9

570 107 17
                                    





Sekarang Sarah dan Haecahn sudah ada di restoran cepat saji, setelah sebelumnya mereka membeli perlengkapan belajarnya.

Mereka lagi ngobrol-ngobrol santuy sambil nyemilin kentang goreng.

Sampai tiba-tiba Haechan nyeletuk.

"Tipe cowok yang lo suka kayak gimana rah?"

Sarah nyeruput minumannya sebelum menjawab Haechan. "Hmm, gak gimana-gimana sih. Yang penting bisa tanggung jawab."

"Itu doang??" Tanya Haechan yang dibalas anggukan Sarah.

"Gue kira tipe lo tuh, cowok yang sholeh, rajin sholat, rajin mengaji, baik hati dan tidak sombong."

Kata-kata Haechan tadi malah membuat Sarah terkekeh. "Ya itu juga kewajiban Haechan, rajin sholat sama rajin mengaji kan emang wajib bagi orang islam, terus kalo berbuat baik, itu juga kewajiban manusia kan??"

"Oh iya deng." Jawab Haechan sambil menganggukkan kepalanya.

Lalu suasana menjadi hening.

Gak tau kenapa, Haechan yang tadi ceriwis, sekarang malah diem.

Sarah juga diem aja sih. Karena gak tau mau ngapain, lagian makanannya juga belum habis, jadi dia fokus makan aja.

"Kalo gue?" Tanya Haechan, sambil menatap Sarah yang ada di depannya.

Sarah diam, ia gak mengerti maksud Haechan.

"Apa?"

"Kalo.. cowok.. kayak gue?" Tanya Haechan ragu.

"Hah?"

Haechan meremas rambutnya frustasi.

"Gak tau lah." Oke, sekarang Haechan beneran frustasi. Bahkan dia menundukkan kepalanya sampe mentok meja.

"Chan?" Tanya Sarah pelan. Haechan yang kepalanya ada diatas meja, jadi pusat perhatian pengunjung lainnya.

Bukan malu, Sarah cuma ngerasa sedikit hmmmm

Khawatir, mungkin?

Takutnya Haechan ketempelan.

"Hei!" Seru Sarah lagi. Kali ini ia menoel pundak Haechan menggunakan ujung bukunya.

Terdengar helaan nafas berat dari Haechan, saat ia sudah mengangkat kembali kepalanya dari meja.

"Lo kenapa?" Tanya Sarah.

Haechan menggeleng.

"Gak papa." Kata Haechan diiringi dengan senyumnya.

"Serius?"

Haechan mengangguk mantap, "Abisin gih. Gue mau ngomong." Kata Haechan yang kali ini di angguki Sarah.

-

"Jadi? Ada apa?" Tanya Sarah setelah ia menyelesaikan makannya.

Haechan yang sebelumnya sedang berkutat dengan handphonenya, langsung  menyimpannya di saku.

"Udah?" Tanya Haechan.

Sarah mengangguk. "Lo ada masalah ya?"

Haechan mengangguk. Tapi mulutnya masih diam.

"Astaghfirullah, kenapa? Cerita aja gak papa." Kata Sarah dengan nada khawatirnya.

Bukannya cerita, Haechan malah terkekeh.

"Kenapa?" Tanya Sarah bingung.

"Gemesin banget sih lo itu ya ampuuuun." Kata Haechan sambil cengar-cengir. Mau ngunyel-ngunyel juga sih, tapi ga berani.

"Katanya ada masalah" Kata Sarah,yang sekarang udah kesel.

"Ya emang." Kata Haechan, sambil mengendikkan bahunya. setelah itu ia memajukan duduknya, sehingga lebih dekat dengan Sarah. "Masalahnya itu..."

"Itu?"

"Gue suka sama lo."

"Hah?"

Sarah mengerjap, lalu menghela nafasnya.

"Lo gak tau kan, gue udah merhatiin lo dari lama. Tapi ga berani ngedeketin." Kata Haechan.

"Lo anaknya gimana yaaa, kalem banget. Gue sampe minder. Kirain lo ga suka deket-deket orang yang petakilan kayak gue." Lanjut Haechan lagi.

Sarah dari tadi cuma jadi pendengar. Tapi sesekali menunduk sambil menghela nafasnya. Dan itu sebenernya ngebuat Haechan jadi tambah deg-degan.

Tapi Haechan positive thinking aja. Siapa tau Sarah lagi salting.

"Sarah" Panggil Haechan lembut.

Sarah yang sedang menunduk, mengangkat kepalanya. Lalu bergumam membalas Haechan.

"Gue suka sama lo. Jadi pacar gue ya?"

"...."

Bukannya jawab. Sarah malah natap Haechan, tapi matanya berkaca-kaca.

Haechan pun jadi panik. Ini kenapa anak orang di tembak malah mau nangis? Terharu kah??

Sarah narik nafasnya panjang. Sebelum mulai mengucapkan jawabannya.

"Gue juga suka sama lo." Kata Sarah yang hampir membuat Haechan selebrasi sambil lompat-lompat.

Iya, hampir.

"Tapi gue gak mau hubungan kita lebih dari temen. Sorry." Lanjut Sarah.

Senyum Haechan yang tadi lebar, sekarang mulai luntur.

"Bukan karena gue gak suka sama lo. Lo itu orangnya jujur, apa adanya dan gue suka. Tapi sorry, gue gak bisa kalo kita pacaran." Jelas Sarah.

"Maaf kalo gue egois. Tapi...

Kita masih bisa temenan kan?"

















Tbc.

Salty banget kalo udh urusan tembak menembak kek gini. Kaga pernah soalnya aing:v



Siap siap gengs udh mau abis

Señorita ; Haechan [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang