gue, kalau ketemu gue jadiin bergedel tu orang. Kesel gue lama lama"jelas Rara dengan menghembuskan nafas kasar nya.

"Emang nya Raka ancem lu apa?" tanya Laras dengan pelan pelan. Sedangkan yang lain nya hanya mengangguk

"Dia gak bakal ngelepasin gue begitu aja, plis gue gak mau punya masalah sama mereka.. gue mau hidup tenang disini gak mau ada gangguan"terang Sisil kepada para sahabatnya. Rara pun langsung memeluk Sisil.

"Lu jangan khawatir sil kan ada kita kita yang selalu ada untuk lu" ujar Rara sambil memeluk Sisil

"Iya kita hadapi bareng bareng, gimana lagi kita sendiri yang masuk ke lubang buaya, dan susah untuk keluarnya."ujar lista. Yang lainnya pun mengangguk dan ikut memeluk Sisil.

"Thanks ya semua, gue baru sadar indah nya persahabatan yang sesungguhnya."ujar Sisil kepada sahabat nya dengan berkaca kaca karena bahagia mempunyai sahabat seperti mereka.

"Apaan coba jadi mewek"ujar Rara juga dengan air mata yang sudah berjatuhan karena bahagia memiliki sahabat yang benar benar selalu ada untuk nya.

"Ya udh yuk ke kelas ini juga udah mau be-"

Ting tong ting tong

"Tuh kan bener belum gue selesai ngomong udah bel aja" ujar Laras. Kemudian mereka pun kembali ke kelas dengan canda tawa mereka.

Di lain tempat

"Yo lu suka ya sama Nana?"ujar Hendra kepada Rio yang sedang santai melihat tv.

"Kagak."jawabnya singkat

"Terus kenapa lu bisa deket sama tuh cewek padahal kan lu dari dulu anti cewek setelah lu putus sama Vika"terang Hendra ke Rio. Rio yang mendengar kata Vika pun langsung menghembuskan nafas kasarnya.

"Udah lah jangan bahas dia. Dia udah gak penting lagi buat gue. Dia yang mutusin pergi dari gue. Gue juga udah lelah nungguin kabar dari dia. Mungkin emang dia udah bahagia sama yang lain. Mencintai boleh tapi jangan buta karena cinta. Gue udah gak mau lagi terjebak dalam cinta nya. Gue udah ikhlas kalau dia mau pergi. Malah gue berharap dia tidak akan datang lagi di kehidupan gue yang selanjut nya."jawab Rio dengan tegar walau hati nya seperti tertancap ribuan pisau, tetapi dia tidak peduli dengan rasa sakit yang mengerayai hati nya. Prinsip Rio sekarang dia harus bangkit.

"Gue yakin lu bakal bahagia dengan orang yang bener bener tulus mencintai lu, yang bener bener mau menerima masa lalu lu. Dan gue yakin orang yang akan datang adalah orang yang tepat untuk lu."ujar Kaka dengan tegas tanpa keraguan. Sedangkan teman teman nya pun menatap tidak percaya kepada Kaka.

"Ini bukan lu pasti, gak mungkin lu bucin kayak gini"ujar Raka dengan heboh. Kaka pun hanya memutar matanya malas.

"Gila bro, peningkatan ngomong?!"ujar Jordan tak kalah heboh dengan sih Raka.

"Kebentur apa kepala lu."lanjut Rio dengan terheran heran dengan ucapan Kaka.

"Tumben lu gak jadi es"ujar Hendra juga kepada Kaka. Kaka pun hanya menampakkan muka datar nya.

"Alay"jawab Kaka dingin, tegas, dan tentu saja singkat.

"Yah mulai lagi deh es-"

"Bacot"potong Kaka dengan cepat. Raka pun hanya menunjukan muka kesalnya karena dikatakan seperti itu oleh Kaka.

"Gue cabut ya udah sore."ujar Rio beranjak dari tempat santai nya dan langsung mengambil tas nya.  Yah mereka sedang berada di rumah Hendra.

Segini dulu ya teman teman,,
Jangan lupa vote and come ya guys
Bye kawan kawan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy's and Good Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang