28

2K 291 39
                                    

"Permisii"

(Namakamu) menengok ke arah pintu yang kini terdapat seorang Dokter yang tengah berjalan ke arah Iqbaal dan (namakamu).

"Pasien yang bernama Iqbaal, nanti kemoterapi jam 2 ya pak" ucap Dokter itu sambil tersenyum

(Namakamu) terdiam, begitu juga dengan Iqbaal.

"Pak?" panggil Iqbaal

"Iya kenapa? Ada keluhan lain?" tanya Dokter bingung

"Boleh ga saya ga usah kemoterapi kayak gini?" ucap Iqbaal sambil memandang Dokter dengan tatapan yang sulit diartikan

"Baal" desis (namakamu) pelan,

Dokter yang bernama Frans pun melihat kedua orang yang ada di depan nya secara bergantian.

"Lho kok gitu Pak? Pak Iqbaal memang nya tidak mau sembuh dari penyakit ini?" tanya Dokter Frans bingung.

"Gini ya Pak, buat apa saya hidup bersama alat alat ini dan obat obatan yang lain nya kalo cuma buat memperhambat kematian saya---"

"Baal?"

"--- saya sudah tidak mau merepotkan keluarga saya karena saya penyakitan, dari awal saya ingin mati saja ketimbang merepotkan semua orang yang saya sayang" perkataan Iqbaal sangat menusuk di hati (namakamu), masa bodo ada Dokter Frans yang melihatnya menangis. Tetapi memang benar, (namakamu) menangis saat Iqbaal berucap seperti itu.

Dokter Frans menatap (namakamu) yang kini tengah mengeluarkan air matanya dengan sendu.

Dokter Frans menghela napas pelannya.

"Pak? Coba Bapak pikir sekali lagi, apa Bapak ga kasian sama Istri Bapak sendiri dan anak yang sekarang berada di kandungan Istri Bapak. Pasti dia ingin melihat sosok ayah Kandungnya nanti Pak" ucap Dokter Frans sambil memandang Iqbaal.

"Saya tahu, tapi--

Iqbaal menunduk

-- tapi saya merasa hidup saya tidak akan lama lagi Dok"

"Iqbaal, kamu jangan ngomong kayak gitu hikss.. Kamu kenapa sih? Jangan ngelanturr Baal, kamu bakal sembuh ibayy kamu bakal sembuh dan bakal liat anak kita tumbuh dengan kasih sayang kedua orang tuanya hiksss.." ucap (namakamu) dengan air mata yang sudah turun dengan deras.

Iqbaal yang melihat (namakamu) seperti itu seketika hati nya mencelos.

"Baal kamu yakin sembuh ya baal" ucap (namakamu) sambil memandang Iqbaal.

"Tapi (nam)---"

"TAPI APA BAAL? KAMU YAKIN SEMBUH KAN?!" bentak (namakamu) kepada Iqbaal.

Iqbaal hanya mengangguk, padahal di hatinya dia merasa ganjal. Dia takut, dia takut meninggalkan (namakamu) padahal menurutnya ajal sudah dekat.

"Yasudah Pak, jangan lupa kemoterapi jam 2 ya. Kalo ada keluhan apa apa Bapak tinggal memencet tombol yang ada di sebelah kasur, nanti saya kesini" Tak mau melihat perdebatan kedua sepasang suami istri ini, akhirnya Frans pergi meninggalkan kedua orang ini.

"Janji ya baal, kamu bakal sembuh dan jaga anak kamu sama aku bareng bareng"

***

Sekarang Ari tengah berada di rootop rumah sakit ini, dia memandang kota Jakarta dengan senyuman tipisnya. Dia merasa kasihan kepada (namakamu) atas cobaan yang tengah di derita nya sekarang, dia menghela napas lalu tersenyum tipis.

"Ari" panggil seseorang dari belakang tubuh Ari.

"Kenapa Zka?" tanya Ari tanpa menoleh ke belakang

matchmaking [IDR] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang