five

17 0 0
                                    

Malam yang sepi.

Sudah hampir jam 3 dini hari,aku masih tetap duduk ditepi ranjang sambil menangis.memikirkan apa yang sudah terjadi tadi malam,berharap itu hanya sebuah mimpi,hanya sebuah mainan seorang cucu dari El Loco.Berharap esok dia akan kembali,menjemputku,meminta maaf,menjelaskan,dan kembali seperti dulu lagi.

3 tahun sudah ku lewati bersamanya,mengarungi suka duka bersamanya,bukan perihal mudah untuk mengikhlaskan dia.Dia yang datang bak pangeran dari negri sebrang yang ditakdirkan untuk menutupi luka ku,menutupi segala kekuranganku,dan juga menutupi segala keraguanku.

Aku tidak sanggup untuk mengalami kisah pedih untuk kedua kalinya.Kejadian 5 tahun lalu kembali teringat,luka nya kembali terbuka ditambah luka malam ini,rasanya seperti orang ingin minum pemutih pakaian.jika kalian menganggpku lebay,percayalah!kalian salah besar.mengikhlaskan sesuatu yang sudah aku anggap sebagai milikku itu sulit,berat.

Aku gila!

Aku yakin ini cuma mimpi!Wildan gaakan nglakuin hal seperti itu padaku,dia menyayangiku,dia menjagaku,dia tidak mungkin seperti itu padaku.Wildan,tolong!telfon aku sekarang juga!duduklah di sampingku,jelaskan semuanya,aku akan memaafkan mu.

tokk tokk tokk

assalamu'alaikum caa,ini bang Aji ca

terdengar suara ketukan pintu kamarku,tunggu,apa?bang aji? bukannya dia di di London?ahh,mungkin cuma halusinasi ku.

ECAAA KELUAR!BANG AJI NUNGGUIN PEGEL NIH WOIII

itu beneran bang aji!

ceklek

terlihat,sesosok pria bertubuh kekar sedang berdiri di depanku,pria itu nampak lelah,pria itu nampak khawatir,dia tersenyum saat melihatku.aku merindukannya!

"lama amat si ah,pegel nih nungguin dari tadi"omelnya yang khas dengan tangan di pinggulnya.aku masih diam,seperti tidak percaya,setelah 2 tahun bang aji meninggalkanku untuk meneruskan kuliahnya di universitas London,sekarang dia tengah berdiri tegap di depanku.

"pake bengong lagi elahh,woiii!"ucapnya,aku menangis,memeluknya,aku tenggelam dalam pelukan hangatnya."lah lah kok nangis sih?gue kasarya ngomongnya?yaudah deh gue minta maaf"katanya,itulah bang aji,dia selalu merasa bersalah saat orang orang disekitarnya sedang bersedih,walaupun itu bukan salah dia,dia tetap mau meminta maaf.berjiwa besar sekali abangku ini."engga bangg"jawabku,"loh terus kenapa?"ucapnya melepas pelukanku,aku masih menangis tersedu."emang papa sm mama belum cerita ke abang?"tanyaku,dia menggeleng."eh tapi emang sih tadi om Wira bilang,kalo Lo lagi sedih,dan untung gue Dateng bisa bantuin ngehibur Lo,lah terus emang Lo kenapa?"tanyanya,"yaudah masuk yuk aku ceritain di dalem"terlihat raut wajahnya yang awalnya tersenyum kini berubah menjadi raut kekhawatiran,"Lo ga bakal ngapa ngapain gue kan?"aku terkejut, melotot kan mata padanya,"pale Lo!"

@@@@

"Eca?ayok Abang anterin sekolah"

sekolah?apakah aku siap?apakah aku akan siap menghadapi kenyataan ini?apakah aku akan siap bertahan tanpa adanya sapaan pagi hari dari 'dia' ?apakah aku akan siap dengan ketiadaan dia untuk saat ini?tapi di sisi lain,aku ingin menyelesaikan sekolahku dengan baik,dengan absensi yang baik pula,aku tidak ingin mengotori absensiku hanya karena cowok brengsek itu.

"i..iya bang.tunggu sebentar"ucapku.

aku berangkat sekolah dianter bang aji,dia melarang ku berangkat sekolah sendiri,kalau pulangnya nanti aku yakin bang aji akan menitipkanku pada Merlin.sebenarnya aku bisa berangkat dan pulang sendiri,tapi entah setan apa yang merasuki papa dan bang aji hingga akhirnya mereka melarangku berangkat sendiri.

"makasih ya bang"ucapku lemas
"iya ca sama sama"balasnya,aku menatap keluar jendela sebentar,melihat sudut sudut yang penuh dengan kenanganku dengannya,air mataku kembali menetes.sial!buru buru aku mengusap air mata ku,sebelum bang aji melihatnya.tetapi aku salah,bang aji sudah melihat ku sedari tadi.
"ca,liat gue bentar sini"aku menoleh,menahan air mata sekuat tenaga."Lo boleh kok patah hati,boleh bangett,tapi gue mohon,patah hati Lo jangan sampe ngerusak prestasi lo.inget gue,inget papa,inget mama Lo,mereka berjuang kaya apa buat nyekolahin lo.dan jadiin itu motivasi buat lebih besarin prestasi lo"ucapnya,aku menangis tersedu,tidak bisa menahan lagi."masih banyak orang yang mau dibahagiaiin sama Lo"ucapnya lagi,mengelus rambutku,aku mengangguk dengan masih menangis."udah ah,adek gue gaboleh cengeng.turun gih,sekolah yang pinter.nanti pulang bareng Merlin ya,kalau engga telfon gue aja"ucapnya diikuti kecupan dipuncak kepalaku.

aku berjalan menuju kelas,melewati koridor sekolah yang lumayan panjang,melewati lapangan basket yang luas,dan melewati sejumlah sudut kenangan bersamanya dengan susah payah.

"ECAAAA!"

aku menoleh,mencari arah sumber suara dan ternyata Merlin.

"alhamdulilah ca,Lo udah mau berangkat sekolah.gue kangen banget ngantin bareng Lo"ucapnya,aku tersenyum,terlihat jelas tanda kerinduan dimata Merlin.aku memeluknya."Lo harus kuat ya"ucapnya,aku mengangguk.

saat aku berjalan menuju kelas bersama Merlin,nampak sepasang kaki melangkah didepanku,tak asing bagiku, sepasang kaki itu berhenti tepat didepanku.aku hanya menunduk,bukan tidak berani menatapnya,tapi aku lebih memilih menghindari luka yang nantinya akan terbuka kembali.

"permisi ya mas,kita mau lewat"ucap Merlin.
"boleh gue ngomong bentar sama Eca?"ucapnya.suara yang selama ini ku rindukan beberapa hari terakhir,akhirnya aku mendengarnya kembali.
"ehm tapi sorry Eca nya lagi sibuk sama gue,ga bisa diganggu"jawab Merlin.dia berusaha untuk tidak memberikan ruang pada Wildan berbicara denganku,syukurlah.terimakasih Merlin.
"Ca,plis dengerin gue ngomong ya"ucapnya padaku,aku masih menunduk,tidak ingin menatap wajah brengsek itu!
"Eca plis!gue kangen sama lo"ucapnya menunduk,menatapku,melihat wajahku yang tertutup rambutku yang tergerai bebas.beberapa saat mataku bertemu dengan mata hazelnya,dan sialnya airmataku kembali menetes.
"gue yakin lo juga kangen sama gue,iya kan ca?"ucapnya mengusap pipiku yang telah terairi dari sumber mata air alami di tubuhku.aku menepisnya."cukup Wil!"ucapku."belum puas sama kejadian itu?kejadian dimana Lo bikin gue malu,kejadian dimana gue Lo caci maki didepan banyak orang,belum cukupp?!"
wildan,"aku ngerti ca,aku minta maaf aku khilaf.saat itu..saat itu aku lagi.."
claressa yang muak akan alasan Wildan pun tak tahan lagi,"Cukup Wil!gue bilang cukup!"

"pertama kali gue kenal Lo,gue ga respect sama Lo,Lo yang bikin gue tergoda buat mikir kalo Lo emang orang yang beda,Lo emang orang yang dikirim tuhan buat memperbaiki dan mewarnai hari hari gue nantinya,Lo emang yang terbaik,dan berbagai macam pikiran lainnya.tapi nyatanya?gue salah besar wil?gue salah besar!"Lanjut claressa
"Tapi gue ga sengaja semalem ca.."ucap Wildan memelas.
"ga sengaja?ga sengaja apa?ga sengaja mempermalukan gue didepan banyak orang?iya?! sebenernya waktu itu gue ditelfon sama nyokap Lo buat nyari Lo,dia bilang Lo gaada dirumah,dia khawatir.akhirnya gue keluar rumah,malem malem buat nyari Lo.Lo mikir ga si letak hati nurani Lo waktu itu dimana?hah?dimana Wil?!"Ucap Claressa yang benar benar dipenuhi airmata sekarang.
"makannya itu,gue minta waktu lo,gue mau jelasin semuanya"pinta wildan.
"gue gabisa,kelas udah mau mulai"jawab claressa hendak beranjak dari tempat nya.tangannya ditahan Wildan,
"oke,gue tunggu lo di roftoop nanti pas istirahat,gue harap Lo mau dengerin semua penjelasan gue"ucap Wildan.

Jadi sekarang bagaimana?
Tetap bertahan dengan luka yang ada,
atau menambah luka dengan memilih menyerah?
-claressa 2k19

My Perfect Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang