Destiny ( First Time )

•FOUR•

"Woyyyy, bengong aja sihh lo. Mikirin apa sihh?" Gevariel Adelson, ia adalah sahabat baru Rey di SMA Pelita Bangsa. Geva merasa bingung melihat Rey yang sedari tadi melamun tanpa penjelasan.

"Iya, Rey gak biasanya bengong kayak gini.Kalok udah bengong gak jelas gini pasti urusan cewek, udah bisa ketebak dehh." Leonathan Carolus, ia adalah sahabat lama Rey dan tanpa sengaja mereka bertemu kembali di satu SMA yang sama.

"Ehhh kenapa? kalian tanya apa tadi? sorry-sorry gue gak denger." Jawab Rey dengan tatapan polosnya.

"Ya iyalah lo gak denger, orang dari tadi bengong mikirin cewek kok." ucap Leon menggoda sahabatnya itu.

"SIAPA YANG MIKIRIN CEWEK, SOK TAU DEH LO." Ucap Rey tidak terima.

"Seloww dong bro, jangan nge-gas gitu kita kan cuma bercanda doang. Lagian lo bengong mulu dari tadi kenapa?" jawab Geva dengan sabar agar amarah sahabatnya mereda.

"Kalian kenal sama Gela kelas XI IPA gak?" ucap Rey bertanya kepada kedua sahabatnya, tanpa menjawab pertanyaan dari Geva.

"Wihhh masih anak baru udah tanya-tanya cewek famous di sekolah ini nihh."

"Apaan sihh, kan gue cuma nanya. Emangnya dia cewek famous di sekolah ini?" tanya Rey yang belum mengetahui banyak tentang sekolah ini dengan statusnya sebagai anak baru.

"Iya, Gela itu salah satu cewek famous di sekolah ini setelah Marsya. Tapi Gela famous gara-gara sifat nya aneh, gue aja males deket-deket sama dia. Gue bingung deh, si Feilla sama Nova kok mau ya sahabatan sama Gela. Nahh kalau Marsya famous nya karna dia kaya, cantik, terus pinter. Tapi gue rada gak suka sama kelakuan nya yang suka nge bully anak-anak di sekolah ini, termasuk adik kelas." Jelas Geva panjang lebar mengenai kedua cewek famous di SMA Pelita Bangsa.

"Owww gitu ya, tapi kenapa Gela famous gara-gara sifatnya aneh? emangnya sifat nya seaneh apa sih?" tanya Rey bingung.

"Gue gak ngerti banyak sihh, cuma gue pernah denger waktu cewek-cewek pada nge gosip, Gela itu dulunya cewek yang periang dan ramah sama semua orang, tapi setelah cinta pertamanya meninggal, dia jadi gak waras. Menurut gue sihh dia jadi sakit jiwa gitu." Jelas Leon singkat, karena ia tidak mengerti banyak tentang kehidupan Gela.

"Hahahahaha....lo ternyata suka dengerin cewek cabe-cabe an pada nge gosip bro." tawa Geva tak tertahan saat mengetahui sahabatnya suka menguping pembicaraan gadis-gadis alay di sekolah.

"Orang cuma sekali doang kok, lagian itu kan gara-gara gue nemenin Adel belanja sama temen-temennya." ucap Leon membela dirinya.

"Wowww, ternyata lo itu babu yang baik ya buat pacar lo. Sampek segitunya sih sama Adel." ucap Geva mengejek sahabatnya itu.

"Apaan sihh lo, sekali-sekali nemenin Doi kan nggak masalah dong. Gue kan pacar yang baik."

"Ya in ajalah, tambah panjang ntar urusannya."

"Hihhhh diem bisa gak sihh kalian itu, berantem mulu kerjaannya."

Rey mulai kesal dengan keadaan saat ini, ia pun langsung pergi meninggalkan kedua sahabat nya begitu saja di kelas dan langsung menuju ke lapangan basket belakang sekolah. Rey sudah menebak akan sikap Gela sejak pertama kali ia bertemu dengan Gela. Rey merasa seperti ada sesuatu yang terjadi dalam diri Gela yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini, saat ini ia masih bingung harus bagaimana mengetahui seluruh masa lalu Gela agar ia dapat mengubah Gela menjadi gadis periang seperti dulu lagi. Karena saat ini yang terpenting baginya hanyalah kepulihan jiwa orang yang sangat di cintainya.

****

Bel istirahat pertama sudah berbunyi, Rey tak menyadari bahwa sedari tadi ia tidak mengikuti mata pelajaran pertamanya di pagi itu. Di lapangan, Rey hanya melamun sambil memainkan bola basket. Rey masih terus memikirkan perkataan kedua sahabatnya tentang Gela, ia juga masih terus memikirkan bagaimana cara agar ia dapat memulihkan keadaan Gela seperti semula dan melihat orang yang di cintainya bahagia.