Happy reading^^Still Jin POV
"Papa, kalau Jongie manggil bu guru pakai sebutan 'mama' boleh gak?"
Aku diam. Bingung mau jawab kayak gimana. Disatu sisi aku pengen bilang iya biar Jongie gak diolok-olok sama temennya. Disatu sisi lain, aku gak enak sama Jisoo nya.
Jongie butuh kasih sayang seorang Ibu. Sejak lahir, dia itu gapernah yang namanya ngeliat wajah ibu kandungnya. Digendong? boro-boro, dia mau nyentuh aja males banget.
Oke kayaknya kita mesti flashback bentar
Aku tau ini salahku, akibat aku yang mabuk pada hari itu, Jongie menjadi korban disini.
Mantan istriku, Nayeon. Dulu hampir melakukan aborsi setelah tau jika ia mengandung anakku. Entahlah, dia merasa benci bahkan sejak awal pernikahan.
Kami menikah karena dijodohkan. Waktu itu aku belum debut menjadi artis, dan perusahaan ayah lagi drop. Ayah memintaku untuk nikah sama dia. Sebagai anak yang berbakti sekaligus takut sama orang tua, aku mana bisa nolak? Lagian umur juga udah matang buat nikah waktu itu. Sedangkan Mingyu masih SMA di luar negeri.
Jujur sebenarnya aku gak enak sama Nayeon. Sebelum di jodohkan dengan ku, dia udah lama tunangan sama Minhyun. Mantan member nya Wannaone yang kebetulan agak akrab denganku.
Ayah dari Nayeon alias mantan mertuaku membantah hubungan mereka. Dan pernikahan malah dipercepat.
Nayeon sepenuhnya menyalahkanku, katanya gara-gara perjodohan gila ini, Minhyun menghilang tanpa kabar. Dia juga pernah minta buat batalin perjodohan. Aku mana bisa. Kalau perjodohan ini batal, saham ayah akan diambil sepenuhnya sama mantan mertua.
Setelah menikah secara paksa, kami disuruh pindah ke rumah baru yang masih kutinggali sampai sekarang. Kami pisah kamar tidur. Itu pasti, dia yang minta. Aku nurut aja.
Dia gapernah yang namanya bikin sarapan, atau sekadar masak buat makan malam. Kerjaannya ya pergi pagi banget pulang malam banget. Entah ngapain dia tuh. Untung aja aku bisa masak sendiri.
Aku perlahan mencoba memikat hatinya. Tapi apa responnya?dia jawab kalau dia selamanya cuma mau sama Minhyun. Oke, aku gak masalah. Itu keputusannya dan aku gak bisa maksa.
Dia udah berulangkali mengirim surat perceraian ke kamarku. Karena perusahaan ayah yang belum meningkat, terpaksa aku membuang surat itu di tempat sampah.
Begitu terus usahanya sampai akhirnya dia datang ke cabang kantor yang ku kelola . Karena kami sangat jarang bertemu. Aku tentu kaget, manalagi dia membuat kehebohan di kantor.
Sedikit membuat frustasi, salah satu temanku, Namjoon ngajak ke bar terdekat guna memenangkan pikiran.
Katanya sih
Dan tepat pada malam itu, yang seharusnya engga kami lakuin. Malah terjadi. Aku gak tau kenapa malam itu Nayeon cepat sekali pulangnya.
Dua minggu setelahnya, kabar buruk menghampiri. Aku menemukan Nayeon yang hampir minum obat aborsi. Dia marah, dan melemparkan sebuah kertas berisi pernyataan hamil.
Aku bingung harus senang atau apa?yang pasti Nayeon makin benci. Apalagi saat aku melarang keras untuk aborsi. Aku mana tega membunuh bayi yang bahkan belum lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN; jinsoo✓
FanfictionAnda memiliki tingkat kerecehan $&@+/!?*^ persen? Mari mampir di lapak saya mueheh End✓ Revisi✓ • • • Penyanyi yang gue idolain ternyata duda beranak satu?!dan anaknya sekolah di tempat gue ngajar? alias murid gue sendiri??!OH MY GOD tolong bawa gue...