Señorita ; Haechan [Complete]

8

"Sendirian aja?" Tanya Haechan sambil duduk di depan Sarah.

Sekarang Sarah lagi ada di perpus, lagi ngerjain soal-soal latihan olimpiade. 

"Tadi iya."

"Lah sekarang?" Tanya Haechan bingung.

"Kan ada lo" Jawab Sarah santai, tapi bikin Haechan mesam-mesem.

"Hehe, bisa aja sih lo."

Sarah mengangkat alis keheranan.

"Apa?" Tanya Sarah bingung. Haechan hanya menggeleng.

Sebulan lamanya Haechan masuk rohis dan tergabung dalam grup hadrah, selama itu pula, cukup banyak perubahan dari Haechan.

Tau kan tentang lingkungan pertemanan yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku?

Teman akrab Haechan yang sekarang, Alhamdulillah menuntun Haechan ke jalan yang benar.

Haechan bukannya ganti teman atau apa. karena nyatanya, Haechan masih sangat akrab dengan teman-teman lamanya, —saat sebelum Haechan gabung Hadrah.

Pokoknya, perilaku bar-bar Haechan berkurang semenjak Haechan masuk rohis.

"Kok lo sendirian, temen-temen lo pada kemana?" Tanya Haechan basa-basi.

"Di kelas." Kata Sarah yang di balas anggukan dari Haechan.

"Lo ngerjain apa?"

"Latihan soal olim. Lo ngapain? tumben ke perpus."

Haechan berdecak sebal sebelum menjawab Sarah, "Yeu, emangnya gue ga boleh ke perpus?"

"Yaa bukan gitu. Gue kan cuma tanya." Balas Sarah sambil terkekeh.

"Gue mau ngerjain tugas perbaikan dari Bu Luna."

Sarah mengangguk mengerti. "Yaudah sana kerjain. Nanti sekiranya ada yang gak ngerti, tanya gue aja. Kalo gue bisa, gue bantu."

"Ok. Gue mau ambil buku cetaknya dulu." Kata Haechan, sebelum ia pergi mencari buku cetaknya.

.

"Sarah, ini gimana sih?" Tanya Haechan sambil menyodorkan bukunya.

Sarah mengambil buku dari Haechan dan mulai membaca, sebelum ia menjelaskan ke Haechan.

"Ini tuh gini..."

Dan sialnya, Haechan salah fokus. Ia bukannya memperhatikan bukunya, tapi malah menatap sarah yang sedang fokus menjelaskan soalnya.

"Bisa kan?" Tanya Sarah setelah berbicara panjang, lebar.

"Chan, bisa gak?"

"Eh." Haechan mengerjap, mengembalikan kesadarannya. "Sorry-sorry gue gak fokus."

Sarah menghela nafas, sabar. "Lo lagi nyanyiin lagu senorita di dalem hati ya?"

"Enak aja! Enggak. Gue udah move on kok." Kata Haechan sambil ngegas.

Sarah yang kaget karena suara Haechan yang keras, langsung memukul mulut Haechan dengan buku cetaknya.

"Ih kok gue di pukul?" Kata Haechan sambil nyentuh mulutnya.

"Ya ampun Haechan, ini tuh di perpus, bukan di lapangan." Kata Sarah kesel.

"Eh iya, lupa." Kata Haechan sambil menggaruk tengkuknya.

"Lo biasanya pulang sama siapa ra?" Tanya Haechan random.

"Dijemput, tapi hari ini gue pulang sendiri." Jawab sarah sambil membalik-balikan bukunya.

Haechan mengangguk, sebelum Sarah menyahut lagi. "Kenapa? Lo mau nganter?"

"Dih, ge er." Kata Haechan yang hampir membuat Sarah mengumpat.

Astaghfirullah, sabar Sarah.

"Besok aja kalo gue bawa motor." Lanjut Haechan sambil cengengesan.

"Emang gue mau?"

Serangan balasan dari ukhti sarah.

Sekarang Haechan yang gigit jari, Malu.

"Gak boleh ya Haechan, gue ga boleh di bonceng laki-laki selain kakak sama ayah gue. Lo mau di sidang pas sampe rumah gue?" Jelas Sarah yang membuat Haechan menggeleng lemas.

"Terus lo baliknya gimana kalo gak di jemput?" Tanya Haechan yang masih kepo.

"Naik bus." Jawab Sarah yang sekarang lagi meriksa jawabannya.

Gak kayak Haechan yang udah lupa sama tugasnya, Sarah masih setia sama tumpukan buku di depannya.

"Eh gue juga balik naik Tayo nih. Bareng ya!" Kata Haechan dengan penuh harap.

Sarah mengangguk tanda setuju. Namun setelahnya, ia kembali bersuara. "Eh tapi gue mau ke Toko buku dulu."

Haechan malah semakin berbinar. "Kebetulan. Gue juga mau beli pulpen."

Padahal biasanya Haechan gak pernah beli pena. Dia biasa minjem ke Chaewon, atau enggak nyolong punya Eunbin.

Sarah yang gak tau apa-apa cuma bilang iya sambil ngangguk.

Tbc.

Untitled picture :

skrinsyut dari mv reaction nct dream nih, hehe.