Happy reading...
Ara mengerjabkan matanya pelan. Setelah mendengar bunyi alarm yang nyaring didekat kepalanya. Menyesuaikan cahaya lampu yang masuk ke dalam retina matanya.
Gadis itu kemudian melirik ke ranjang sebelahnya, kemudian tersenyum singkat. Sepupunya yang cerewet dan tidak bisa dibantah itu berbaring damai di sebelahnya.
"Ams, bangun. Kau tidak ingin terlambat di acara pernikahanmu sendiri kan?" Seru Ara sembari bangkit dari tempat tidurnya.
Mereka berdua menginap di hotel tempat dimana acara pernikahan Amelia akan berlangsung. Jaehyun memang orang kaya.
Dan Ara, gadis itu langsung tertidur setelah seharian menemani sepupunya kesana kemari menyiapkan segala sesuatu yang ia butuhkan diacara pernikahannya. Ya, meskipun semuanya sudah rampung. Memang Amelia yang berlebihan.
"Hm, ini masih pagi buta, Ara. Lebih baik kita tidur lagi. Aku tidak ingin terlihat mengerikan dengan kantung mata di acara besarku nanti." Gumam Ams dan lantas menarik selimut sebatas lehernya.
"Baiklah, gendut. Tapi jangan salahkan aku, jika nanti Jaehyun memilih untuk mengganti pengantin wanitanya dengan model yang selalu menempeliya itu." Dammit, Arabella!
"Fine! Aku bangun. Kau puas?"
Arabella tersenyum geli. Sepupunya tak pernah berubah. Meskipun dalam beberapa jam lagi akan menjadi seorang istri.
"Pergilah bersihkan badanmu. Aku akan meminta petugas room service membawa sarapan kita ke kamar."
"Baik, nyonya." Seloroh Amelia sebal.
Tak beberapa lama setelah Ara menelpon room service, makanan yang dipesannya sampai, bersamaan dengan datangnya beberapa orang yang akan merias Amelia dan dirinya tentunya.
Ia kemudian dirias terlebih dahulu --karena seorang bridesmaid ia juga harus terlihat cantik bukan?-- Karena sang pengantin belum keluar dari kamar mandi. Ntahlah, apakah gadis itu melajutkan tidurnya di kamar mandi?
Jujur, ketegangan Ara berkali lipat hari ini, pertama yakni kelancaran acara sepupunya ini, kedua adalah pengumuman hasil interview tiga hari yang lalu. Membuatnya was-was bukan kepalang.
•°•
Yuta mengerang sebal setelah mendengar bel kamar hotelnya ditekan berkali-kali. Sungguh, orang ini tidak punya sopan santun.
Pria itu turun dari temat tidurnya, lalu berjalan ke arah pintu. Setelah membuka pintu, ia menatap orang dihadapannya dengan tatapan dingin.
Sialnya, orang yang tidak punya sopan santun ini adalah sahabatnya. Johnny Suh. Ia sudah rapih dengan tuksedo hitam yang melekat sempurna di tubuhnya. Rambutnya ditata rapih. Ia sudah siap.
"Apa?" Tanya Yuta singkat. Namun, dengan tidak tahudirinya, Johnny justru menyelonong masuk ke dalam kamar Yuta.
"Sialan." Umpatnya pelan.
"Cepatlah bersiap, bodoh. Ini sudah jam berapa!" Perintah Johnny kepada Yuta yang tampak masih dengan mata ngantuknya.
"Ini masih sangat pagi, John. Jangan bodoh!"
"Acara Jaehyun memang pagi hari, Nakamoto kaya yang bodoh." Balas johnny geram
Oh, ayolah. Ada apa dengan dua orang ini. Tak bosankah mereka melontarkan kata 'bodoh'?
"Apa Jae sudah ke ball room?" Tanya Yuta, sembari berjalan ke arah kamar mandi.
"Ya, dia melihat persiapan akhirnya." Jawab Johnny yang sedang memainkan ponselnya di atas tempat tidur Yuta santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rules And Yuta (On Huge Revision)
Romance"Once you come in, you never can go out, honey." -Nakamoto Yuta Mempunyai dua orang kakak yang kaya raya tak pernah membuat Arabella berbesar hati. Ia justru tak pernah menerima sepeserpun uang dari kakak-kakaknya. Tidak, bukan mereka tidak memberik...