2. Semua Berubah

104K 1.3K 9
                                    

5 tahun kemudian

Samantha pulang ke rumah Stella setelah kuliah.

"Aakh, lelahnya... kenapa juga ban mobilku pakai bocor segala sih." Samantha kesal dengan kejadian siang tadi ban mobil bocor entah perbuatan siapa. Untung ada Jonathan yang membantunya mengganti ban mobil kalau tidak bisa menderita dia ganti ban mobil sendirian.

Samantha langsung menuju kamar untuk mandi daripada berkeringat tak jelas dan bau. Saat mandi ia pun bernyanyi-nyanyi kecil agar moodnya kembali baik. Setelah selesai mandi ia dengan santai saja keluar kamar dengan handuk melilit badan. Tiba-tiba ada tangan kekar memeluknya dari belakang.

"Wangi banget rambutmu, Sam," ucap Sean sambil menciumi leher Sam.

"Seaaan apa yang kau lakukan, keluar dari kamarku," ujar Sam marah pada Sean.

"Tak akan Sam." Tangan Sean langsung memeluknya dengan erat.

"Sean lepas, nanti kak Stella datang bagaimana?" Samantha tetap berusaha melepaskan diri dari pelukan Sean, tapi yang ada malah makin mempererat pelukannya.

"Jangan Sean," tolak Sam.

"Tak perlu menolakku sayang... kau tak ingat masa lalu kita." Sean dengan napsu yang sudah tak bisa ditahan lagi mencium Sam.

"Kau gila Sean mencium adik iparmu sendiri!" Sam marah pada Sean.

"Yaa aku gila padamu sayang dan tak ada penolakan atau kau akan menyesal," ujar Sean lagi yang tak terima penolakan.

"Sudahlah Sean." Sam mendorong sean.

Seakan telinganya tuli Sean langsung mencium bibir Samantha dengan sangat mesra. Samantha tak membuka bibirnya makin lama ciuman Sean makin mesra, ia pun terlena dan membalas ciuman Sean. Mereka terus saling melumat dengan lidah berbelit mesra.

Sean melepaskan tautan bibir mereka dan menatap Samantha. "Aku sangat merindukanmu."

"Sean, aku tak ingin melukai kak Stella," ucap Samantha dengan perasaan bersalah.

"Jangan sebut nama Stella lagi sayang, kamu membuat napsuku hilang," ujar Sean dengan menahan emosi.

"Tapi, Sean." Samantha menggelengkan kepalanya. "Perbuatan kita ini menyakiti kakakku, Sean."

"Kau sukses membuat mood berubah Sam, lihat saja apa yang akan aku lakukan pada daddymu." Sean mengancam Samantha.

Samantha membelalakan matanya. Ia takut terjadi sesuatu pada Daddynya. "Please Sean jangan menghentikan pengobatan daddyku, dia sangat membutuhkannya." Sam memohon pada Sean.

"Layanin aku seperti dulu kita pacaran Sam... nikmati kebersamaan kita seperti dulu, baru aku akan mengabulkan permohonanmu," ujar Sean dengan licik.

Samantha tak percaya Sean yang dulu penuh pengertian bisa berubah seperti ini. Rasanya begitu sakit melihat sikap Sean yang tak peduli lagi dengan perasaannya. Sudah laki-laki itu menikahi kakaknya sendiri dan sekarang dia mengancamnya dengan kondisi keuangan daddy keluarganya yang sedang terpuruk karena habis buat pengobatan.

"Aku memberikanmu kesempatan untuk berpikir Sam.. jangan sampai lama atau daddymu akan menderita tanpa pengobatan dan kakakmu tersayang itu akan ku buat hidupnya makin menderita," ancam Sean lagi pada Sam dan Sam terdiam tak bisa berkata apapun lagi.

"Dan bila kamu berhubungan dengan pria bernama Jonathan itu akan ku buat dia menyesal."

"Apa hubungannya dengan Jonathan Sean?" tanya Sam heran.

"Siapapun pria yang dekat denganmu akan ku singkirkan. Siapapun itu! Kamu hanya milikku dan cuman untukku!" bentak Sean.

"Sean please... kamu itu kakak iparku."

"I don't care Sam! Kamu hanya milikku dan cuma milikku." Sean menatap Samantha serius.

"Sean kenapa kamu seperti ini? Ini bukan kamu yang dulu."

"Sean yang dulu sudah mati Sam! Yang kamu lihat adalah Sean yang sekarang. Kamu paham!"

"Aku gak paham Sean! Yang aku paham kamu kakak iparku, kamu suami kakakku, Stella."

"Walau aku suami kakakmu, tapi kamu kekasihku Sam," ujar Sean lalu meninggalkan Samantha yang terdiam mendengarkan perkataan Sean.

Samantha hanya bisa menangis, dia memang mencintai Sean dari dulu sampai sekarang, tapi status dan keadaan mereka sudah berbeda.

***

Sudah seharian Samantha tak keluar kamar dan sudah tiga hari dirinya menghindari Sean. Ia membuka pintu kamarnya secara perlahan, menoleh ke kanan ke kiri memastikan tak ada siapapun di rumah apalagi Sean. Setelah merasa cukup aman ia keluar kamar, sebenarnya ia malas keluar kamar, tapi ia terpaksa melakukannya karena mendadak lapar sampai cacing cacing di usus nya berdemo minta makan. Akhirnya, ia pun melangkahkan kakinya menuju dapur ingin memasak.

Samantha merasa sangat tenang tak ada siapapun di rumah, ia memasak sambil bersenandung, tanpa menyadari kalau Sean sudah berada di belakangnya. Memperhatikannya saat masak sambil menggerakkan tubuhnya mengikuti irama musik dari ponselnya. Sean langsung memeluk Samantha dari belakang dan ikut bergoyang bersama. Samantha yang dipeluk secara tiba-tiba oleh Sean menjadi sangat tegang.

"Sean apa yang kau lakukan!" Pekik Samantha.

"Nikmati saja Sam." Sean semakin mengeratkan pelukannya.

"Lepaskan aku Sean, aku mohon.'

"Salahmu hanya bergoyang membuat ku bernafsu sayang.. menggodaku untuk meminta kehangatan pada juniorku." Sean yang mencium leher Samantha, tak lama ia pun mengangkat tubuh Sam ke meja pantry dapur dan menciumi bibirnya dengan sangat mesra.

Samantha yang merasa sudah lelah menolak Sean akhirnya menerima semua perlakuan Sean. Ia masih sangat mencintai Sean, ia lah yang terlebih dahulu kenal Sean daripada Stella. Sean semakin mencium dengan ganas bibir Samantha membalas semua yang dilakukan Sean padanya, merasa tak ada penolakan lagi.

"Kita selesaikan ini dikamar," ujar Sean dengan gairah tak tertahankan lagi langsung menggendong Samantha dengan cara bridal style tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

Sean membaringkan Samantha di tempat tidur mencumbu setiap inci tubuh wanita yang dicintainya secara perlahan, tubuh wanita yang begitu Sean rindukan. Wanita yang dari dulu sangat diperjuangkannya, bahkan rela melakukan apapun demi Samantha.

Walaupun, ia sering bercinta dengan wanita lain, bahkan juga dengan istrinya, tapi semua itu tak ada yang bisa menggantikan dengan pesona Samantha. Kenikmatan yang Sean rasakan dulu 5 tahun yang lalu akhirnya bisa disalurkan juga di tubuh mantan kekasih, adik iparnya dan sekarang akan menjadi wanita simpanannya.

Terdengar menggelikan ternyata wanita yang seharusnya menjadi istrinya malah menjadi wanita simpanannya. Ia tidak akan memperlakukan Samantha layaknya wanita simpanan, tapi lebih tepatnya wanita yang sangat dicintainya dan tak bisa dilupakannya walau hubungan mereka sudah kandas 5 tahun yang lalu. Hubungan singkat, tapi sangat meninggalkan bekas yang tak bisa dilupakannya.

Sean tak peduli dengan tujuan apa Samantha mau bercinta dengannya lagi. Meskipun, ia tahu kalau Samantha pasti demi biaya pengobatan Samuel. Ia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya entah itu dengan cara memaksa, mengancam, yang lebih penting saat ini ia hanya ingin menikmati tubuh Samantha dan bisa melakukan pelepasan yang tak dapat ditahannya lagi.

# Miss L
*******************

My Brother In Law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang