6

779 149 77
                                    

"Demi apa?! Lo mau gabung grup sholawat anak rohis?!!" Teriak Han pada teman sebangkunya.

Jadi ceritanya Haechan curhat, dia pengen gabung grup hadrah sholawat.

Geng ubin masjid, yang para anggotanya di incer cewek-cewek buat diajak di ta'aruf.

Han jelas aja kaget, Haechan yang dari kemaren hobi nyanyi lagu señorita dengan penuh penghayatan, -bahkan dulu waktu masih jaman Despacito, Havana, lalu Taki-taki, Haechan gak kalah addictednya- tiba-tiba pengen gabung sama Renjun, Jinyoung, Bomin dan kawan-kawan di grup Hadrah ekskul Rohis.

"Iya. Udah pasti diterima lah gue. Secara suara gue setipe sama Michael Jackson." Kata Haechan pede.

Han cuma geleng-geleng. Dia gak mungkin mau nentang temennya, yang kayaknya mau hijrah ini.

Dan berita masuknya Haechan di grup Hadrah Rohis, langsung jadi hot topic di sekolah. Gak cuma anak seangkatan, guru-guru, bahkan ibu kantin juga ngerumpiin tentang ini.

"Wah gila Haechan, gak nyangka gue." Kata Nakyung setelah mendengar kabar ini dari Eunbin.

Mereka juga sedang rumpi di pojokan kelas.

Sedangkan Sarah, yang ikut duduk melingkar mendengarkan gosip. hanya tersenyum tipis.

-

"Haechan!" Sapa Sarah sambil menyunggingkan senyumnya.

Haechan membalas senyum sarah.

"Belum pulang lo?" Tanya Haechan. Karena sebenarnya, bel sudah berbunyi dari dua jam yang lalu.

Sarah menggeleng. "Abis bimbingan tadi. Lo ngapain?"

"Mau kumpulan Rohis." Kata Haechan dengan bangga.

Sarah tersenyum sekilas, sebelum kembali bicara. "Gue kira lo cuma main-main waktu bilang mau sholawatan Nissa Sabyan."

"Dih, gue mah cowok yang bertanggung jawab sama kata-kata sendiri." Balas Haechan yang di sambut tawa renyah dari Sarah.

"Hm, gue masih tetep dengerin lagu-lagu favorit gue sih." Kata Haechan sedikit ragu.

Sarah mengangkat alisnya, lalu tersenyum sekilas. "Ya gak papa lah. Asal lo bisa kendaliin pikiran lo. Biar gak gagal fokus lagi."

"Ck, lo mah di inget terus." Kata Haechan misuh.

"Btw gue seneng deh liat lo berubah gini."

"Oh ya?"

Sarah mengangguk.

"Bagus deh. Gue juga suka jadi gini, kerasa lebih berguna suara merdu gue. Hehe"

Sarah mengangguk lagi. Kali ini di iringi dengan senyum manisnya.

"Duh, lo tuh senyum mulu. Kan jadi naksir guenya." Gumam Haechan pelan, tapi masih bisa terdengar oleh Sarah.

"Hm?"

"Enggak. pulang sono lu." Usir Haechan.

Sarah pun berjalan pergi. Namun belum jauh, Haechan kembali memanggilnya.

"Kalo gue berubah jadi lebih baik gini, lo bisa suka sama gue juga gak?" Kata Haechan saat Sarah sudah berbalik menghadap Haechan.

"..."

Sarah diam.

Haechan mau berubah jadi teh gelas ajalah, malu.

"Bisa." Kata Sarah yang membuat Haechan melongo.

"Tapi kalo dari awal niat hijrah cuma karena lo naksir gue, percaya deh. Ini semua bakal sia-sia."

Kata-kata Sarah tersebut malah membuat Haechan terkekeh.

"Enggak lah, ya kali. Emang siapa lo? Gue mah hijrah karen allah lillahi ta a'la."

Sok banget emang Haechan ini. Padahal kalo ga di nasehatin Sarah, sekarang pasti dia lagi kobam lagu señorita.

"Bagus kalo gitu." Kata Sarah sebelum ia melangkah pergi, meninggalkan Haechan yang sekarang lagi mesam-mesem.















End?

Señorita ; Haechan [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang