5

913 161 63
                                    


"Loh, Haechan tumben berangkat pagi?" Kata Siyeon yang melihat Haechan sudah berada di kelas. Biasanya Haechan masuk sepuluh menit sebelum bel.

"Yeu, sirik lo." Kata Haechan membalas Siyeon.

Haechan melihat Jaemin yang duduk di depan meja Nakyung. Kalo kayak gini sih udah jelas lagi ngapain.

Nyontek PR.

Haechan menghampiri Jaemin, lalu duduk di sampingnya.

"Liat dong."

"Noh punya Sarah aja. Punya Nakyung gue pake." Kata Jaemin yang masih fokus dengan pr nya.

Haechan baru sadar kalo Nakyung sebangku sama Sarah. Sebenernya Haechan masih agak canggung tentang kemarin.

Tapi namanya juga Haechan.

"Sarah liat Pr dong." Kata Haechan sambil nyengir.

Sarah yang lagi fokus sama handphonenya, langsung ngambil buku tugas di tasnya terus ngasihin ke Haechan.

"Thank you~" Kata Haechan, tapi bernada lagunya ariana.

"Hm" balas Sarah singkat. Sekarang dia lagi buka buku cetak, dan mulai memberi highlight.

Biasalah anak rajin mah gini.

.

Seperti kasih ibu yang tak terhingga, kasih guru juga tak terbatas. Terbukti dengan tugas-tugas yang selalu diberikan tiada henti.

Dan disinilah Haechan berada. Di tempat duduk nakyung. Lagi-lagi ia menyalin tugas milik Sarah.

Padahal sebelumnya, Haechan lebih sering menyontek ke Seungmin atau Chaewon. Tapi karena meja kedua temannya itu sudah di penuhi manusia-manusia tidak modal dan tidak terbiasa menggunakan otaknya. —seperti Haechan. Jadilah sekarang ia beralih menyontek ke Sarah.

Dengan gumaman lagu Senorita dari mulutnya, Haechan mulai menyalin tugas milik Sarah.

Sarah yang sejak dari tadi duduk diam di tempatnya, —disamping Haechan— ikut memperhatikan buku Haechan.

"Ck" Sarah berdecak kesal. "Gimana sih, orang tinggal nyalin, gak susah-susah mikir. Masa masih salah?"

"Apaan?" Tanya Haechan bingung. Tapi masih lanjut nulis.

"Heh, di pelajaran Geografi, mana ada Sensus senorita sih!" Kata Sarah sambil nunjuk tulisan Haechan pake penggaris.

"Lah iya. Kok bisa ya?" Haechan yang nulis, dia juga yang bingung.

"Lo nulis, tapi pikiran lo gak lepas dari lagu Senorita." Kata Sarah sambil menggeleng.

"Hhnggh" Haechan hanya menggaruk tengkuknya.

"Benerkan kata gue?" Kata Sarah yang membut Haechan menatapnya. "Kalo lo suka lagunya berlebihan, fokus lo pasti bakal kebagi."

Haechan diam. Tidak seperti kemarin, ia menunggu Sarah melanjutkan kata-katanya.

"Gue tau itu hobi lo, sesuka apapun, itu hak lo." Sarah mengubah posisi duduknya, jadi menghadap Haechan. "Gue bukannya mau menggurui atau sok nyeramahin. Gue cuma mau ngomong apa yang gue tau."

Sekarang Haechan meletakan penanya, bersiap mendengar wejangan dari Sarah.

"Kalo lo suka musik, dan yang lo lakuin, cuma nyanyiin musik itu setiap saat, bahkan lagu favorit lo udah kesimpen di alam bawah sadar. Itu cuma buang-buang waktu lo. Gak ada manfaatnya. Yang lo dapet, cuma kemampuan fokus lo yang acak-acakan. Ya tentu aja, ini untuk beberapa kondisi yang mengharuskan lo fokus seratus persen. Kayak lagi solat atau lagi ujian misalnya. Iya kan?"

Haechan mengangguk ragu. Namun ia belum berniat untuk membalas.

"Gue tau kok kalo suara lo bagus."

Kali ini Haechan mengangguk mantap.

"Lebih bagus lagi, kalo lo bisa manfaatkan untuk sesuatu yang lebih berguna. Kalo lo suka musik, terus lo tekunin, musik bisa jadi sesuatu yang bawa sejuta manfaat buat lo. Apalagi kalo lo buat lagu, dan lagu itu punya pesan positif. Bisa buat orang lain semangat, bukan cuma semangat buat joget. Tapi bisa memotivasi orang lain." Kata Sarah yang di akhiri dengan senyum manisnya.

Entah tersentuh atas kata-kata Sarah atau senyumannya, yang jelas sekarang Haechan ikut menyunggingkan senyumnya.

"Hmm, gue bukannya mau salty sama lagu senorita favorit lo itu. Tapi gimanaa yaa... Liriknya aja begitu."

Haechan terkekeh. "Yaudah besok gue addictednya sama lagu sholawatnya Nissa sabyan aja."

Sarah hanya mengangguk sambil terkekeh, tapi Dalam hati mengamini kata-kata Haechan.

















Tbc.

Bodo amat lah bodo amat. Lier aing:(

Señorita ; Haechan [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang